Keras pada proses, bersabar pada hasil. Kira-kira begitulah kata-kata mutiara yang sering ditampilkan para pebisnis muda ketika membangun bisnisnya. Saya sendiri sangat sepakat tentang hal itu.
Beberapa hari lalu, saya menonton film The New King of Comedy. Seorang wanita berwajah tak begitu rupawan mengalami jatuh bangun dalam kariernya sebagai aktor. Ia awalnya berperan sebagai pemeran figuran, pengganti. Ketika pemeran utama mendapat perlakuan istimewa, ia diperlakukan tak ubahnya seperti budak atau pembantu.
Ayahnya, pada awal karier sang wanita menolak mentah-mentah rencana anaknya sebagai aktor. Lebih baik anak wanitanya menikah dengan lelaki kaya atau bekerja di bidang lainnya. Tetapi, sang anak tetap saja kukuh dengan keputusannya meskipun ia harus diusir dari rumah.
Ia menumpang di salah satu kawan laki-laki yang ia anggap akan menjadi pasangan hidupnya. Sayang sekali, wanita ini hanya dipermainkan dan diperas uangnya. Sang lelaki tak pernah benar-banr tulus membantu membangun karier sang aktor.
Beberapa saat, sang wanita beralih pekerjaan sebagai tukang antar makanan daring. Ia sempat bertemu beberapa kawan dan sutradara yang ia kira bisa membantu karier aktornya yang beberapa saat ini hilang. Nyatanya, cacian dan makianlah yang ia terima. Ia dilemahkan semangatnya.
Sampai suatu waktu ia bertemu dengan aktor favoritnya dan ia mendapat tugas menggoda sang aktor favorit. Sang aktor favorit karena sudah lama tak berkarier, ia sering lupa hapalan, semaunya sendiri, dan susah diatur. Sang aktor favorit sampai terkencing-kencing karena ulah sang aktor wanita tersebut.
Tetapi, sebab itulah sang aktor favorit menjadi perbincangan publik. Diundang ke stasiun televisi, diajak berfoto, dan sebagainya. Ia berterima kasih kepada sang aktor wanita yang telah membuatnya kembali berjaya. Ia menawarkan casting film bersama bintang aktor papan atas. Ia tak menyia-nyiakannya dan upayanya membuahkan hasil. Setahun kemudian, ia berhasil memperoleh penghargaan sebagai aktor terbaik.
Maka, ketika proses sedang menempamu, terima saja. Itu adalah ujian untuk bisa naik kelas. Jangan ditolak, apalagi lari darinya. Ingat bahwa sekian jengkal lagi, kesuksesan akan teraih.
© Muhammad Amin
Jumat, 20 September 2019 08:41