Kembali Ke Atas
Beranda
Opini
Pendidikan
GURU PROFESIONAL
Unknown Unknown
September 20, 2014

GURU PROFESIONAL


       Siapa yang tak kenal guru. Satu sosok patriotik yang menjadi tumpuan sebuah bangsa dan diharapkan mampu mendidik serta mencetak generas-generasi penerus yang handal dalam berbagai bidang disiplin ilmu. Menurut Husnul Chotimah, guru merupakan fasilitator alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada peserta didik. Makna tersebut terkesan masih begitu sempit. Maka, saat ini arti guru sudah mengalami perluasan. Kata guru dapat diartikan seorang yang menguasasi sebuah bidang ilmu pengetahuan, pendidik, pengarah, suri tauladan bagi orang yang ia ajar.
       Kata-kata guru kembali familiar di telinga saya mengingat saat ini saya sedang menempuh jurusan Pendidikan Bahasa Arab di sebuah kampus yang digadang akan menuju kampus berlevel internasional. Sebagai seorang calon pengajar atau calon guru, tentunya keingintahuan mengenai profesi guru ini semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi, saat ini penulis sedang berada di semester 5 yang kurang lebih 2 tahun lagi akan menyelesaikan program strata 1 ini. Alhamdulillah, sejauh ini, sudah banyak materi-materi atau matakuliah yang berhubungan dengan pendidikan yang penulis ketahui. Mulai psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, pengantar pendidikan, dan sebagainya. Sehingga, hal ini semakin memantapkan hati penulis untuk menjadi seoran guru yang benar-benar guru.

       Menjadi seorang guru bukan satu hal yang mudah. Mungkin mudah dalam pengungkapan kata-kata, tetapi prakteknya tak semudah yang dibayangkan. Seorang guru dituntut memiliki beberapa keterampilan untuk menjalankan proses pembelajaran yang baik, mulai tahap persiapan, pelaksanaan, sampai pada tahapan evaluasi. Guru yang ideal menurut buku Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif karangan Jamal Ma’mur Asmani menyebutkan harus 5 aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, moral, sosial, emosional, dan motorik. Kecerdasan intelektual berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru. Kecerdasan ini harus ditopang dengan kecerdasan moral agar ilmu yang disampaikan benar-benar valid dan tidak menjerumuskan peserta didik serta melatih peserta didik agar lebih fokus dan konsentrasi pada aspek proses daripada sekadar hasil akhir. Selain itu, kecerdasan sosial juga sangat penting dimiliki seorang guru guna bekerjasama dengan rekan sejawat yang tentunya memiliki karakter yang bisa jadi sama sekali berbeda. Kecerdasan emosional akan menjadikan seorang guru tidak cepat marah, tersinggung dalam berbagai kondisi yang dialaminya. Kecerdasan motorik akan menuntun guru untuk terus bersemangat dalam hal berkompetisi dengan rekan sejawatnya, terutama dalam hal menjadi guru yang profesional.
       Selain itu, guru juga harus menguasai berbagai ilmu yang berhubungan dengan kependidikan. Misalnya psikologi pendidikan dan perkembangan yang dapat diaplikasikan dalam mengenali berbagai karakter peserta didik. Media pembelajaran dan e-learning juga perlu diketahui guna mempermudah proses pembelajaran dari sisi efektivitas dan efisiensi waktu. Pengetahuan mengenai RUU Sisdiknas, kurikulum, dsb juga amat penting agar dalam pembelajaran dapat benar-benar sesuai dengan garis-garis yang telah ditentukan oleh undang-undang serta kurikulum terbaru.
       Mungkin beberapa hal di atas dapat menjadi sebuah motivasi menjadi seorang pendidik. Ada lagi satu statemen yang banyak disampaikan oleh dosen berlatarbelakang islam yaitu bahwa ruh atau jiwa guru itu adalah segalanya dalam hal kesuksesan guru tersebut mengajar dan juga kesuksesan murid dalam menerima materi pelajaran. Jadi, jiwa guru atau perenungan yang lebih mendalam mengenai hakikat seorang guru harus terus diberdayakan demi lahirnya seorang guru yang bukan hanya abal-abal tapi guru yang memang patriot tanpa tanda jasa yang jerih payahnya senantiasa dikenang oleh anak didik serta bangsanya.

SALAM PENDIDIKAN

Penulis blog

Terima kasih sudah berkunjung. :)