Kembali Ke Atas
Beranda
Bandung
CERITA
CPNS
My First Impression About Kota Bandung
Muhammad Amin Muhammad Amin
Mei 01, 2022

My First Impression About Kota Bandung

Kali ini aku bakal share gimana kesan pertama ketika datang di Kota Bandung. Kota yang katanya kota romantis, kota bunga, atau sebutan-sebutan lain mungkin.

Sejak datang di Kota Bandung pada 22 Maret 2022 dini hari, Kota Bandung masih lengang. Setengah 3 pagi, aku turun dari bus Pahala Kencana bersama seorang teman, duta petani milenial Tuban. Ketepatan jadi teman ngobrol sepanjang perjalanan dari Bojonegoro sampai Bandung.

Teh Tawar

Menjelang siang, kami berdua membeli sarapan di sembarang warung yang ditemui. Kami sarapan nasi kuning dengan lauk kering tempe, telur suwir, telur rebus bumbu merah, dan krupuk. Kami juga disodorkan teh tawar. Kalau lihat teh tawar, saya jadi teringat pengalaman bertahun-tahun sebelumnya ketika sarapan nasi padang di dekat masjid Istiqlal dan karena kami dari Jawa Timur, kami meminta tambahan gula dan otomatis harga jauh lebih mahal.

Karena teman saya terbiasa minum teh manis hangat, ia minta dibuatkan teh manis hangat. Sang penjual berlari sebentar ke rumahnya untuk mengambil gula dan membuatkan kami berdua dua gelas teh manis baru.

Macet Luar Biasa

Kesan pertama dari Kota Bandung ketika memasuki work hour adalah kemacetan yang mengular. Ada sekitar satu sampai dua kilometer. Awalnya aku belum terbiasa karena di kota-kota sebelumnya-Bojonegoro dan Malang-macetnya tidak separah di sini atau Jabodetabek. Namun, lambat laun aku menjadi terbiasa dan memakluminya. Terlebih kalau masuk Senin pagi, jalan menuju A.H. Nasution di bundaran Cibiru ditutup dan mengharuskanku berputar di jalan Soekarno Hatta.

Moda Transportasi Umum Masih Diminati

Kalau ingat Jawa Timur, aku bisa katakan bahwa warganya perlahan meninggalkan moda transportasi umum. Mereka lebih memilih naik ojek daring daripada angkutan kota. Lain halnya di Kota Bandung. Aku perhatikan angkutan kota masih menjadi primadona. Banyak orang yang mau menaikinya. Bahkan, para pengamen jalanan rela bermain musik di pintu penumpang angkutan kota. Bus DAMRI, elf, dan bus antar kota dalam provinsi masih cukup ramai penumpang.

Harga Relatif Mahal

Karena pengalaman merantau sebelumnya sebatas di Jawa Timur, jadi ketika pertama kali hidup di Bandung, aku kaget memperhatikan budgeting tidak sesuai ekspektasi. Kalau kata peribahasa, besar pasak daripada tiang. Beruntung uang tabungan masih cukup aman untuk setidaknya sebulan atau dua bulan awal sebelum menerima gaji pertama dari profesi saat ini. Setidaknya sediakan uang belasan ribu kalau mau makan enak. Kalau anak kos bisa menghemat dengan membeli beras sendiri dan membawa magic com.

Orang Sunda Humoris

Satu hal lagi yang membuatku kaget adalah orang Sunda itu hakikatnya humoris alias suka tertawa. Hal ini saya temukan ketika menemui seorang mahasiswa berbincang begitu santai dengan Pak dekan. Benar adanya. Saya telah membuktikannya ketika bertemu beliau untuk pertama kalinya pada Jumat, 25 Maret 2022. Pun saya menemukan hal yang sama ketika menyaksikan mahasiswa begitu enak berbincang dengan kajur dan sekjur seolah berbincang dengan teman sendiri.

Bahasa Sunda Mirip Bahasa Jawa

Secara umum, menurut pengamatan pribadi, bahasa Sunda sebenarnya tidak jauh berbeda dari bahasa Jawa yang biasa dipelajari di sekolah. Aku berbekal kamus bahasa Sunda di gawai. Jadi, kalau ada kata yang tidak kupahami, langsung kucek di kamus dan tahu artinya.

Setidaknya aku mau mendaftar beberapa kosakata bahasa Sunda yang sering dipakai

Sampurasun : selamat datang
Rampes : selamat datang (balasan dari sampurasun)
Naon : Apa
Saha : Siapa
Sabaraha : Berapa
Aya : Ada
Teu : Tidak
Teu aya : Tidak ada
Balong : kolam
Damang : Baik (menanyakan kabar)
Kumaha : Bagaimana
Cicing : Diam
Kintun : Kirim
Atos/Parantos : Sudah
Antos : Tunggu
Abdi, urang, aing : Saya
Tuang : makan (sopan)
Nuhun : Terima kasih
Punten : Mohon maaf
Sadayana : Semua
Budak : anak
Atawa : atau
engke : nanti
Bageur : Baik
Bantos : Bantu
Kieu : Begini
Kitu : Begitu
Acan : Belum
Dieu : Sini
Tiasa : Bisa
Sanes : Bukan
Kasep : Ganteng
Geulis : Cantik
Carios : Cerita
Ceunah : Katanya
Cobi : Coba
Heula : Dulu
Ningali : Melihat
Bogoh : Cinta
Jeung : Dan
Wilujeng Sumping : Selamat Datang
Sareng : dengan

Itulah enam kesan pertamaku dengan Kota Bandung. Kalau ada bahasa Sunda yang salah, bisa dikomen ya. Hehe, maklum, baru sebulan euy di tanah Parahyangan. Semoga aja betah di sini, dengan orangnya, alamnya, suasananya, dan semuanya. Aamiin. Doakan ya.

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)