Merdeka menurut saya pribadi adalah bebas dari cengkeraman asing, dari otoritarianisme. Merdeka sejati adalah merdeka secara jasad dan hati. Merdeka dari segala macam bentuk kekerasan fisik, sekaligus pembullyan yang merusak mental anak bangsa.
Merdeka itu bebas dari segala kedengkian, kebencian, kemurkaan kepada sesama. Juga bebas dari segala hal buruk kepada lingkungan. Merdeka sejati juga tentang kejernihan hati dari segala penyakit hati.
Dalam konteks yang lebih aplikatif, mari mengurangi penggunaan sampah plastik, menghindari membuang sampah tidak pada tempatnya. Itu bila dikaitkan dengan isu lingkungan hidup.
Bila dikaitkan dengan spiritual, mari memberangus kebiasaan telat salat berjemaah di masjid. Mari menghilangkan kebiasaan menunda amal kebaikan dan sesegera mungkin menjauhi segala larangan Allah.
Bila ditarik ke ranah politik, mari secara total memberantas korupsi. Mari terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kerukunan dalam kemajemukan. Mari senantiasa gotong-royong, saling membantu dalam kebaikan. Mari hidupkan diskusi publik tentang berbagai kebijakan pemerintah baik di tingkat daerah hingga pusat.
Merdeka sejati juga merdeka dalam berpikir. Pikiran kita tidak dikotak-kotakkan pada pengetahuan yang menurut kita benar. Mari terus memperluas wawasan keagamaan, kebangsaan, juga dunia global. Dengan begitu, insyaAllah kita akan benar-benar siap menyongsong masa depan baru bangsa sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat dunia.
Akhirnya, semua harus bermula pada diri sendiri. Merdeka dalam pikiran, perkataan dan perbuatan sebagaimana tertulis dalam bunyi dasa dharma pramuka terakhir yang terkenal itu. Dengan bekal itu semua, maka kemerdekaan keluarga, bangsa, juga hal-hal lain akan mengikuti.
#renungansore #renungankemerdekaan #DirgahayuRepublikIndonesia #HariUlangTahunKe-74BangsaIndonesia #17082019 #MERDEKA