Memasuki hari terakhir
di tahun 2017, saya ingin menutupnya dengan sebuah muhasabah terhadap diri sendiri.
Muhasabah ini sesungguhnya tidak terkhusus untuk menutup akhir tahun saja,
tetapi hendaknya juga dilakukan di setiap hari sebelum beristirahat di malam
hari. Rasul sangat menganjurkan kita untuk selalu menghitung-hitung sudah
sejauh mana rencana-rencana dan juga amalan kita terhadap Allah selama satu
hari penuh. Haasibuu anfusakum qobla an tuhaasabuu. Hitung-hitunglah
dirimu sebelum kamu dihisab (di hari akhir).
.
Maka di akhir tahun ini
mari kita bermuhasabah bersama. Bagaimana kabar pencapaian belajarmu? Sudah
semakin banyak, semakin dalam, semakin banyak? Kalau semakin banyak kamu patut
bersyukur. Tentunya dibarengi dengan tekad kuat untuk mengamalkannya dalam
kehidupan. Sebab kau ingat bahwa ilmu tanpa amal bagai pohon tak berbuah. Kau
tak mau seperti itu kan?
.
Bagaimana pula kabar
ibadahmu? Sudah ajeg kah? Atau masih banyak yang bolong, terutama sholat
lima waktu. Bagaimana bacaan Al-Qur’anmu? Sudah berapa ayat kau hafal tahun
ini? Sudah seberapa banyak yang kau tadaburi, pahami dan kau amalkan isinya?
Banyak atau sedikit tak jadi masalah. Semoga ke depan dapat lebih baik lagi.
.
Berkaitan dengan misi
sosialmu, sudah sejauh mana kamu membantu orang-orang di sekitarmu? Sudah
pekakah kau dengan berbagai fenomena sosial yang terjadi? Apa saja yang kau
coba lakukan untuk membantu mereka yang membutuhkan? Menulis, bersedekah, share
kabar lewat sosial media, atau jangan-jangan masih saja acuh tak acuh dengan
keadaan sekitar? Semoga tidak ya.
.
Tentang persiapan
menggenapkan agamamu bagaimana kabar? Sudah seberapa banyak ilmu seputar
pernikahan dan rumah tangga dipelajari, ditanyakan kepada ahlinya? Atau
jangan-jangan kamu hanya terburu nafsu tanpa melatarbelakanginya dengan ilmu.
Nanti kalau benar-benar nikah baru tahu rasa. Mau main-main sampai kapan?
.
Tentang berbagai
cita-cita yang tertulis di dinding kamar itu, sudah berapa coretan yang
dibubuhkan. Satu, dua, lima, atau bahkan sudah semuanya. Alhamdulillah kalau
sudah semuanya. Kalau pun belum, yuk segera koreksi dan perbaiki serta gapai di
tahun yang akan datang. Aku yakin kamu pasti bisa selama kamu mau.
.
Intinya, coba buka
kembali harapan-harapan di awal tahun ini. Apakah semuanya tercapai. Tercapai
sebagian, seperempat, atau sekian persen saja? Berapa pun harus tetap
disyukuri. Sebab sampai hari ini kita masih sama-sama diberi kesempatan untuk
menghirup udaranya dengan gratis. Kita diberi kesempatan menimba ilmu dengan
begitu mudahnya. Diberi kesempatan menyayangi orang-orang terdekat kita, dan
berbagai anugerah lainnya yang tak mampu dihitung secara matematis. Syukurilah
itu semua dengan bertekad dalam diri untuk bersungguh-sungguh menjadi pribadi
yang lebih baik di hari-hari selanjutnya. Wal tandzur nafsun maa qoddamat
lighod, wattaqullah. Hendaklah setiap manusia melihat apa-apa yang telah
lalu (untuk diambil pelajaran) serta mempersiapkan segala sesuatunya untuk masa
depan. Yang lalu jadikan cermin dalam diri. Bila ada yang salah, sudah waktunya
untuk diperbaiki selagi masih ada waktu. Bila itu baik berterimakasihlah
kepada-Nya. Lantas selanjutnya adalah membuat perencanaan disertai dengan
langkah-langkah konkrit supaya segala yang diinginkan dapat lebih mudah
tercapai.
.
Muhasabah akhir tahun
bila dipandang dari ilmu manajemen, tak ubahnya seperti fungsi pengawasan. Fungsi
dalam manajemen itu berputar terus. Artinya ketika sampai pada tingkat
pengawasan (tingkat terkahir), maka ia akan dijadikan pijakan untuk membuat
perencanaan selanjutnya. Begitu seterusnya. Maka, seyogyanya tidak berhenti di
muhasabah tanpa membuat perencanaan di hari-hari selanjutnya.
.
Bagi saya sendiri 2017 diawali dengan kuliah magister yang semakin dipermudah dari berbagai sisi, berbagai fenomena di tempat kerja yang banyak menginspirasi lahirnya tulisan di blog pribadi, persiapan reuni perak MAN 3 Malang yang memakan banyak waktu dan tenaga, terbitnya karya perdana berupa buku, liburan hari raya Idul Fitri yang jauh lebih bermakna, didapuknya diri sebagai Pembina OSIMA, OSAMA yang amazing, berbagai acara OSIMA yang keren abis, menjadi juri PERAK LINGGARJALI, berseliwerannya undangan nikah dan kabar gembira bayi-bayi yang terlahir ke dunia, idul adha bersama panitia PANDA yang begitu mengesankan, berbagai acara sekolah yang juga sangat menginspirasi, menjadi penguji tes masuk madrasah, menjadi pengawas ujian akhir mahad, acara doa bersama dan sarasehan alumni PERAK 25 Angkatan MAN 3 Malang di akhir tahun dan menikmati liburan akhir tahun di Kota Malang. Sepertinya memang agenda tahun ini tidak sepadat tahun sebelumnya. Tapi sepertinya agenda tahun depan akan sangat padat merayap. Apa pun dan bagaimana pun semuanya harus tetap disyukuri.
.
Bagi saya sendiri 2017 diawali dengan kuliah magister yang semakin dipermudah dari berbagai sisi, berbagai fenomena di tempat kerja yang banyak menginspirasi lahirnya tulisan di blog pribadi, persiapan reuni perak MAN 3 Malang yang memakan banyak waktu dan tenaga, terbitnya karya perdana berupa buku, liburan hari raya Idul Fitri yang jauh lebih bermakna, didapuknya diri sebagai Pembina OSIMA, OSAMA yang amazing, berbagai acara OSIMA yang keren abis, menjadi juri PERAK LINGGARJALI, berseliwerannya undangan nikah dan kabar gembira bayi-bayi yang terlahir ke dunia, idul adha bersama panitia PANDA yang begitu mengesankan, berbagai acara sekolah yang juga sangat menginspirasi, menjadi penguji tes masuk madrasah, menjadi pengawas ujian akhir mahad, acara doa bersama dan sarasehan alumni PERAK 25 Angkatan MAN 3 Malang di akhir tahun dan menikmati liburan akhir tahun di Kota Malang. Sepertinya memang agenda tahun ini tidak sepadat tahun sebelumnya. Tapi sepertinya agenda tahun depan akan sangat padat merayap. Apa pun dan bagaimana pun semuanya harus tetap disyukuri.
.
Semoga kita senantiasa
diberi keistiqomahan untuk berada di atas jalan-Nya, memperbaiki diri setiap
harinya, menjadi insan penebar kebaikan sepanjang masa, menjadi lebih baik
setiap hari guna memperoleh predikat hamba-Nya yang beruntung. Bukan menjadi
hamba yang terus-menerus menghabiskan hari-hari dalam dosa dan kesalahan dan
dimasukkan dalam golongan orang yang merugi bahkan celaka.
.
Malang, 31 Desember 2017