Beberapa hari lalu, saya dibuat kaget ketika ketua OSIMA Putri berkata bahwa realisasi anggaran dana LPJ OSIMA minus. Lha, kok bisa? Ternyata kekhawatiran saya terjadi. Saya merasa ada yang tidak beres dengan proses realisasi dana yang saya berikan kepada pengguna anggaran.
Beberapa saat lalu, bagian konsumsi meminta uang sekian ratus ribu kepada saya untuk membeli konsumsi. Dia meminta uang lagi beberapa hari kemudian. Saya kira jumlahnya cukup besar dan saya khawatir bagian putri kekurangan. Kemudian bendahara panitia berkata bahwa ia butuh uang sekian ratus ribu dan saya beri tahu bahwa sisa uang di saya tidak sampai segitu. Berarti mestinya ada sisa uang yang sedang dipegang oleh panitia lainnya.
Saya pun meminta bendahara untuk meminta nota dan sisa uang dari bendahara. Sisa uang konsumsi LPJ OSIMA Putri saya berikan kepada ketua OSIMA Putri untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Beruntung LPJ OSIMA Putri hanya dua hari, berbeda dengan putra yang sampai tiga hari.
Setelah dikorescek ternyata ada sisa dan saya kira cukup untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Setelah LPJ usai, ketua OSIMA Putri menyatakan bahwa uang yang dipegang tidak cukup untuk kebutuhan selama LPJ. Saya katakan bahwa coba bendahara kroscek lagi, saya akan berikan sisa uang yang ada di saya dan bila masih kurang berarti harus ditanggung oleh santri yang menggunakan. Hal ini supaya mereka belajar tanggung jawab dalam memanfaatkan uang dengan sebaik-baiknya.
Maka, di sinilah pentingnya siapa pun dalam organisasi harus paham alur pengajuan, penggunaan, sampai pelaporan dana. Jangan main serobot birokrasi yang sulit. Saya sendiri tidak menyulitkan, tetapi hanya mengingatkan bahwa memang dalam organisasi ada aturan dalam hal keuangan yang harus diikuti dan jangan dilanggar. Semoga kejadian semacam ini tidak terjadi pada masa mendatang. © Muhammad Amin
Kamis, 3 Oktober 2019 20:08