Manusia biasa yang pastinya juga merasakan kesedihan. Lha wong Nabi saja, sebagai panutan kita, juga pernah merasakan kesedihan yang amat mendalam, tatkala ditinggal mati istri beliau Khadijah serta paman beliau Abu Thalib.
Pertanyaan yang selalu mengemuka kemudian: “Bisakah kita menggantikan rasa sedih itu menjadi ceria kembali dalam sekejab?” … Ah, manusia, memang tabiatnya, selalu ingin terburu-buru!
Akan tetapi –Alhamdulillah– ternyata cara itu ada. Tetapi ada syaratnya. Apa syarat itu? Mudah saja, anda percaya dan yakin (haqqul yaqin) kepada Allah Azza wa Jalla.
Mudah-mudahan, dengan sebab membaca doa ini, Allah akan rasa sedihnya dan menggantikannya dengan rasa ceria kembali. Berikut caranya, anda cukup membaca do’a dibawah ini, disertai keyakinan bahwa Allah akan mengangkat rasa sedih anda :
اللِّهُمَّ إنِّي عَبْدُك ،
ابْنُ عَبْدِكَ ، ابْنُ أَمَتِكَ ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ ، مَاضِ فِيَّ حُكْمُكَ ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ ، أَوْ أنْزَلْتَهُ فِي كِتَاَبِكَ ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ ، أنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي ، وَ نُورَ صَدْرِي ، وَ جَلاءَ حُزْنِي ، وَ ذَهَابَ هَمِّي
Allahumma inni ‘abduka, ibnu ‘abdika, ibnu amatika, naasiyati biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adhlun fiyya qadha’uka asaluka bi kulli ismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, aw an-zaltahu fi kitabika, aw’allamtahu ahadan min khalqika, awista’tharta bihi fi ‘ilmil-ghaibi ‘indaka, an taj’alal-Qur’ ana Rabbi’a qalbi, wa nura sadri, wa jalaa’a huzni, wa dhahaba hammi
Artinya: “Ya Allah Sesungguhnya aku ini adalah hamba, anak dari hamba-Mu laki-laki, anak dari hamba-Mu perempuan. Ubun-Ubunku berada di tangan-Mu, mengikuti keputusan takdir-Mu dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu, Nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diri-Mu, atau Engkau sebutkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hamba-Mu (Nabi), atau Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu, hendaknya Engkau menjadikan al Qur’an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku.” (HR Ahmad, Ibn Hibban)
Garansi untuk mereka yang membaca do’a ini adalah: “Barangsiapa mengalami kesedihan, lalu membaca doa (seperti yang tersebut diatas) pasti Allah lenyapkan kesedihannya itu, lalu Allah gantikan dengan keceriaan saat itu juga.”
Mudah bukan?