Hari-hari ini saya mendapat
amanah dari PD Pontren Kemenag Kota Malang untuk meminta tanda tangan kepada
para peserta seleksi Musabaqah Qiraatil Kutub Wilker Malang yang diadakan
beberapa waktu lalu. Selain meminta tanda tangan dan mengisi formulis yang telah
disediakan dari anak asuh saya sendiri, saya juga harus melakukan hal yang sama
untuk santri ma’had sebelah. Awalnya saya bingung. Siapa yang seharusnya saya
hubungi supaya urusan tersebut segera selesai.
.
Awalnya, saya hubungi salah satu
murobbiah di ma’had sebelah yang ketepatan kaka kelas saya sendiri. Namun,
sayang seribu sayang tak ada balasan pada pesan yang saya kirimkan malam ini.
Langkah selanjutnya, saya mengirim pesan kepada ketua ma’had sebelah. Sebelum
berkirim pesan, saya mencoba menghubungi beliau melalui sambungan telepon
tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, saya mengambil langkah cepat. Saya putuskan
untuk pergi ke kantor ma’had sebelah dan berniat bertemu santri yang harus
menandatangani beberapa hal dan juga mengisi formulir.
.
Dengan ucapan bismillah yang
mantap di dalam hati, saya berjalan menuju pos satpam ma’had sebelah. Dua
satpam sedang asyik menonton siaran televisi. Saya menanyakan di mana kantor
Ma’had Al-Madany. Saya pun ikuti instruksi dari satpam tersebut. Saya tidak mau
menjadi orang yang sok tahu meskipun saya pernah melakukan kegiatan semasa
Aliyah dulu di tempat yang akan saya masuki malam ini. Saya paham bahwa sudah
ada banyak perubahan di sana-sini.
.
Tak perlu waktu lama, sebelum
masuk ruangan resepsionis, saya pun kembali bertanya kepada salah satu santri
Ma’had Al Madany dan saya ditunjukkan pada tempat yang sama. Saya melangkah
dengan mantap menuju meja resepsionis lalu menyatakan maksud kedatangan saya
malam ini. Beruntung, saya disambut dengan hangat dan ramah oleh pengurus
Ma’had Al Madany. Di Ma’had Al Madany cukup nyaman. Ada banyak kursi untuk tamu
yang berkunjung. Bagian resepsionisnya tampak elegan seperti kantor di ibukota.
Terlihat satu dua pegawai lalu lalang sibuk menyelesaikan tugasnya
masing-masing. Tak perlu waktu lama, dua menit kemudian saya bertemu dengan
santri yang saya maksud dan lima menit kemudian semua urusan sudah beres. Saya
memutuskan untuk kembali ke ma’had tenpat saya bekerja.
.
Pelajaran malam ini, meski
awalnya takut tapi kau tetap harus berani melangkah. Kalau kau belum apa-apa
sudah berpikir tidak berhasil, maka ketidakberhasilan tersebutlah yang kau
dapat. Sebab pikiran tidak berhasil telah membelenggu dirimu sedemikian kuat. Hilangkah
rasa ragu dan takut dalam melakukan apa pun. Bermohonlah kekuatan kepada Allah
untuk diberikan kelancaran dalam apa pun yang dikerjakan. Semoga pembelajaran
malam ini menjadi bekal di masa mendatang.
.
@muhamin25 | 9 Oktober 2017