Hampir satu bulan saya off dari menulis. Namun, ini bukan berarti saya tidak menulis sama sekali. Masih menulis sebenarnya, tetapi berbeda konten dan konteksnya saja. Ketepatan saya bulan lalu mengikuti kelas 21 Hari Kuliah IG asuhan Aaron Blenda dan Rico Huang. Sudah lama sebenarnya ingin mengikuti kelas tersebut, alhamdulillah keturutan juga. Saya benar-benar seriusi kelas ini karena saya ingin tahu polanya. Saat ini saya sedang mengikuti Kelas Instagram Organik asuhan Niko Julius.
Kelas-kelas
itu berbayar, tidak gratis. Mengapa saya rela membayar mahal. Ada yang seratus
ribu, dua ratus ribu, dan lain-lain. Lagi-lagi saya harus katakan bahwa ini
adalah investasi otak ke atas. Salah satu prioritas saya dalam hidup adalah
mengoptimalkan segala potensi dalam diri, salah satunya dengan mengikuti
berbagai kelas yang digelar melalui daring tersebut.
Membeli
adalah tanda menghargai. Lalu ada yang bertanya, emangnya kalau gratis nggak
menghargai? Ya, nggak gitu juga mikirnya. Maksudnya dengan membeli ada perasaan
saling membutuhkan, tidak hanya sekadar transaksional belaka. Membeli suatu
karya, kelas, atau apa pun bentuknya adalah suatu penghargaan. Saya ingat perkataan
Panji Pragiwaksono, standup komedian menyatakan bahwa kalau ada teman minta “harga
teman”, saya katakan sama dia, harganya lebih mahal dari seharusnya. Mengapa?
Jawabannya karena teman sejati senantiasa mendukung karena tahu bagaimana
perjuangan kita untuk bisa sampai pada titik ini. Waw, nampar banget nggak tuh?
Sebenarnya
saya tidak menafikan mereka yang suka gratisan. Itu juga bagus sebagai awal,
sebagai stimulus, sebagai penyemangat, tetapi yang sering ditemukan adalah
hadirnya rasa meremehkan. Karena dapat buku gratis, tidak segera dibaca. Karena
sekali dapat gratisan, selamanya pengen gratisan. Kan jadi mental miskin kalau
seperti ini.
Beberapa
motivator menyebutkan bahwa mindset orang kaya adalah memberi. Ia tak mau
sekadar menerima tanpa adanya timbal balik. Bahkan sebisa mungkin memberikan
yang lebih baik daripada yang pernah diterima. Maka, mindset orang kaya ketika
misalnya mereka makan berdua di restoran, keduanya berlomba untuk saling
traktir, bukan berlomba untuk minta gratisan.
Intinya, bila
ingin naik kelas, cobalah kelas berbayar. Di awal boleh kamu ikut yang 30.000
atau 50.000. Ke depan kamu harus investasikan sebagian uang untuk hal-hal seperti
ini. Sensasi ikut kelas berbayar BEDA. Sekilas sama, tetapi tentu ada lebih banyak
hal yang bisa didapatkan dari kelas berbayar. Contohnya bonus ebook, relasi,
grup mentoring, event khusus, dan lain-lain. Investasi ini mungkin tidak menghasilkan
saat ini, tetapi saya selalu yakin akan ada masanya semua lelah belajar hari
ini terbayar lunas dengan tercapainya cita-cita di masa depan.