Adinda, ketika suatu saat nanti, Kakanda tak mampu lagi menulis cerita indah melalui tulisan sebagaimana awal kita bersua, kuharap Adinda selalu ingat bahwa segala tulisan itu datang dari hati. Maka, simpan segalanya dalam hati kecilmu. Semoga tulisan itu penuh kebaikan, tidak berisi kebencian. Sehingga dapat diambil pelajaran berharga, olehmu, juga oleh keluarga kecil kita kelak.
Adinda, ketika suatu saat nanti, Kakanda tak mampu lagi mengucap kata mesra seperti dahulu kala. Kuharap Adinda memahaminya. Tenang, jauh di lubuk hati, nama Adinda tak pernah luput terucap. Berderet indah bersama jutaan pinta penuh kebaikan kepada-Nya. Kuharap Adinda tak kecewa. Simpan saja semua kata dalam baris puisimu. Persis seperti kau menyapaku sepanjang waktu. Semoga Kakanda tak pernah luput mengucap dan mengajarkan kata-kata baik kepada Adinda dan keluarga kecil kita nantinya.
Adinda, bila suatu saat nanti, Kakanda tak mampu lagi melangkahkan kaki bersama ke tempat-tempat romantis. Kuharap Adinda tetap bahagia. Semoga Kakanda tak pernah luput menuntun Adinda di atas jalan kebaikan.
Adinda, bila suatu saat nanti, Kakanda tak lagi dapat senantiasa menggenggam tangan Adinda. Kuharap Adinda tak pernah jenuh menggenggam mimpi-mimpi kita bersama. Menggenggam mimpi keluarga kecil kita untuk kembali bersua di surga-Nya.
Adinda, bila suatu saat nanti, Kakanda tak lagi mampu memandang wajah cantikmu. Kuharap kau tak pernah berhenti menatap masa depan dengan penuh percaya diri. Bahwa di sana ada ujian dan cobaan yang siap dihadapi dengan ketegaran dan ketangguhan sikap. Bahwa di sana tergambar rona bahagia kita berdua. Bahwa di sana ada keindahan tak terduga.
Pada akhirnya, segalanya harus terukir dalam hati terdalam. Tak peduli pesan-pesan itu telah terhapus, kenangan-kenangan dalam media digital itu punah, atau berbagai media sosial ini hilang tak tersisa. Kita masih mampu mengenangnya dengan sempurna dalam hati kita masing-masing. Jauh lebih syahdu.
.
Sekelumit tulisan terlahir begitu saja. Bersama senja yang akan segera turun dari langit. Mengalihkan mentari dan menggantikannya dengan bulan purnama. Semoga Adinda tetap bahagia. Kunantikanmu di Kota Sejuta Rindu beberapa waktu ke depan. Dariku, yang selalu menantikanmu di antara deret tugas yang menggebu.
Malang, 3 Juni 3018