Banyak orang memandang sebelah mata terhadap siapa-saja yang berkecimpung di kampus berlebel islam atau UIN. Saya tidak tahu kenapa stigma negatif ini begitu merasuk ke tengah-tengah masyarakat luas dari seantero republik ini. Memang, sekali dua kali UIN diberitakan dengan kabar miring mengenai Islam, pemikiran yang sedikit "ngawur" dsb. Tetapi, terlepas dari itu, sesungguhnya wajah UIN saat ini sudah jauh berbeda dari yang dipersepsikan orang.
Saat ini, UIN sudah mulai banyak berbenah di berbagai lini dan bidang. Kita lihat banyak kampus Islam yang bermetamorfosis dari STAIN ke IAIN lalu menuju UIN. Hal ini tentunya semakin membuka lebar kesempatan siapa saja yang mau masuk ke dalam kampus islam tersebut. Selain itu, perubahan nama itu juga berarti semakin banyak bidang keilmuan yang dapat dikaji ole para peminat kampus Islam.
Meski dipandang sebelah mata di rumah sendiri, sesungguhnya, kampus Islam di Indonesia sangat dipandang baik oleh kampus-kampus luar negeri seperti di timur tengah dan sekitarnya. Tak hanya itu, sudah banyak negara-negara tetangga yang mayoritas penduduknya non-muslim pun kagum melihat prestasi kampus Islam yang kian hari kian dapat diandalkan dan diharapkan mampu menghiasi dan mewarnai percaturan dunia.
Contoh saja, UIN Maliki Malang. Kampus ini meski dibilang baru seumur jagung, tapi prestasinya tidak diragukan lagi. Prestasi mahasiswa di berbagai bidang baik level nasional maupun inrternasional ditorehkan secara kontinu oleh civitas akademikanya. Ada prestasi di bidang robotik, debat ilmiah, esai, penelitian, jurnal, dsb, sampai-sampai beberapa saat yang lalu, UIN ditunjuk sebagai tuan rumah PINBA (Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab) IX yang dihadiri oleh berbagai pakar dan pemerhati bahasa Arab baik dalam maupun luar negeri.
Selain itu, ada juga UIN Yogyakarta dengan bangunan megah nan indah. Hal ini menghilangkan stigma negatif bahwa kampus Islam itu kumuh dan kotor. Ada juga kampus UIN Syarif Hidayatullah, kampus yang terus berlomba dengan kampus di sekitarnya terutama dalam bidang teknologi dan kedokteran.
Dari fakta-fakta ini, saya mau menyatakan bahwa saat ini kampus Islam tak dapat dipandang sebelah mata. Tetapi hal ini saya nyatakan dengan beberapa catatan, yaitu mahasiswa kampus Islam tersebut benar-benar menjiwai ruh semangat berIslam yang kuat di dalam dirinya, dosen benar-benar mengajarkan ilmu kepada mahasiswa dan juga mentransfer nilai (transfer of value) kepada mahasiswa sehingga tercipta miliu yang kondusif dalam menjalankan syariat Islam baik di dalam kampus maupun di luar kampus, semangat berkompetisi secara internasional yang Islami harus terus ditanamkan kepada seluruh civitas akademika kampus Islam.
Kampus Islam .. JAYA, JAYA, JAYA !!!