Kemarin, saya berkesempatan
mengikuti salah satu seminar Internasional Kolaboratif. Sama seperti pada Kamis
lalu, hari ini dua pembicara dari luar Indonesia berbincang masalah tantangan
pembelajaran Bahasa Arab di Era Globalisasi. Pembicaranya adalah Prof. Dr.
Shalih Al-Shitsri, Syekh Abdul Aziz Al-Zeid, H. Syuhadak Sholeh, Ph. D., dan
Dr. H. Uril Bahruddin, MA. Meski telat hampir satu jam setengah, dimulailah
seminar tersebut.
Pembicara pertama, Prof. Dr.
Shalih Al-Shitsri dari King Khalid University Arab Saudi yang menyampaikan
bahwa untuk mewujudkan pembelajaran Bahasa Arab yang dibutuhkan dibutuhkan
empat hal, yaitu kurikulum yang bagus, guru yang terlatih, murid yang
cemerlang, dan lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor umum yang
berpengaruh pada pembelajaran Bahasa Arab: 1) Faktor agama (amaliyah ibadah,
salat, puasa, haji, dan sebagainya)(, 2) Faktor ekonomi. Sedangkan tahapan
pengembangan pembelajaran yaitu mengungkap, belajar secara sengaja, dan
takhasus (konsentrasi).
Adapun masalah-masalah yang
paling jelas tampak dalam pembelajaran Bahasa Arab di ASEAN sebagai berikut:
1. Mengabaikan adanya keseimbanmgan dalam menyampaikan seluruh
maharah (keterampilan berbahasa). Guru lebih banyak mengedepankan keterampilan
membaca dan menulis daripada mendengar dan berbicara).
2. Tidak tersedianya buku-buku penunjang dan kurikulum ilmiah yang
didasarkan pada hal-hal akademis.
3. Metode klasik
4. Guru yang tidak kompeten di bidangnya.
5. Bergantung pada penerjemahan dalam pembelajaran Bahasa. Lemah
dalam berkomunikasi secara verbal.
6. Lemahnya dalam penciptaan lingkungan berbahasa.
Usulan sebagai solusi
1. Menambah pelatihan-pelatihan bagi guru.
2. Mengalihkan penelitian yang berhasil di sekitar negara ASEAN dan
di luar ASEAN.
3. Mengembangkan pelatihan atau pembelajaran jarak jauh.
4. Intensif pelatihan pada keterampilan komunikasi.
5. Penyelenggaraan guru-guru Bahasa.
6. Mengadakan workshop pekerjaan untuk menyelesaikan masalah.
7. Membuat Perkumpulan Pengajar Bahasa Arab.
8. Mementingkan media komunikatif modern dan memanfaatkannya dalam
pembelajaran.
9. Mementingkan dengan internet.
Sesi
selanjutnya disampaikan oleh Syekh Abdul Aziz Al-Zeid dari Yayasan Sosial Al-Joud
Kuwait. Beliau menyatakan bahwa setiap muslim memiliki kontribusinya masing-masing
dalam memajukan Islam. Ada yang bergerak di bidang ekonomi lewat perdagangan
dan lain-lain, ada yang bergarak di Pendidikan, social, dan bidang lainnya. Salah
satu cara memajukan pendidikan di suatu negara adalah dengan mendatangkan guru professional
ke negara tersebut. Bahasa Arab adalah dasar Islam. Bahasa Arab selama 1400
tahun lebih masih dapat dipahami. Bahasa Arab dijaga oleh Alquran. Allah yang
berjanji menjaganya. Padahal bahasa lain memiliki dialek yang setelah beberapa
kurun waktu lenyap, tidak diketahui, punah. Generasi terkini tidak memahaminya
lagi.
Pada
sesi tanya jawab, ada hal-hal penting yang menjadi catatan dari para pemateri,
yaitu:
1. Belajar Alquran (musyafahah) hendaknya langsung dari guru.
Belajar harus bertahap. Diawali dengan pembelajaran secara intensif dilanjutkan dengan kelas takhasus.
2. Cara membangun yayasan Bahasa Arab dengan menerapkan RnD
(penelitian dan pengembangan) yang diawali dengan analisis kebutuhan dan
seterusnya.
3. Ta’lim itu lingkungan yang dibuat (bi’ah musthona’ah), bukan bi’ah
haqiqi. Sebab pembelajaran itu by design, didesain memang untuk pembelajaran.
Tidak alami. Tetapi, meskipun lingkungan belajar itu lingkungan yang
diciptakan, ia diusahakan mirip dengan lingkungan aslinya (haqiqi).
4. Dialek-dialek Bahasa Arab yang ada di Mesir dan di beberapa
negara lain bila dipelajari secara mendalam akan ditemukan satu titik bahwa
kesemuanya adalah menuju Bahasa Arab Fushhah. Bahasa Arab yang digunakan dalam
syiir adalah kosakata yang jarang dipakai.
5. Pembelajaran bahasa hendaknya dimulai dengan kaidah Bahasa yang
fungsional (tarkib, bukan nahwu dan shorof). Setelah itu belajar keterampilan
berbicara (kalam) meskipun tujuan belajar untuk diplomasi, Alquran atau
tujuan-tujuan lainnya.
Itulah
rangkuman dari Seminar Internasional Kolaboratif yang fokus pada Bahasa Arab.
Semoga seluruh ilmu yang didapat dapat diaplikasikan dalam pembelajaran Bahasa
Arab.