Segerombolan anak sekolah merasa
tidak terima dengan keputusan kepala sekolah tentang peminatan yang
beralih pada 'pemanutan'. Mereka merasa dicurangi seolah impian mereka
kandas sejak awal. Lalu, apa yang mereka lakukan? Apakah mereka hanya
diam?
Jawabannya bisa dilihat dari celoteh mereka di sosial
media. Bisa juga dilihat pada papan tulis sepulang sekolah. Makian dan
cacian tertulis di sana. Kata-kata kotor tak terhindarkan. Sebenarnya
apa yang benar-benar terjadi?
Sehari setelahnya, hal itu
dikonfirmasi oleh bagian kurikulum sekolah. Sebagaimana yang dinyatakan
kemarin bahwa sekolah menyarankan siswa untuk mengambil peminatan pada
mata pelajaran dengan nilai yang melewati ambang batas, atau bahkan yang
terbaik. Lantas, bagaimana nasib mereka yang tetap kukuh menginginkan
suatu mata pelajaran peminatan meskipun nilai tidak melewati ambang
batas?
Dijawab oleh bagian kurikulum bahwa hal semacam itu
disiasati dengan membuat surat pernyataan yang berisi kesediaan sisw
Juli 26, 2019
Jaga Emosi dan Akhlakmu
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar