Ada kalanya diri mematung seorang diri. Tiba-tiba selayang memandang wanita begitu anggun, pintar, baik, salehah. Ia tampak menafakuri ayat-ayat Quran. Dibacanya dengan penuh pemaknaan. Sesekali sesenggukan, air matanya tak terbendung. Diusapnya air mata yang jatuh dengan ujung kain rukuh.
Aku hanya bisa memandang dari jauh. Melihatnya dari balik jendela masjid itu. Sesekali mengintip melihat wajah ayunya. Maa Sya Allah. Bolehkah hamba bersanding dengannya?
Aku mengenalnya sejak pertama kali masuk madrasah aliyah. Kami sekelas selama tiga tahun. Terlibat berbagai konflik dan tergabung dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Di kampus kami pun masih satu jurusan. Beberapa kali sekelas. Masih pula satu organisasi yang sama. Kami juga mengabdi di tempat yang sama. Bahkan sampai hari ini kutuliskan cerita ini. Kami masih berada di tempat yang sesungguhnya sama. Hanya berbeda posisi saja. Dahulu siswa, sekarang pengasuh.
Aku bukan bermaksud menjadi teman yang makan teman. Aku tahu dia suka t