Hidup dipenuhi dengan rangkaian masalah. Hidup adalah rangkaian kejadian demi kejadian yang berkelindan sedemikian rupa sehingga menimbulkam harmoni. Naik turun, jungkir balik, kaya miskin, susah senang, segalanya berpasangan dengan kebalikan. Semuanya sementara, seperti tema tulisan hari ke-27, kemarin. Hidup yang dipenuhi masalah adalah sebuah perjuangan. Ada pengorbanan di sana. Misalnya kamu ingin mendapat nilai sempurna dalam mata kuliah A, maka waktumu fokus untuk mempelajari ulang materi mata kuliah A, perhatianmu ke sana. Singkirkan sejenak komik, nongkrong nggak jelas, jalan-jalan nirfaedah, dan berbagai halangan dan gangguan menuju cita-citamu. Itu baru contoh kecil saja, dalam hal yang lebih kompleks, misalnya ketika sudah berkeluarga, apa pun dikorbankan. Kesenangan pribadi, me time, ego, keinginan tak berkesudahan ke dalam kepentingan bersama yang manfaatnya lebih luas dan jangka panjang. Ini lumrah adanya. Dalam hal lain pun istilah berkorban sudah menjadi alasan ketika
Juli 28, 2020
Pengorbanan yang Menghadirkan Ketenangan Hati
Hidup dipenuhi dengan rangkaian masalah. Hidup adalah rangkaian kejadian demi kejadian yang berkelindan sedemikian rupa sehingga menimbulkam harmoni. Naik turun, jungkir balik, kaya miskin, susah senang, segalanya berpasangan dengan kebalikan. Semuanya sementara, seperti tema tulisan hari ke-27, kemarin. Hidup yang dipenuhi masalah adalah sebuah perjuangan. Ada pengorbanan di sana. Misalnya kamu ingin mendapat nilai sempurna dalam mata kuliah A, maka waktumu fokus untuk mempelajari ulang materi mata kuliah A, perhatianmu ke sana. Singkirkan sejenak komik, nongkrong nggak jelas, jalan-jalan nirfaedah, dan berbagai halangan dan gangguan menuju cita-citamu. Itu baru contoh kecil saja, dalam hal yang lebih kompleks, misalnya ketika sudah berkeluarga, apa pun dikorbankan. Kesenangan pribadi, me time, ego, keinginan tak berkesudahan ke dalam kepentingan bersama yang manfaatnya lebih luas dan jangka panjang. Ini lumrah adanya. Dalam hal lain pun istilah berkorban sudah menjadi alasan ketika
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar