Tadi siang, usai UAS Teologi Islam, aku menghubungi Ust. Uril Bahruddin. Saya memang berjanji untuk bertemu beliau untuk sekadar mengumpulkan tugas kumpulan makalah-teman-teman PBA sekelas saya, kelas D yang seharusnya sudah saya kumpulkan 4 hari yang lalu. Tetapi, tak apalah yang penting masih diperbolehkan oleh dosen yang bersangkutan. Kami bertemu di masjid tarbiyah, setelah menyerahkan tugas, kami berbincang-bincang dengan bahasa Arab. Kami berbincang mengenai ma’had dan juga musyrif-musyrifah. Kata Beliau, beliau beberapa waktu lalu bertemu dengan seseorang dan berkata bahwa anaknya asli probolinggo sekarang menjadi musyrifah untuk kedua kalinya. Seketika itu aku ingat Fathma Zahara Sholeha, karena memang di antara teman-teman sekelas yang menjadi musyrif-musyrifah untuk kali kedua ya hanya Fathma, kalau saya, Agung Muttaqien, Wildan, dan Ocha sudah ketiga kalinya. Lalu, aku diminta membawa referensi yang cukup banyak dari parkiran bawah perpustakaan ke lantai 3 gedung El-Zawa. Kata Beliau, “memang kita harus mencari tempat yang sesuai bila ingin menulis sesuatu, nah di El Zawa ini tenang, kalau di kantor itu ramai dan banyak masalah yang timbul.” Setelah sampai di lantai 3 gedung El-Zawa aku duduk di hadapan beliau melanjutkan perbincangan dengan hangat selama kurang lebih hampir 10 menit. Setelah itu kami harus berpisah karena ustadz harus bertemu dengan mahasiswa semester atas nampaknya yang ingin konsultasi skripsi atau apalah. Akhirnya, aku minta izin untuk kembali ke mabna.
Juni 16, 2015
TIPS Menulis dari Ust. Uril Bahruddin
Dari perbincangan hangat dengan beliau aku dapatkan beberapa pelajaran, bahwa hidup ini haruslah seproduktif mungkin, jadikan hidupmu produktif dengan manulis. Lalu, jika akan menulis carilah tempat dan waktu yang tenang karena memang kondisi psikis dan juga lingkungan yang tenang akan mempengaruhi hasil tulisan Anda. Semoga semua ilmu yang ditularkan Beliau bermanfaat dan semoga di lain kesempatan dapat berbincang lebih banyak, atau mungkin berpartner dalam berbagai hal yang bermanfaat, semoga dan semoga.
Malang, 16 Juni 2015
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar