Juli 26, 2019
Jaga Emosi dan Akhlakmu
Segerombolan anak sekolah merasa tidak terima dengan keputusan kepala sekolah tentang peminatan yang beralih pada ‘pemanutan’. Mereka merasa dicurangi seolah impian mereka kandas sejak awal. Lalu, apa yang mereka lakukan? Apakah mereka hanya diam?Jawabannya bisa dilihat dari celoteh mereka di sosial media. Bisa juga dilihat pada papan tulis sepulang sekolah. Makian dan cacian tertulis di sana. Kata-kata kotor tak terhindarkan. Sebenarnya apa yang benar-benar terjadi?Sehari setelahnya, hal itu dikonfirmasi oleh bagian kurikulum sekolah. Sebagaimana yang dinyatakan kemarin bahwa sekolah menyarankan siswa untuk mengambil peminatan pada mata pelajaran dengan nilai yang melewati ambang batas, atau bahkan yang terbaik. Lantas, bagaimana nasib mereka yang tetap kukuh menginginkan suatu mata pelajaran peminatan meskipun nilai tidak melewati ambang batas?Dijawab oleh bagian kurikulum bahwa hal semacam itu disiasati dengan membuat surat pernyataan yang berisi kesediaan siswa untuk
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar