Sungguh menyenangkan hari ini. Pagi hari, kusholat subuh, dilanjutkan dengan shobahullughoh seperti biasa. Karena ini terakhir, maka kami berfoto ria. Saat itu, tak sengaja kami melihat satu orang yang datang ke kampus dengan mengendarai sepeda motor. Setelah memarkir sepeda motornya di parkir gedung B, ia menggeser palang yang biasanya melintangi sepeda motor untuk melewatinya. Usai itu aku dan kawan-kawan berujar, mission 1 complete, next to the mission 2. Lalu kami berlalu dan kembali ke mabna. Kusiapkan segala sesuatunya karena hari ini aku berencana pulang ke Bojonegoro. Aku bersih diri, sarapan dan aku ikuti perkuliahan istima' yang diampu oleh Ust. Qoribullah Ba Biker.
Meski hari ini teman-teman banyak yang pulang, tetapi Ustadz Sudan ini tetap masuk dan mengajar seperti biasanya. Judul istima' kali ini adalah Quds atau Yerussalem yang menjadi pusat bagi 3 agama samawi, yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Beliau bercerita panjang lebar tentang Quds. Quds Qodiim yang di dalamnya jalan begitu sempit, bangunan lama, jalan tak teratur, Kota dilingkupi dengan pagar. Namun, setelah beberapa waktu pagar itu dirasa tak begitu berguna sehingga mereka menghancurkannya dan membangun bangunan baru di luar pagar tersebut. Mereka bangun peradaban baru, jalan yang luas, tata kota yang rapi, bangunan mewah bertingkat, dsb. Usai matakuliah ini, aku bersiap untuk pulang. Setelah sampai di terminal langsung saja aku naik Patas Jatim menuju terminal Bungurasih pukul 11.00. Jalanan hari ini sungguh macet tak terkira. 2 jam setelahnya, aku sudah berada di terminal bungurasih dan kutemui ayahku yang sudah menunggu sedari tadi. Langsung saja kami berdua ditemani oleh supir Mas Min -begitu aku memanggilnya- menuju Kota Angling Dharma. Di tengah jalan usai melewati sebuah gerbang tol, kami bertemu dengan 2 orang tentara yang tampaknya ayahku kenal dan mereka juga memang sedang ingin mencari tumpangan untuk pulang. Langsung saja mereka masuk mobil dan bersama kami meluncur ke Kota Bojonegoro.
Sepanjang perjalanan kami begitu asyik berbincang masalah politik yang sedang hangat-hangatnya. Apalagi kalau bukan masalah Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa. Kami berbincang sangat seru sekali. Kami menganggap kalau sampai Jokowi maju dan benar-benar menjadi presiden negeri ini, kami berkeyakinan bahwa rezim Megawati akan kembali berkuasa karena menurut padangan kami semua bahwa Jokowi sekarang ini sedang disetir oleh Megawati. Tentu kita masih ingat bagaimana Megawati menjual Ligitan, dsb untuk pihak asing yang dampaknya sangat merugikan negara kita, Indonesia.
Kami lebih sepakat dan mendukung Prabowo. Menurut perawakan saja, Prabowo tampak lebih gagah, berwibawa dan terlihat sangat cocok untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Prabowo mendapat sokongan dari berbagai pihak seperti Ahmad Dani, partai Islam selain PKB, Rhoma Irama. Selain itu, banyak khalayak seperti Persatuan Pedagang Kaki Lima juga bersepakat untuk membulatkan satu suara untuk Prabowo. Kemudian, pernah suatu waktu ada yang berkata bahwa presiden Indonesia ke depan itu harus bisa lancar berbicara bahasa inggris karena memang harus sering melakukan kerjasama internasional dengan negara lain.
Dari hasil wawancara wartawan Jakarta Post dengan kedua calon, tampaklah bagaimana Jokowi begitu kikuk menghadapi pertanyaan yang dilontarkan dan terkesan kesusahan dan kesulitan menjawabnya dalam bahasa Inggris dan seringkali menggerakkan tangannya seperti bahasa isyarat. Lain halnya dengan Prabowo yang memang memiliki pengalaman untuk bercakap bahasa Inggris lebih baik, maka Beliau menjawab dengan bahasa inggris yang begitu mantap semua pertanyaan yang diajukan oleh wartawan Jakarta Post tersebut.
Jokowi memang banyak kekurangan. Bukan masalah menggugat atau tidak suka dengannya, tapi marilah kiranya sebagai seorang muslim sejati kita buka rahasia-rahasia di balik kepemimpinan Jokowi sebelum menjadi bakal capres seperti saat ini. Kita lihat dari segi kinerja. Tampak sekali Jokowi begitu tidak konsistennya dalam hal memimpin suatu daerah. Kita tahu Solo belum genap 5 tahun dipimpin ia pindah memimpin Jakarta. Jakarta pun belum genap masa jabatannya ia sudah mau menjadi presiden. Ketakutan penulis adalah kalau benar Jokowi menjadi presiden, bisa jadi ia nanti tinggalkan atau mengundurkan diri dari kursi kepresidenan dan akan membuat kisruh bangsa. Dari sisi agama, meski menganut Islam, tapi sebenarnya ia tak begitu paham Islam dnegan baik. Ini tampak dari berita yang tersiar bahwa ia tak bisa wudhu dan mengimami sholat. Ia meminta bantuan dana dan dukungan moral bersama Megawati Sukarnoputri ke Vatikan (Paus) agar ia bisa lolos menjadi presiden republik ini. Ini menampakkan bahwa imannya masih setengah-tengah, belum sempurna. Bagaimana kita bisa dipimpin oleh orang yang status keagamaannya sangat patut untuk dipertanyakan. Kemudian dari sisi pencitraan. Jokowi begitu tersentak bila pencitraannya begitu buruk di mata rakyat, maka ia tampak sering blusukan ke pasar lalu foto dengan ibu-ibu disana meski hakikatnya ia tak benar-benar bekerja. Ia hanya pencitraan saja. Lain halnya dengan yang dilakukan Risma, walikota Surabaya yang beberapa waktu lalu sempat menjadi perbincangan hangat terkait penutupan Doli. Meskipun sama-sama kader PDIP, Risma tampak lebih pintar dan berwibawa dari sekadar Jokowi. Risma benar-benar blusukan dan bekerja. Ia mengajak warga untuk bersih-bersih, kerja bakti, dsb. Selain itu, menurut berita yang saya baca dari sebuah situs, situs tersebut mengungkapkan bahwa Jokowi tampak sekali pencitraan pada masyarakat sekitar yang baik. Namun, dalam hal pergaulan dengan pegawai atau bawahannya ia seakan acuh tak acuh. Seperi tampak pada kasus Ahok yang melakukan sesuatu dan bila gagal, Jokowi mengatakan "Kalau gagal, itu salah dia (Ahok), tapi kalau itu berhasil, maka yang dikenang adalah gubernurnya (saya)". Dari sini, tampak Jokowi begitu sombongnya.
Lalu, ada juga slentingan mengenai kepemimpinan SBY ronde 2 saat ini. Ayah saya berkata, "Masak sudah jadi presiden 2 kali, nasib tentara tidak pernah terpikirkan di benak seorang SBY yang notabene adalah seorang peurnawirawan yang tentu asalnya dari tentara. Kenapa kesejahteraan polisi saja yang terus menjadi perhatian utamanya. Kita lihat saja polisi sekarang diberi mobil yang mewah sedangkan tentara hanya dibekali motor. Sungguh begitu ironi melihat ini semua."
Tak terasa kami sudah masuk kota Gresik. Sesampai di pertigaan kantor NU Gresik, di persimpangan jalan kami melihat sebuah poster besar bertuliskan "LILLAHI TA'ALA, SEBAGAI UMAT NABI MUHAMMAD RASULULLAH, BISMILLAH PRABOWO-HATTA RAJASA" Saya begitu suka dengan pernyataan berani ini. Entah siapa yang membuatnya, namun, hal ini menunjukkan dan ingin menyadarkan masyarakat untuk pintar-pintar memilih dalam pilpres yang akan digelar 9 Juli mendatang. Maka, saya kira kita sebagai umat Islam pandai-pandailah dalam memilih pemimpin bangsa ini. Jangan sampai hanya karena tergiur uang yang diberikan salah satu pendukung calon lantas membuat kita mudah mengikuti kemauan mereka. Lantas kita meninggalkan keyakinan. Jangan sampai hal itu terjadi. Jadi, saran saya. PILIHLAH DENGAN PERTIMBANGAN AKAL SEHAT, AGAR MASA DEPAN BANGSA LEBIH MAJU DARI SEKARANG"
Salam damai.
MUHAMMAD AMIN