Sekitar 6 tahun lalu, aku pernah naik kereta api di Thailand. Itu adalah pengalaman pertama naik kereta api. Setelah beberapa waktu, aku ingin sekali naik kereta api di negeri sendiri. Masak iya, sudah pernah naik kereta api di luar negeri, tetapi belum pernah naik kereta api di negeri sendiri? Kayak kurang afdal aja gitu.
Akhirnya, keinginan naik kereta api pertama di negeri sendiri terealisasi pada Jumat, 10 Juni 2022. Aku memesan tiket seminggu sebelumnya. Awalnya ingin pesan tiket tanggal 3 Juni, tetapi karena satu dan lain hal, saya undur satu minggu kemudian. Efeknya saya harus membayar denda sebesar 25 persen dari harga tiket. Kupilih tiket kelas premium (kelas tengah antara eksekutif dan ekonomi). Bahkan, aku sampai harus atur jadwal ulang sebanyak dua kali hanya karena mengganti tempat duduk. Oh, ya, harga tiket premium KA Harina dari Bandung ke Bojonegoro sebesar 315.000. Jadi, saya harus merogoh kocek sebesar 315.000+79.000+79.000=473.000. Harganya hampir setara dengan tiket kelas eksekutif, 550.000.
Sebelum naik kereta api, kutonton beberapa reviu tentang KA Harina, cara memilih tempat duduk, dan sebagainya. Tiket sudah terbeli, sekarang waktunya menunggu waktu keberangkatan tiba.
Tibalah Jumat malam, bakda salat Magrib, aku minta tolong Pak Galih untuk mengantarkan ke depan Borma Cipadung. Kupesan Gojek. Pesanan pertama ditolak, pesanan kedua baru diterima. Alhamdulillah. Aku sempat bercakap-cakap dengan pengemudi Gojek beberapa saat. Beliau mencari jalan tercepat menuju stasiun Bandung. Bahkan, di beberapa perempatan, beliau mengambil rute yang tidak biasa untuk menghindari kemacetan yang mengular. Maklum, Jumat malam adalah jam orang ingin pulang, termasuk pulang kampung. Ketika bertemu perempatan, beliau mengambil arah kiri (bebas hambatan/langsung), kemudian berputar arah untuk belok ke kiri lagi. Sebenarnya itu jalur lurus, beliau melakukannya agar bisa menempuh waktu lebih cepat.
Sampai di sekitar jalan Asia Afrika, ternyata cukup ramai. Banyak kendaraan roda dua diparkir di pinggir jalan sebelah kanan. Ada juga beberapa bus yang mau mengunjungi beberapa tempat di sana. Akhirnya, sampailah aku di stasiun Kota Bandung pukul 19.30, masih satu jam lagi keberangkatan kereta api Harina. Aku bertanya kepada petugas terkait apakah perlu mencetak tiket kalau memakai KAI Access, mereka menjawab, tidak perlu. Langsung saja menuju pintu keberangkatan untuk discan barcode kemudian menuju peron sesuai kereta.
Sambutan yang ramah, tempat yang bersih dan luas, meskipun tempat duduknya tidak begitu banyak untuk menunggu. By the way, stasiun Bandung adalah stasiun percontohan di Indonesia. Pelayanan standar bandara sudah diterapkan di sini. Lihatlah betapa banyak porter barang bergerak ke sana kemari untuk membawa barang penumpang. Digitalisasi lewat e-boarding pass, sky bridge, dan pelayanan prima menjadi ciri khas kemajuan PT. KAI secara umum.
Sebelum masuk gerbong premium 1, kusempatkan menuju gerbong restorasi untuk memesan makan malam. Kupesan nasi ayam geprek (semacam KFC). Aku menunggu cukup lama, setengah jam lebih. Lima menit sebelum kereta berangkat, aku turun dari gerbong restorasi untuk menuju gerbong premium 1, gerbong paling ujung. Pukul 20.25 kereta mulai bergerak menuju barat Bandung. KA Harina akan berhenti di stasiun Cimahi, Purwakarta, dan Cikampek sebelum nanti bergerak menuju timur ke arah stasiun Cirebon, Semarang Tawang, Nglobo, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan, dan berakhir di stasiun Pasarturi.
Tak banyak yang bisa diabadikan karena perjalanan malam hari. Pelajaran yang kudapat dari perjalanan dengan KA pertama kali adalah sebagai berikut,
- Untuk gerbong kelas premium, pilih gerbong dengan angka besar, atau yang terakhir. Misalnya premium ada empat gerbong, pilih saja gerbong premium 4 agar ketika turun di stasiun mana pun, turun di bagian paling dekat dengan stasiun.
- Trik memilih kursi penumpang untuk gerbong kelas premium, kalau tujuanmu di Cimahi, Purwakarta, atau Cikampek, pilih saja kursi dengan nomor 12-20. Kalau ingin dekat jendela pilih huruf A atau D. Kalau tujuanmu di timur, seperti Cirebon, dan seterusnya, pilih saja kursi dengan nomor 1-11.
- Untuk pesan makanan, kalau bisa membawa makan dari luar stasiun lebih baik. Kalau terpaksa memesan dari gerbong restorasi, kamu bisa memesannya lewat aplikasi KAI Access ketika mendekati jam boarding. Pilih saja menu Railfood, pilih menu, dan tunggu pesananmu datang.
- Pakai pakaian lengan panjang, jaket, sweater, atau semacamnya dan juga sepatu. Mengapa? Pengalaman kemarin karena saya memakai sandal, ternyata AC cukup dingin karena kita berada di atas kereta selama 10 jam. Kalau perlu bawa bantal dan selimut pribadi.
Secara umum, aku senang naik KA untuk pertama kalinya di Indonesia. KAI sekarang sudah maju, kursi di kelas premium bisa diatur (reclining seat). Makanannya meskipun mahal-maklum, namanya juga kendaraan umum-tetapi rasanya oke. Pelayanan bagus, responsif, ada Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api), di setiap perhentian, pasti diinformasikan oleh kondektur yang nama dan nomor HP-nya bisa kita lihat di papan nama bagian depan tiap gerbong. Ketepatan waktu, atau bahkan datang lebih cepat adalah salah satu keistimewaan kereta api daripada transportasi umum lain.
Aku sampai di stasiun Bojonegoro pukul 06.31 sesuai jadwal. Untuk beberapa bulan ke depan, sepertinya kereta api akan menjadi pilihan cerdas ketika akan pulang kampung dari Bandung ke Bojonegoro. Barangkali lain waktu juga pada rute sebaliknya aku ingin mencoba naik kereta api.