Sekitar pukul 00.00 tanggal 13 Juli 2022, rombongan FSH UIN Sunan Gunung Djati berangkat dari UIN SGD Bandung menuju Lampung. Perjalanan akan melewati Selat Sunda dengan kapal feri. Sekitar pukul 5 pagi, rombongan FSH telah sampai di rumah makan Simpang Raya Merak. Setelah selesai salat Subuh dan mengambil sarapan kotak, kami melanjutkan perjalanan menuju dermaga Merak.
Sekitar pukul 8 pagi, rombongan sudah berada di atas kapal feri menyeberangi Selat Sunda. Saya bersama beberapa kawan memilih lantai paling atas karena mencari pemandangan terbuka dan kafe. Lagu NOAH diputar sepanjang perjalanan. Membuat saya sebagai pencinta NOAH mengikuti alunan lagu sambil sesekali meneguk air dan menikmati makanan ringan yang dibawa.
Kami menyempatkan foto di dek atas kapal feri dengan latar belakang Selat Sunda. Langit biru tidak terlalu terik. Namun, angin laut memang cukup kencang. Sayang sekali, saya lupa tidak membawa jaket kala itu. Beruntung saya masih kuat dengan dinginnya angin laut.
Satu jam perjalanan tidak terasa. Kami pun sampai di dermaga Bakauheni, Lampung. Kami melanjutkan perjalanan sekitar 1 jam menuju UIN Raden Intan Lampung. Kampus yang mendapat julukan kampus hijau karena begitu bersih dan asri. Kami pun membuktikannya sendiri. Selain lahan yang luas, memang lingkungan begitu bersih dan tertata rapi. Parkir motor dan mobil teratur. Ada fasilitas 2 mobil yang bisa dipakai sekitar 6 orang untuk memutari kampus. Itu lho, mobil yang biasa dipakai di istana negara untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Nggak tahu sih namanya apa.
Kami dijamu dengan ramah di rektorat, gedung pusat akademik dan penelitian. Gedung 10 lantai yang cukup luas. Pertama kali masuk, kami disuguhi resepsionis dengan ornamen emas di banyak sisi. Ada juga maket kampus yang tampak mirip antara satu dengan lainnya. Ada juga tempat duduk kekinian berbagai warna dengan busa yang cukup empuk untuk menunggu di lantai 1.
Kami naik ke lantai 2 dan memasuki ruang pertemuan. Ruangan yang didesain dengan konsep bioskop ini memang sangat indah. Kursi disusun berundak. Terdapat layar cukup lebar, entah ukuran berapa, yang menampilkan citra dari layar laptop operator dengan begitu jelas dan terang. Kesan teknologi terkini begitu terasa.
Setelah mendengar sambutan rektor UIN Raden Intan Lampung dan juga dekan FSH UIN SGD Bandung, acara usai dengan penandatanganan nota kesepakatan dan penyerahan cendera mata. Kami melanjutkan acara dengan makan siang, salat Zuhur, dan berkeliling kampus. Beberapa orang memilih makan siang di tepi kolam ikan yang cukup luas berada tak jauh dari gedung rektorat.
Sekitar pukul 1 siang, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel Golden Tulip Springhill Lampung untuk melaksanakan agenda berikutnya, seminar moderasi beragama. Seminar akan diisi oleh Dr. Budiono dari Universitas Lampung dan Dr. Yusuf, wakil dekan 1 Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung. Sebelum seminar, kami menikmati makan siang dan cek in kamar hotel.
Seminar dilaksanakan pukul 16.30 sampai azan Magrib berkumandang. Setelah Isya, kami makan malam dan menikmati sajian karaoke di ruang seminar. Karena tidak ada kegiatan resmi malam ini, beberapa orang memilih menghabiskan malam di kamar atau berjalan-jalan malam sekadar mencari udara atau mencari jajanan di sekitar Lampung.
Pagi hari berikutnya, kami sarapan di lobi hotel dan cek out pada pukul 8.30. Melanjutkan perjalanan menuju dermaga mutun untuk menyeberang ke pulau Tegal Mas dengan kapal bermuatan 40 orang. Beberapa orang memilih berada di dek luar sambil menikmati pemandangan, melempar canda, ngobrol ke sana kemari, dan jangan lupa berfoto dan mengambil video.
Setengah jam kemudian, kami sampai di pulau Tegal Mas. Kami naik kol tepak yang telah dimodifikasi menjadi kendaraan penumpang yang bisa muat sekitar 10 orang sekali jalan. Saya mendapat giliran terakhir menaikinya untuk diantar menuju lokasi cottage.
Setelah masuk cottage, kami melepas lelah karena matahari cukup terik siang ini. Selepas Zuhur, kami makan siang. Menjelang sore hari, beberapa orang mulai snorkling sampai pukul 16.30. Selepas Isya, kami makan malam ditemani sajian hiburan karaoke secara bergantian dari kami.
Saya yang awalnya hanya duduk dan menikmati sajian karaoke, tak mampu lagi menahan diri untuk tidak maju, bergoyang, sembari melantunkan lagu apa pun. Suasana sudah cukup sepi saat itu karena sudah menjelang setengah 10 malam. Pada lagu terakhir, Los Dol, saya memberanikan diri menyanyikan lagu. Jujur, ini pengalaman pertama dan ternyata cukup mengasyikkan menghibur orang lain melalui lagu yang kita nyanyikan. Maklum, selama ini sekadar karaoke sendirian di kamar atau di kantor. Belum pernah sekalipun tampil menyanyi di depan banyak orang. Malam itu berakhir bahagia, meriah, dan tentu saja terkenang sampai nanti. Kami pun beristirahat usai lelah berkaraoke.