Pernahkah dirimu secara tiba-tiba bertemu seseorang yang tak disangka-sangka? Ia hadir begitu saja dalam kehidupanmu. Terlebih ia adalah lawan jenis. Awalnya ia datang untuk mengagumimu dari jauh. Mengagumi karya-karyamu, mengagumi apa yang ada pada dirimu. Sebatas itu. Tetapi lambat laun, kau dapati banyak kesamaan antara dirimu dan dirinya. Lalu tiba-tiba ada rasa "klik" begitu saja. Tanpa rencana, tanpa diduga-duga datangnya.
Sebut saja namanya Indah. Di sebuah senja yang indah, secara tiba-tiba ia menemukan tulisan salah satu pemuda yang berseliweran beberapa waktu lalu di linimasa facebooknya. Ia baca tulisan-tulisan itu dan ia putuskan untuk menambahkannya sebagai teman. Tak lama kemudian, permintaan pertemanan tersebut diterima oleh yang bersangkutan. Hatinya senang bukan kepalang. Ia memohon izin kepada yang bersangkutan untuk membaca tulisan di berbagai media sosial yang dimilikinya. Yang bersangkutan pun mengizinkan. Lalu, percakapan bergulir di antara mereka berdua.
Yang bersangkutan tampaknya juga bahagia bisa mengenal Indah. Pertanyaan dari yang bersangkutan disambut jawaban-jawaban singkat, beberapa kali cukup panjang. Menyesuaikan jenis pertanyaan tentunya. Bagi yang bersangkutan, Indah cukup menarik. Indah adalah ulusan sastra di salah satu kampus bonafit di sebuah kota pendidikan, ia juga cukup aktif berkecimpung di organisasi yang bernaung di bawah dua syahadat yang melingkar itu. Ia pun tahu bahwa yang bersangkutan aktif dalam organisasi di bawah naungan yang sama, meskipun berbeda tingkatan. Bagi yang bersangkutan Indah adalah sosok yang sepertinya selama ini dirindukan kehadirannya. Beberapa waktu kemudian, yang bersangkutan tahu bahwa Indah satu daerah dengannya, mengajar adik laki-lakinya, juga bertetangga dengan saudaranya. Ah, dunia tampak begitu sempit di matanya. Lalu, kelindan antara organisasi yang satu frame, satu daerah, satu hobi, lagi-lagi tak dapat membendung benteng tinggi yang sudah dibangun susah payah bertahun-tahun lalu. Hari ini yang bersangkutan mengakui benteng itu roboh perlahan, meski belum seluruhnya runtuh.
Semakin ke sini, yang bersangkutan semakin bingung menentukan pilihan. Benarkah ini obat patah hati bertahun-tahun lalu yang dijanjikan? Benarkah ini jawaban doa-doa panjang itu? Ia masih terus meneliti dengan sangat teliti. Jangan sampai menyesal kemudian. Ya Allah, berikan petunjuk-Mu pada hamba-Mu yang lemah. Tiada daya dan kekuatan kecuali kekuatan dari-Mu.
#31032018