Kita dibesarkan oleh kultur berbeda. Ada yang terbiasa disiplin ketat. Ada yang dididik dengan kelembutan. Ada pula yang dididik melalui seni, dan melalui didikan-didikan lainnya.
Saya mengamati bahwa orang yang memiliki jiwa seni punya cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan. Cara mereka menjalani kehidupan pun tentu berbeda dari manusia rata-rata.
Tersebut seorang atasan di sebuah instansi pendidikan. Beliau memang berjiwa seni tinggi. Salah satu tandanya adalah beliau suka memainkan gitar sembari menyanyi di tengah kesibukan mengurus ini dan itu.
Beliau pun punya kawan yang seirama. Kawan yang selalu bisa diajak hore-hore alias bersenang-senang walau sekadar bernyanyi satu atau dua lagu.
Lama berkawan, ternyata takdir memisahkan. Kawan sang atasan harus menghadap Tuhan terlebih dahulu. Sang atasan sedih. Sebagai tanda bela sungkawanya, beliau memasang status rekaman video menyanyi bersama sahabat baiknya itu di media sosial.
Sang bawahan, yang suka menonton status sang atasan, tak heran dan setuju bahwa memang sahabat baik sang atasan punya jiwa seni tinggi. Anak sang sahabat pun bergerak di bidang seni. Sang bawahan kagum dengan bagaimana cara pencinta seni menikmati dan menjalani kehidupan.
Ia bisa diumpamakan pencinta sastra. Hidupnya tak hambar, tak monoton, berwarna sebab setiap hari bertemu nada dan kata. Berolah rima dan ketukan satu-dua membuat kehidupan berjalan asyik.
Kadang sang bawahan merasa bahwa selama ini dirinya banyak dibesarkan di lingkungan yang monoton dan tanpa warna. Maka, sejak bertemu para pencinta seni dan peikmat sastra, rasanya ia ingin bergabung di dalamnya dan mereguk kenikmatan hidup tiada tara.
#renunganmalam #pencintaseni #penikmatsastra