Siang ini, 26 Februari 2016. Khutbah jumat kali ini disampaikan oleh ustad Salim Al Idrus. Siang ini yang dibahas adalah masalah cinta dan benci berdasar hadits
Ø£Øبب Øبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما، وأبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون Øبيبك هونا ما
yang artinya : Cintailah seseorang sekadarnya bisa jadi ia akan jadi orang yang kau benci suatu hari nanti. Begitu pula bencilah seseorang sekadarnya saja, bisa jadi ia akan menjadi orang yang kau cintai suatu saat nanti.
Dari hadits ini, kita bisa belajar yang disebut dengan hukum keseimbangan. Janganlah menyikapi kehidupan itu terlalu ekstrem kanan atau kiri. Bersikaplah di tengah-tengah. Bila kita bawa ke dalam konteks cinta-yang tidak sekadar hubungan antara sepasang kekasih tentunya, hal ini akan berdampak pada keseimbangan hidup, kedamaian hidup.
Bila kita cermati dalam kehidupan sehari-hari saja, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari mendatang, jangankan hari mendatang, beberapa menit ke depan saja kita tidak tahu, akankah orang yang ada disekitar kita yang awalnya selalu berdiri mendukung segala program kita, tiba-tiba mereka berubah pikiran. Bisa jadi bukan? Atau barangkali orang yang selama ini kita benci mati-matian, suatu saat membantu kita ketika kecelakaan, siapa yang tahu? Kalau kita sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita, maka bagaimana pula kita mengetahui apa yang akan terjadi pada orang lain. Maka dari itu, selalu bersikap seimbang dan berpikir positif atau bahasa kerennya "husnudzon" menjadi jalan yang harus ditempuh oleh setiap kita.
Bukankah di dalam peribahasa juga disebutkan bahwa sebaik-baik sesuatu adalah yang di tengah-tengah? خير الأمور أوسطهاั yang artinya sebaik-baik perkara adalah yang berada di tengah-tengah. Maka dari itu, bersikaplah sewajarnya, mencintai sekadarnya, membenci sekadarnya, maka hidup kita akan damai dan tenteram seahtera.
Disampaikan oleh Ustad Salim Al-Idrus.