Sering disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut supaya lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dalam hidup ini, kita sudah sepatutnya lebih sering mendengar daripada berbicara.
Maka, siang ini, seperti beberapa waktu lalu, saya kembali berbincang, lebih banyak mendengar salah seorang pegawai Mahad. Beliau sudah bekerja di Mahad sejak saya menjadi santri 10 tahun lalu, bahkan mungkin sebelum itu. Maka, tak ada salahnya mendengarkan banyak petuah yang tak akan didapat dari orang lain.
Beliau menyoroti persoalan air yang hampir setiap hari menjadi perbincangan hangat di kalangan pengasuh dan santri. Akar masalah sesungguhnya ada pada stok air di bawah tanah dan penggunaannya. Stok air di musim kemarau seperti saat ini tentu sedikit lebih sulit daripada ketika musim hujan. Jadi, harap maklum bila terkadang air tak selalu melimpah ruah sepanjang hari.
Masalah penggunaan menjadi tanggung jawab bersama. Penggunaan air harus hemat, baik oleh santri atau siapa pun yang menggunakan air. Seringnya air dibiarkan mengalir ketika tidak dipakai. Maka, sebanyak apa pun stok air, tentu akan cepat habis.
Selanjutnya perihal kebersihan. Kebersihan menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pekerjaan my darling, office boy madrasah atau pegawai mahad yang bertugas membersihkan. Setiap dua minggu, santri dikumpulkan di lapangan untuk mendapat pengarahan terkait kebersihan dan kesantrian. Sampah dimasukkan ke tong sampah dan kresek sampah setiap minggu. Betapa senangnya pegawai bila dibantu membersihkan lingkungan Mahad. Kebersihan pangkal sehat kan?
Selanjutnya perihal mengingatkan santri. Santri terkadang teledor dan melanggar aturan. Hal ini adalah hal yang lumrah. Tetapi, pengasuh punya peran mengingatkan dengan baik. Jangan ketika melanggar langsung dimarahi. Mereka akan sangat jengkel. Nasihati dengan pelan-pelan, seraya doakan, insyaAllah lambat laun mereka akan paham dengan sendirinya.
Problem selanjutnya adalah keteladanan. Santri tak hanya mau disuruh. Mereka mau ditemani. Sebab pada usia mereka, pengasuh berperan sebagai teman. Dengan memberi keteladanan, ditemani, tentu santri akan semakin gembira dan semangat dalam menjalankan aturan yang ada.
Beliau juga sering mendengar komentar negatif dari pegawai madrasah bahwa banyak santri yang melanggar. Beliau hanya mengingatkan bahwa kalau mereka salah ya wajar, diingatkan saja dengan proporsional.
Kritik dan saran dari beliau menurut ssya pribadi adalah dalam rangka kebaikan Mahad ke depan. Tak ada keinginan yang lain. Saya simpulkan bahwa solusi dari masalah yang ada sesungguhnya ada pada hal-hal yang sepele. Seperti penghematan air, saling mengingatkan, mengerjakan bersama-sama, saling membantu satu pihak dengan yang lain.
Selain hal di atas, kesadaran dan kepekaan membaca dan meneliti masalah. Jangan hanya melihat masalah dari sisi lahiriah, gali lebih mendalam apa sebab yanh menjadi akar masalahnya. Bila akar masalah itu selesai dan terus dikontrol, saya yakin segala masalah akan lebih mudah diatasi.
Begitu banyak hikmah dari mendengarkan orang-orang yang terkesan tak terlihat, padahal nyatanya kerja mereka begitu nyata. Jangan remehkan mereka, hargai meski hanya dengan mendengarkan keluh kesah mereka, hal semacam itu sudah sangat membuat mereka senang.
وتواصوا بالØÙ‚ وتواصوا بالصبر.
© Muhammad Amin
10092019 21:13 #koreksi #masalah #solusi #menasihati