Jumat lalu, 25 Februari, genap diri ini berusia 28 tahun. Satu usia yang bisa dibilang cukup matang dalam banyak hal penting. Kuliah sarjana selesai, kuliah magister pun selesai. Beberapa bekerja, meniti karier, menikah, punya anak, bahkan bisa membeli rumah.
Barangkali itulah gambaran yang ada di kepala kita ketika memikirkan usia 28. Kali ini, aku ingin berbagi catatan seputar ulang tahun yang bisa dibilang unik, tetapi mungkin biasa saja bagi orang lain.
Beberapa tahun terakhir, aku lupa kapan mulainya, ucapan selamat ulang tahun dikirimkan oleh beberapa aplikasi atau web yang aku menjadi anggota di dalamya. Katakanlah Kaskus, barangkali juga web atau aplikasi lain.
Aku pun memutuskan menyembunyikan tanggal lahir beberapa tahun terakhir. Apa tujuannya? Sekadar ingin tahu siapa yang benar-benar peduli dan tahu kapan tanggal lahirku. Ya, sesederhana itu.
Nyatanya memang hanya keluarga inti, beberapa sahabat di Facebook, meski seringnya tidak ada ucapan sama sekali. Jangan lupa soal web dan aplikasi tadi yang mengingatkan tiap tahun dan memberikan harapan terbaik untukku.
Setelah sampai pada usia ini, aku semakin sadar bahwa tidak terlalu penting seberapa banyak orang yang ingat ulang tahun kita, sebab memang tak ada yang benar-benar peduli dengan itu. Atau sedikit sekali yang peduli.
Aku jadi ingat perbincangan beberapa malam lalu dengan seorang kawan bahwa pada usia-usia emas seperti 28 ini, kita sudah semestinya memikirkan bagaimana masa depan kita dibentuk. Bagaimana menjalaninya, tidak hanya dengan gurau dan canda, tetapi keseriusan dalam berbagai hal, baik itu soal materi, kesehatan, kesejahteraan, dan sebagainya.
Lantas kita membandingkan diri dengan beberapa kawan yang sudah lebih dulu sukses, lalu meneliti diri kita sendiri, sudah sejauh manakah upaya kita mencapai impian tiap tahun itu? Sudahkah serius? Atau masih main-main saja sampai saat ini? Jawab sendiri dalam hati kecilmu.
Pada akhirnya, berhenti membandingkan diri. Mari susun rencana dan aplikasikan rencana tersebut menjadi kenyataan. Yakinlah satu per satu jalan akan terbuka. Yakinlah satu per satu mimpi akan tergapai. Muaranya adalah jangan lupa mensyukuri tiap pencapaian, sekecil apa pun, semenderita apa pun untuk menggapainya sebab itu semua adalah gabungan antara usaha manusia, doa tiada henti, dan takdir Sang Pencipta.
27 Februari 2022