Maka, Allah berfirman agar mereka menyembelih sapi betina yang tidak muda dan tidak tua alias pertengahan. Setelah itu, mereka bertanya lagi, dijelaskan bahwa sapi tersebut berwarna kuning tua dan menyenangkan orang yang memandangnya. Lalu, karena mereka bertanya lagi, maka Allah mensyaratkan sapi yang tidak dipakai membajak dan mengairi tanaman. Baru setelah semua syarat disebutkan, kaum Nabi Musa menyembelih sapi betina.
Lihatlah, betapa sesungguhnya perintah Allah itu mudah. Sayangnya, manusia yang diperintahlah yang membuat perintah menjadi lebih rumit dan sulit. Allah berjanji bahwa Allah tidak memberi ujian -termasuk dalam melaksanakan perintah Allah- di luar batas kemampuan hambanya.
Bila hal ini ditarik ke dunia kerja misalnya. Perintah atasan kepada bawahan tentu saja mempertimbangkan hal-hal yang mampu dan tidak mampu dilakukan. Maka, laksanakan perintah yang diberikan sebaik mungkin. Tak perlu banyak tanya selama perintah tersebut sudah jelas. Bila memang harus bertanya, bertanyalah seperlunya lalu segera laksanakan.
“Malu bertanya sesat di jalan, terlalu banyak tanya terkadang semakin menyulitkan” (Quote by myself).