Betapa senangnya rasa hati ini tatkala semua proses
pendaftaran sidang tesis hari ini usai. Betapa tidak senang, sejak Ahad lalu,
berbagai pengalaman berharga didapatkan. Ahad lalu, seusai menghadiri Halal Bi
Halal “Gedhen” RT 02 RW 01 Ledok Kulon, Bojonegoro, sekitar pukul 11 siang,
saya meluncur menuju Kota Sejuta Kenangan. Kota yang selama sembilan tahun ini
menggembleng dan membentuk diri saya. Kota yang kenangannya berkelindan dengan
indah. Kota yang pesonanya tak akan pudar dari mata.
Perjalanan siang itu cukup berat sekaligus
menyenangkan. Berat sebab untuk pertama kalinya, saya mengendarai motor ke
Malang di siang hari. Biasanya, saya berangkat dari Bojonegoro pada pagi hari,
sekitar pukul 5 atau 6 pagi. Tetapi, demi menyelesaikan tanggung jawab akademik
yang selama dua tahun ini ditempuh, perjalanan siang itu mau tidak mau harus
dilalui. Bismillah. Itulah yang terlantun sebelum keberangkatan ke kota Malang.
Setelah mencium tangan ayah, ibu, berpamitan kepada dua adik tercinta, saya
berangkat. Tas ransel yang cukup berat sudah bergayut di pundak. Tas pakaian
pun bertengger di depan jok.
Terik mentari menemani sepanjang perjalanan. Peluh
bercampur debu jalanan dan angin sepoi-sepoi juga menyertai. Setelah hampir
satu jam perjalanan, saya sudah sampai di jalan Babat-Jombang. Saya berhenti di
salah satu masjid yang cukup besar untuk salat Qasar Zuhur dan Asar. Usai
salat, saya beristirahat sejenak. Setelah dirasa cukup, saya melanjutkan perjalanan.
Akhirnya saya masuk Kota Jombang. Saya mengisi bahan bakar dan membeli minuman di Indomaret dekat SPBU.
Saya pun lanjutkan perjalanan menuju kota Bunga.
Setelah masuk Kediri, langit mendung. Rinainya satu
per satu berjatuhan. Saya terpaksa meminggirkan motor. Setelah sekian detik,
ternyata hujan semakin deras. Akhirnya, saya memutuskan untuk berhenti di depan
salah satu rumah yang sepertinya penghuninya sedang mudik ke kampung halaman.
Hujan pun turun cukup deras siang itu. Sekitar empat puluh lima menit saya
berhenti. Saya habiskan waktu untuk membuka pesan di gawai, membalas beberapa
pesan yang masuk. Saya sempatkan memotret dan merekam video hujan itu, sebab
saya memang penyuka rinai. Saya lihat anak-anak kecil berlarian ke sana kemari.
Seakan mengajak hujan bercanda dengan mereka. Mereka tiada takut pada hujan.
Mereka menantangnya, bahkan menikmatinya, asyik masyuk dengannya. Satu hal yang
ingin sekali saya lakukan suatu hari nanti. Tidak sendirian, berdua denganmu
tentu lebih menyenangkan.
Akhirnya, perjalanan berlanjut setelah hujan reda.
Rintik masih menghiasi selama sekian kilometer perjalanan ditempuh. Setelah
benar-benar reda, saya melepas mantel. Perjalanan cukup lancar menuju Malang.
Arah Kediri dari Batu cukup padat merayap. Sepertinya efek libur panjang. Saya
beberapa kali berpapasan dengan bus pariwisata. Setelah perjalanan yang cukup
panjang dan lama, sekitar tujuh jam, saya pun sampai di ma’had. Saya bersih
diri, salat, makan malam dan beristirahat. Lelah sekali rasanya untuk hari ini.
Semoga esok semangat kembali membara.
Senin, 25 Juni 2018
Tahajud dan Subuh menghiasi hari ini. Setelahnya, saya
lantunkan ayat suci-Nya. Kemudian berlanjut dengan penyelesaian tesis yang
rencananya hari ini akan saya konsultasikan dengan dosen pembimbing. Sekitar
empat jam berikutnya, pengerjaan tesis saya hentikan. Saya mandi, sarapan,
berangkat ke rental untuk mencetak tesis yang akan dikonsultasikan. Beruntung
hari ini saya bertemu dua dosen sekaligus. Bahagianya, dosen pembimbing 1
sekaligus Kaprodi MPBA memberi acc.
Hari itu berjalan seperti biasa. Salat Zuhur, makan
siang, beristirahat sejenak, salat Asar, Magrib, Isya, makan malam dan
istirahat.
Selasa, 26 Juni 2018
Masih dengan rutinitas yang sama. Salat Tahajud dan
Subuh mengawali hari ini. Selepasnya, saya baca Alquran. Lalu, saya lanjutkan
untuk menyelesaikan tesis. Rencananya hari ini tesis sudah selesai seluruhnya.
Konsultasi siang ini berjalan dengan lancar. Hanya saja pembimbing 2 belum
tanda tangan sebab NIP masih keliru. Saya harus rela kembali hari Kamis, sebab
besok hari libur karena PILKADA. Baiklah, tidaklah mengapa. Setidaknya, harapan
mendaftar sidang tesis di hari-hari terakhir semester empat masih ada.
Rabu, 27 Juni 2018
Hari ini hari libur karena ada PILKADA. Tepatnya
pemilihan bupati/walikota dan juga Gubernur Jawa Timur. Tapi, sayang seribu
sayang, saya tidak bisa menggunakan hal pilih karena tidak memiliki surat
pindah pilih. Surat pindah pilih seharusnya diurus beberapa hari sebelumnya.
Akhirnya, saya kembali menjalani hari ini dengan rutinitas seperti biasa. Sore
hari, saya mencetak tesis. Harapannya semoga esok bisa segera mendaftar setelah
mendapat acc.
Kamis, 28 Juni 2018
Saya bangun dengan semangat. Usai Subuh dan membaca
kalam Ilahi, saya mempersiapkan segala sesuatunya untuk mendaftar sidang.
Pasalnya hari ini ada agenda lain, yaitu rapat dinas bersama Bu Kamad. Awalnya
rapat akan berlangsung pada pukul 8 pagi. Tetapi, kabar terbaru menyatakan
bahwa rapat akan diundur ke pukul 11 atau ada kemungkinan setelah Zuhur. Satu
sisi saya senang dengan berita ini. Artinya, saya ada kesempatan bertemu dosen
untuk acc tesis. Meskipun di sisi lain, ternyata harus ada rapat internal
terlebih dahulu (sesama asatiz) sebelum nanti rapat bersama Bu Kamad. Baiklah.
Beruntung, menjelang pukul 10 pagi, rapat internal selesai. Dengan segera saya
meninggalkan kantor untuk mengurus acc sidang. Meskipun acc masih akan didapat
selepas azan Zuhur, saya harus ke keuangan pascasarjana untuk membuka akun agar
bisa membayar biaya sidang tesis di bank. Setelah akun dibuka, saya bergegas
menuju Bank Mandiri yang jaraknya 10 km lebih. Saya pacu motor agar lebih cepat
sampai tujuan.
Setelah sampai Bank Mandiri, ternyata tagihan sidang tesis belum
keluar. Saya diminta menuju puskom kampus untuk konfirmasi. Hari itu saya mengurungkannya.
Saya masih berusaha untuk membayar sidang tesis di BTN. Hal yang sama saya
alami. Tagihan belum keluar. Saya akhirnya menuju BNI dan hal yang sama saya
dapati. Selepas Zuhur, saya menuju keuangan rektorat untuk mengurus pembayaran.
Harapan saya semoga mereka memberi jalan keluar. Sayang sekali siang itu kantor
kosong. Entah ke mana para pegawainya pergi. Sepertinya sedang rapat di ruang
lainnya. Di saat kegalauan sebab pembayaran, datang pula kabar bahwa rapat bersama
Bu Kamad akan segera dimulai. Saya pun memutuskan memacu motor untuk kembali ke
mahad dan mengikuti rapat dinas. Rapat dinas membahas hal-hal seputar isu bom
yang efeknya sampai ke madrasah tempat saya bekerja. Cukup mengkhawatirkan di
satu sisi, tetapi terlalu khawatir saya kira juga tidak terlalu baik untuk
sebuah institusi. Rapat selesai selepas azan Asar. Saya pun salat Asar dan
memikirkan apa langkah selanjutnya supaya urusan pembayaran segera selesai.
Malam harinya, saya mengambil jilidan tesis yang siang
tadi saya serahkan di fotokopi sebelah kampus. Enam tesis dengan berat hampir
200 halaman membuat saya cukup kesulitan ketika membawanya. Beruntung tas saya
cukup menampung seluruhnya. Saya makan malam dan beristirahat. Semoga esok ada
solusi dari pembayaran sidang yang masih belum beres di hari ini.
Jumat, 29 Juni 2018
Tahajud dan Subuh telah tertunaikan. Tak lupa kalam
Ilahi kubaca. Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran sidang tesis.
Menindaklanjuti pembayaran sidang tesis yang belum selesai kemarin, hari ini
saya menuju puskom kampus untuk mengecek apakah tagihan sidang tesis saya sudah
dapat diakses oleh bank. Setelah mendapat informasi bahwa semuanya berjalan
sesuai rencana, saya mencoba kembali untuk membayar sidang tesis di ITN.
Ternyata kabar yang didapat masih sama saja. Saya coba ke Bank Mandiri hasilnya
nihil. Akhirnya, saya menuju keuangan rektorat untuk meminta bantuan. Menjelang
Zuhur, akhirnya saya bisa membayar tagihan sidang tesis. Saya segera menuju
kampus pasca untuk meminta rekap pembayaran SPP di bagian keuangan pasca.
Beruntung saya “pasien” terakhir sebelum kantor keuangan pasca ditutup menjelang
salat Jumat. Selepas salat Jumat, saya meluncur ke kampus pascasarjana lagi
untuk mendaftar sidang tesis. Ternyata, mahasiswa diharuskan mengumpulkan
berkas dalam dua map. Satu map untuk formulir A1, satu map lain untum formulir
A2. Akhirnya, saya memacu motor untuk kembali ke mahad, memfotokopi beberapa
dokumen yang diperlukan, lantas kembali lagi ke kampus pascasarjana. Satu hal
yang baru saya sadari adalah bahwa jumlah pas foto 3x4 yang saya cetak tempo
hari kurang 1 buah untuk bisa digunakan mendaftar sidang. Terpaksa, saya
mencetak foto di salah satu rental komputer dekat kampus 1. Setelah semua
dirasa beres, saya meluncur kembali ke kampus pascasarjana. Menjelang Asar,
semua urusan administrasi daftar sidang tesis selesai. Akhirnya, saya bisa
bernapas lega. Segera kupacu motor menuju mahad. Agenda selanjutnya adalah
pulang ke Bojonegoro. Selepas Asar saya pulang ke Bojonegoro dengan mengendarai
bus.
Begitulah perjuangan menuju gelar M.Pd. yang cukup
melelahkan. Tapi, semua itu tetap harus dinikmati dan disyukuri. Ada banyak
alasan dan motif, juga hikmah di balik itu semua. Semoga segala agenda ke depan
senantiasa diberi kelancaran dan kemudahan oleh Allah.
SELANGKAH MENUJU M. PD
Bojonegoro, Senin, 2 Juli 2018 18:08