Kali ini saya ingin bernostalgia sebentar sambil merenung mengenai luar negeri. Sekitar satu tahun lalu, saya bersama kawan-kawan yang saya katakan beruntung, mendapat kesempatan untuk berkunjung ke negara tetangga, negara gajah putih, Thailand selama satu bulan untuk PKLI dari kampus. Pengumuman itu membuat hati saya begitu gembira. Betapa tidak, mimpi yang selama ini tertulis di samping tempat tidur akhirnya kesampaian. Bahkan waktunya maju satu tahun. Sesungguhnya berkunjung luar negeri tak melulu soal gengsi dan gaya-gayaan, tetapi lebih pada penghayatan kehidupan. Kita akan mengenal
daerah baru, orang baru, iklim dan cuaca baru. Kita dipaksa untuk makan makanan yang sangat tidak biasa dengan lidah kita, membiasakan berbicara dengan bahasa daerah tersebut yang kadang terkesan sulit bagi kita bangsa Indonesia. Tapi, entah bagaimana, sebagai orang Indonesia saya bersyukur karena lidah ini dapat dengan mudah menirukan banyak bahasa. Tidak hanya bahasa daerah sendiri, bahkan bahasa negara lain juga, meski kadang beberapa saat terdengar lucu. Ini saya rasakan sendiri ketika pertama kali mengajar di kelas di Thailand karena mungkin artinya yang membuat mereka tertawa tiada henti. Tetapi yang paling penting adalah kita terus menerus belajar. Dengan berkunjung ke luar negeri kita semakin mengetahui bagaimana pandangan orang luar terhadap bangsa kita. Hal itu tidak lepas dari bagaimana kita membawa diri kita atau nasionalisme kita ke negara luar sehingga negara luar memberikan citra positif dan penilaian yang baik terhadap bangsa Indonesia. Jangan sampai membawa citra buruk yang memperbuuk nama baik bangsa Indonesia.
daerah baru, orang baru, iklim dan cuaca baru. Kita dipaksa untuk makan makanan yang sangat tidak biasa dengan lidah kita, membiasakan berbicara dengan bahasa daerah tersebut yang kadang terkesan sulit bagi kita bangsa Indonesia. Tapi, entah bagaimana, sebagai orang Indonesia saya bersyukur karena lidah ini dapat dengan mudah menirukan banyak bahasa. Tidak hanya bahasa daerah sendiri, bahkan bahasa negara lain juga, meski kadang beberapa saat terdengar lucu. Ini saya rasakan sendiri ketika pertama kali mengajar di kelas di Thailand karena mungkin artinya yang membuat mereka tertawa tiada henti. Tetapi yang paling penting adalah kita terus menerus belajar. Dengan berkunjung ke luar negeri kita semakin mengetahui bagaimana pandangan orang luar terhadap bangsa kita. Hal itu tidak lepas dari bagaimana kita membawa diri kita atau nasionalisme kita ke negara luar sehingga negara luar memberikan citra positif dan penilaian yang baik terhadap bangsa Indonesia. Jangan sampai membawa citra buruk yang memperbuuk nama baik bangsa Indonesia.
Malam ini saya juga berkesempatan untuk chat dengan kawan semasa MA, Dinda yang sekarang sedang menempuh studi S1 di International Bisnis di salah satu universitas di Jerman. Saya jadi membayangkan, bagaimana rasanya 6 tahun di negeri orang. 1 tahun mengikuti les bahasa Jerman, 1 tahun penyetaraan dan baru di tahun ketiga kita mulai kuliah. Saya yakin tentu akan sangat rindu tanah air Indonesia tercinta. Tetapi apa pun kita akan banyak belajar sesuatu yang baru, sesuatu di luar kebiasaan kita, sehingga akhirnya kita menjadi insan-insan yang berpengetahuan luas, tidak sempit dan mudah menyalahkan orang hanya karena masalah sepele. Akhirnya, semoga mimpi-mimpi di dinding kamar segera menjadi kenyataan melalui cara-cara yang diridhoiNya.
Semangat meraih mimpi dan semoga selalu menginspirasi.