Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang tampangnya berandalan, tetapi punya hati bak malaikat? Adakah ia di dunia nyata?
Namanya Bahar Safar, bagus nian namanya. Segala bentuk kekerasan tampaknya tak ada yang dilewatkan. Mulai mabuk-mabukan, berkelahi, dan sebagainya.
Masa mudanya kelam. Buya, gurunya di pondok menyerah dengannya. Bahar memilih hengkang dari tempat suci. Berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Tidak jelas apa yang dilakukannya.
Setelah sekian masa, ia merasa dipermainkan takdir Tuhan. Berbagai peristiwa menimpa hidupnya. Tak punya banyak teman, tetapi sebenarnya ia begitu berdampak positif di akhir hidupnya. Seolah ingin “membalas dendam” masa lalunya dengan jalan yang berbeda. Kalau pakai frasa Islam, mengikuti keburukan dengan kebaikan.
Jangan lupakan 3 santri yang mirip-mirip nakalnya dengan Bahar. Mendapat tugas suci dari buya untuk mencari Bahar. Mereka pun menunaikan tugas tersebut dengan baik dan sempurna. Bagaimana keseruan perjalanan mereka mencari kabar Bahar? Silakan membaca buku ini secara lengkap. Kelihaian penulis tak diragukan lagi karena pembaca dibuat tidak sabar melanjutkan membaca halaman demi halaman.
Oh ya, tiga santri itu bernama Hasan, Kaharudin, dan Baso. Ada banyak pelajaran berharga dari perjalanan mencari Bahar. Buya dengan mata batinnya sengaja memilih mereka karena sungguh mereka begitu istimewa, terlepas dari kebengalan mereka di pondok, persis seperti Bahar.
Buku ini diperuntukkan bagi kalian pencinta petualangan mencari makna teka-teki hidup. Bagi saya, tiap kita punya masa lalu, apa pun itu tidak masalah, tetapi tiap kita juga punya kesempatan menjalani masa depan. Pilihan kita mau menjadikan masa depan penuh kisah membahagiakan atau memilukan. Ingat, tak hanya masa depan di fananya dunia, tetapi juga di kekalnya akhirat sana.
#reviu #buku #reviubuku #reviunovel #novel #tereliye #resensi #janji #reviubukubymuhammadamin #juni #13062022