Di tengah hiruk-pikuk pekerjaan yang kian menumpuk. Di antara
deru tugas kuliah yang rasanya tak mau berhenti. Di sana ada diri yang sedang
meronta untuk diberi jam istirahat. Lelah memang, tetapi apa sih esensi
kesibukan itu sendiri?
Mungkin bagimu, rutinitas yang tetap setiap hari adalah
kesibukan. Bagi yang lain menganggur pun dianggap kesibukan. Walau tentu ada
lebih banyak lagi yang pura-pura sibuk. Tapi bagiku kesibukan-kesibukan itu
sesekali membelenggu. Meskipun sesekali menyenangkan diri.
Ketika skala prioritas telah dibuat. Ketika semua rencana telah
selesai diprogramkan. Tetapi nyatanya itu hanya formalitas. Tak berbuah
realita, sekadar mimpi yang lagi-lagi tak berujung nyata.
Sesekali aku ingin menyepi. Menyendiri. Tak perlu orang lain
tahu segala keluh kesahku. Biarkan diri ini merenung sejenak. Bermuhasabah atas
apa yang telah diperbuat sepanjang hidup.
Pernah pula terlintas keinginan untuk keluar dari segala
kesibukan ini. Beralih pada kesibukan lain yang entah akan lebih sibuk atau
lebih santai. Apalagi lingkungan begitu mendukung untuk melakukan itu semua.
Masihkah mau bertahan?
Ya, tapi inilah hidup. Syukuri kesibukan yang ada. Selalu ingat
bahwa banyak orang di luar sana menginginkan kesibukan sebagaimana yang kita
dapati saat ini. Jadi, kalau sudah seperti itu, apa kamu masih saja terus
mengeluh atas kesibukan yang melanda? Lagi pula itu juga keputusanmu sendiri
untuk terjun dalam kesibukan yang saat ini digeluti kan?
Semoga diri ini semakin sadar bahwa kesibukan ini anugerah.
Tandanya kita dituntut produktif. Menggunakan waktu yang ada dalam kebaikan
yang terus meluas. Akhirnya tidak ada kesempatan yang terbuang sia-sia.
Bukankah itu begitu membahagiakan? Sebab tak ada yang tahu sampai titik mana
kehidupan kita akan berhenti.
@muhamin25 | 8 November 2017