يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ
Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir, Ayat 5).
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kepada manusia bahwa kehidupan dunia itu melenakan. Sayangnya banyak manusia tidak menyadarinya. Ada lafaz inna yang menegaskan sesuatu. Lalu ada nun tasydid yang mengindikasikan perhatian penuh dari sekalian manusia tentang kehidupan dunia yang sangat melenakan.
Selain kehidupan dunia, ada satu hal lagi yang melenakan manusia, yaitu setan yang pandai menipu. Bagaimana menipunya? Menipunya dengan cara manusia menganggap dirinya seolah-olah telah taat kepada Allah. Padahal sikap semacam ini harus dijauhi oleh manusia.
Ada 4 hal yang menipu manusia, yaitu ilmu, ibadah, ahli tasawuf simbolik dan harta. Yang pertama adalah ilmu. Orang yang memiliki ilmu dan tertipu oleh ilmunya biasa dikategorikan sebagai ulama suu’ atau ulama bejat. Ia menjual ilmunya demi kehidupan dunia yang sementara ini.
Yang kedua adalah ahli ibadah. Ahli ibadah ini ingin agar ibadahnya diketahui oleh orang lain. Kita tahu sekarang ini banyak orang berlomba mengunggah kegiatan ibadahnya di sosial media. Mau salat update status di instagram, mau berdoa update status di instagram, dan seterusnya. Hal-hal semacam ini sangat melenakan. Efek terjauhnya adalah lahirnya sifat riya dalam diri seseorang. Ia ingin amalannya diketahui orang lain.
Yang ketiga adalah ahli tasawuf simbolik. Orang semacam ini melabeli dirinya dengan simbol-simbol yang menurutnya merujuk pada satu orang yang dianggap alim, dianggap ahli ibadah. Misalnya, ia memakai jubah dan dengan jubah tersebut dianggap ahli ibadah. Ia memakai surban dan peci ke mana-mana agar dipanggil ustaz dan lain sebagainya.
Yang keempat adalah harta dan orang yang beramal dengan hartanya. Hanya saja, ia dilingkupi oleh riya, ingin dipuji sekelilingnya. Keikhlasannya luntur dengan cepat.
Empat hal inilah yang diungkapkan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. Semoga kita senantiasa dijauhkan oleh Allah dari terpedaya akan kehidupan dunia dan godaan setan yang memperdaya kita dari mengingat Allah. Aamiin.
#day4subuh #Ramadan #08052109