Dalam setiap perpindahan manusia, akan selalu hikmah tersembunyi. Kadang kita bisa menangkapnya langsung, terkadang harus meraba-raba dan mereka-reka terlebih dahulu. Tak jarang juga, kita merasa terhenyak dengan pernyataan-pernyataan dari orang yang ditemui di tengah perjalanan.
Kemarin, saya naik bus dari Surabaya ke Bojonegoro. Seperti biasanya, bus penuh sesak, tetapi beruntung masih ada sedikit tempat sekadar bersandar ke samping tempat duduk sembari mendengarkan percakapan orang-orang terdekat. Mungkin di sana ada yang menarik untuk dijadikan pelajaran.
Saya memperhatikan seorang asyik berbincang dengan orang yang baru dikenal di sebelahnya. Membahas perihal keluarga masing-masing, pekerjaan, sampai pada ranah pemerintah yang mengeluarkan BPJS dan KIS. Kudengarkan saja sampai mereka puas berbincang.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang turun dari bus. Saya mengambil tempat duduk tepat di baris belakang paling tengah, diapit 5 orang di kanan dan kiri. Tak lama kemudian, satu orang sebelah kiri saya sampai di tujuan dan duduklah orang yang saya perhatikan tadi di sebelah kiri saya.Kami pun berbincang, dari mana, mau ke mana, sudah berkeluarga, kerja di mana. Pertanyaan pada umumnya orang yang baru bertemu. Perbincangan meningkat pada ranah pekerjaan. Beliau sekarang bekerja di Balikpapan. Bekerja di salah satu BUMN, mengerjakan proyek dan tentu saja dengan mobilisasi yang tinggi. Sebelumnya beliau pernah menjadi seorang guru, tetapi beliau banting setir ke proyek.
Satu kunci sukses beliau adalah mengeluarkan jatah 2.5 persen dari gaji, berapa pun yang diterima kepada keluarga terdekat. Mulai yang awalnya masih ratusan ribu sampai saat ini gajinya sudah jutaan, beliau tak pernah berhenti mengeluarkan 2.5 persen dari gajinya. Saya salut, terhenyak, seolah ditampar keras oleh perilaku orang ini.
Saya kira beliau orang biasa saja, ternyata beliau pernah nyantri dan menjalankan total wejangan kyainya meskipun tentu saja tidak secara keseluruhan. Tetapi, saya salut. Usahanya dilandasi dengan pengetahuan agama yang kuat.
Pelajaran yang didapat, jangan melihat seorang sekilas hanya dari penampilan luarnya, bisa jadi ladang ilmunya sangat perlu kita serap sebanyak-banyaknya. Kedua, bersihkan hartamu dengan 2,5 persen kepada keluarga terdekat yang membutuhkan, insyaAllah rezeki lancar. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk menggali hikmah di mana pun kita berada.