Kembali Ke Atas
Beranda
M3M
Renungan Kehidupan
LIKA-LIKU MASA MA KU
Unknown Unknown
November 24, 2016

LIKA-LIKU MASA MA KU

       Tersebutlah di sebuah sekolah menengah atas, terdapat satu kelas yang hanya beranggotakan 20 orang. Siswa-siswi kelas ini terbilang sangat kompak dalam berbagai hal, mulai mengikuti berbagai lomba baik lingkup sekolah maupun universitas, dan lain sebagainya. Seiring berjalannya waktu, mereka saling mengenal satu sama lain. Mereka arungi bahtera masa muda dalam komunitas bak sebuah keluarga yang satu sama lain memiliki keterikatan batin yang begitu kuat.
       Tak terasa setengah perjalanan sudah mereka lalui bersama. Hingga suatu saat, sebelum ujian akhir kelas XI dilaksanakan, masuklah ustadz Qodri yang terkenal garang dan sangat disiplin dengan penegakan peraturan baik di sekolah maupun di ma’had ke dalam kelas mereka. Mereka menyangka ustadz Qodri hanya akan memberikan sedikit pengarahan dan motivasi sebelum ujian dilaksanakan. Eh, ternyata yang terjadi berbalik 180 derajat dari yang mereka pikirkan sebelumnya. Ustadz Qodri masuk ke dalam kelas dengan muka sedikit marah. Para siswa saling berbisik satu sama lain,
       “kelihatannya Ustadz Qodri bakalan marah ini, tapi kenapa ya?” ucap Ja’far
       Mereka saling berpandangan dan bertanya satu sama lain tetapi tak satu pun yang mengetahui apa tujuan Ustadz Qodri masuk ke dalam kelas pada waktu yang seharusnya mereka sudah pulang ke ma’had dan rumah masing-masing seperti siswa yang lain. 
       Ustadz Qodri membuka percakapan dengan salam dan serentak dibalas dengan salam pula oleh para siswa.
       “Saya minta maaf sebelumnya, kehadiran saya disini mungkin sangat tidak diharapkan oleh kalian semua. Tetapi sekali lagi maaf. Saya ingin menyampaikan hal yang sangat penting. Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan ujian Senin besok. Yang ingin saya utarakan disini menyangkut masalah pelanggaran yang telah kalian lakukan selama kalian menjadi siswa terutama sebagai siswa di jurusan ini, jurusan keagamaan yang tentu saya yakin kalian semua sudah paham.” kata Ustadz Qodri membuka percakapan hari itu.

       Ustadz Qodri melanjutkan percakapannya, “Ya, langsung ke inti masalahnya saja, saya perhatikan ketika kalian mengadakan rekreasi ke Jakarta tempo hari kalian mengadakan acara “Jawab atau tantangan” ketika berada di atas bis. Menurut saya hal itu menyalahi syari’at Islam yang selama telah diajarkan di sekolah ini dan terutama di jurusan kalian yang tentu kalian harus tahu bahwa kalian menjadi contoh bagi siswa jurusan lainnya di sekolah ini. Kalian sudah berani-beraninya bermesra-mesraan dengan anggota kelas lain dan hal itu dilakukan dengan lawan jenis. Astaghfirullahal’adziim. Saya tidak habis pikir kalian bisa membuat acara seperti itu. Padahal di dalam bis terdapat ustadz dari jurusan lain. Ustadz Andi sampai bertanya-tanya,
       “Masak siswa jurusan keagamaan seperti ini ustadz?”
       “Oh ya, maaf ustadz” jawab Ustadz Qodri.
       Saya hanya bisa menahan malu di hadapan Ustadz Andi kala itu. Tentu kalian satu pun tak ada yang menyadari akan hal itu. Ingat anak-anakku, jika kalian baik, maka siswa jurusan lain akan meniru apa yang kalian lakukan. Tetapi apabila sebaliknya yang terjadi, kalian saja yang di jurusan keagamaan ini melakukan sesuatu yang di mata siswa jurusan lain merupakan sesuatu yang tabu bagi jurusan keagamaan, maka bagaimana dengan teman-teman kalian di jurusan yang lain. Tentu mereka akan berkata
       “lha yang jurusan keagamaan saja seperti itu, apalagi kami yang notabene jurusan ilmu alam dan ilmu sosial?!” Kalian adalah contoh dan cerminan baik-buruk di sekolah ini. Camkan itu baik-baik anak-anakku.  Jadi, langsung saja saya ingin bertanya kepada kalian, mohon dijawab dengan jujur. Siapa di antara kalian yang sampai saat ini masih berpacaran baik dengan teman sekelas atau pun dengan teman dari kelas lain?” Tanya Ustadz Qodri yang langsung membuat kaget seisi kelas sehingga para siswa langsung menundukkan kepala dan meresapi perkataan Ustadz Qodri yang baru saja mereka dengar.
       Tak satu pun dari mereka yang berani mengangkat tangan. Tak tahu karena apa. Karena takut dimarahi oleh Ustadz Qodri atau alasan tak masuk akal lainnya.
       “Ok, saya percaya kalian tidak ada yang pacaran di sini, kalau ada semoga segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Pertanyaan selanjutnya siapa di antara kalian yang sampai saat ini masih membawa hp ?” Tanya Ustadz Qodri kepada para siswa.
       Ustadz Qodri mulai menanyai satu per satu siswa. Ketika pertanyaan sampai pada Rissa, Ustadz Qodri sedikit marah karena jawaban Rissa terkesan membohongi dan terus membohongi Ustadz Qodri untuk menutupi kebohongan-kebohongan sebelumnya. Akhirnya Rissa pun mengaku kalau dirinya membawa hp. Lalu si Rissa disuruh maju ke depan oleh Ustadz Qodri untuk menceritakan mengapa masih membawa hp. Si Rissa menjawab bahwa ia menitipkan hp-nya kepada temannya. Akhirnya teman Rissa pun dipanggil untuk menghadap Ustadz Qodri saat itu juga di kelas. Setibanya di kelas, teman Rissa, Rani mengaku bahwa memang si Rissa menitipkan hp kepadanya dan terkadang mengambilnya untuk menghubungi orang tua atau teman-temannya.
       “Tetapi sebelum itu, karena saya kira kalian telah merendahkan agama dan jurusan keagamaan ini dengan kegiatan “Jawab atau tantangan” tempo hari itu dan kejadian tadi, saya minta kalian membuat surat pernyataan yang berisi pernyataan bahwa kalian tidak akan pernah lagi melakukan hal-hal yang merendahkan martabat jurusan keagamaan ini, seperti pacaran, membawa hp, melanggar peraturan sekolah dan ma’had. Mohon dikumpulkan nanti malam. Terimakasih.” Setelah itu Ustadz Qodri langsung keluar kelas setelah mengucap salam.
       Salah satu teman ada yang berkata kepada teman lainnya, “Tuh kan, dulu sudah saya peringatkan jangan sampai membuat acara yang bertentangan dengan syari’at. Gini ni jadinya”
       Temannya menimpali “sudahlah, ini salah kita semua dan kita harus bertanggungjawab atas semua ini. Kita harus berjiwa ksatria yang mau menerima segala resiko dan konsekuensi atas apa yang telah kita perbuat”
####
       Malam harinya seluruh siswa jurusan keagamaan telah mengumpulkan surat pernyataan kepada Ustadz Qodri. Mereka datang bersama-sama ke kediaman Ustadz Qodri selepas sholat Isya. Mereka harus menunggu Ustadz Qodri yang saat itu masih ada urusan. Mereka pun menunggu dengan sabar. Mereka saling pandang dan berbisik satu sama lain,
       “Waduh, kelihatannya Ustadz Qodri tidak mau bertemu kita ini?” Kata Fikri
       “Kok bisa, tunggu saja lah” Farus menimpali.
       “Buktinya, kita ditelantarkan seperti ini, berarti kita kan sudah tidak diperhatikan lagi oleh Ustadz Qodri” Kata Fikri
       “Sudah, kita khusnudzan saja lah” jawab si Farus
       Setelah menunggu kira-kira 15 menit, datanglah Ustadz Qodri ke kediamannya. Para siswa merasa senang sekaligus masih dibayangi ketakutan di benak dan pikiran mereka persis seperti kejadian tadi siang yang tentu tidak akan mereka lupakan sampai kapan pun nanti.
       “Assalamu’alaikum ustadz” kata Hambali sebagai ketua kelas kepada Ustadz Qodri.
       “Wa’alaikumussalam” Jawab ustadz Qodri dengan ekspresi datar.                 
       “Kami ingin menyerahkan surat pernyataan kami yang tadi siang disuruh oleh Ustadz Qodri untuk membuatnya dan mengumpulkannya malam ini kepada Ustadz” Kata Hambali kepada Ustadz Qodri. Disodorkanlah amplop besar berisi surat pernyataan siswa jurusan keagamaan kepada Ustadz Qodri oleh Hambali dengan penuh ta’dzim.
       “Ya, terima kasih atas komitmen kalian yang masih mau saya ajak menuju jalan kebenaran. Saya harap kejadian tadi siang tidak terulang kembali di masa dan waktu yang akan datang dan saya pun berharap surat pernyataan ini adalah surat pernyataan terakhir selama kelian menjadi siswa di sekolah dan ma’had ini” Kata Ustadz Qodri menasihati seluruh siswa jurusan keagamaan.
       “Na’am ustadz (Ya Ustadz). InsyaAllah ini adalah yang pertama dan terakhir dalam hidup kami dan kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Kata Hambali mewakili seluruh siswa jurusan keagamaan kepada Ustadz Qodri.
       “Ya sudah, kalian boleh pulang sekarang. Belajar yang rajin untuk persiapan ujian Senin Besok dan semoga berhasil dan mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai yang kalian inginkan.” Kata Ustadz Qodri sebelum para siswa meminta izin pamit untuk pulang.
       “Terimakasih sebelumnya ustadz. Terimakasih atas motivasinya. Jazaakallah khoiron. Wassalamu’alaikum” Kata Hambali ketika hendak meninggalkan kediaman Ustadz Qodri.
       “Wa’alakumussalam” Jawab Ustadz Qodri.
       Para siswa pun kembali ke kamar masing-masing. Mereka belajar dengan serius mempersiapakan ujian yang akan dimulai Senin besok. Mereka berharap dapat mencapai hasil maksimal dalam ujian Senin besok sehingga dapat membuat bangga diri mereka, orang tua, dan guru-guru mereka.
####
       Hari Senin pun menjelang. Sang Raja Siang dengan sinarnya yang selalu membakar semangat penduduk bumi untuk segera bergeliat beraktivitas kembali menampakkan rupanya di ufuk timur sana. Hari masih pagi tetapi sudah terlihat beberapa siswa sedang sibuk membaca buku, menghafal, mengulang palajaran yang sebentar lagi akan diujikan. Bel pun berdering, tanda masuk kelas dan tanda ujian akan segera dimulai. Mereka memasuki kelas masing-masing. Di antara mereka ada yang masuk kelas dengan penuh optimis, ada yang begitu santai, ada pula yang terlihat ketakutan sampai-sampai mereka terlambat masuk kelas untuk mengikuti ujian.  Ujian pun berlangsung dengan tenang dan khidmat seperti suasana pada upacara bendera peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka mengerjakan soal ujian satu per satu dengan tenang. Setelah beberapa saat, bel pun berdering dua kali yang menandakan waktu mengerjakan soal ujian telah selesai. Mereka mengumpulkan soal ujian kepada pengawas ujian dan segera pergi meninggalkan ruang ujian untuk belajar kembali dan mempersiapkan ujian esok hari. Di antara mereka ada yang langsung membaca buku pelajaran yang akan diujiakan esok hari. Beberapa orang lainnya tampak bercengkrama satu sama lain memperbincangkan ujian yang baru saja mereka laksanakan. Beberapa lainnya membeli jajan di kantin dan bermain bersama teman-temannya untuk menghilangkan kepenatan seusai ujian yang baru saja mereka laksanakan.
       Ujian selama satu minggu tak terasa sudah hampir sampai di penghujungnya. Para siswa merasa senang sekali karena sesudah ujian ini mereka akan libur panjang. Mereka akan libur selama dua minggu dan tentu mereka akan menggunakannya untuk refreshing, mengistirahatkan diri dan otak yang diperas habis-habisan selama ujian satu minggu ini.
       Sabtu siang, setelah semua ujian sekolah selesai dilaksanakan, para siswa meminta ijin untuk pulang ke kediaman di daerah masing-masing kepada para ustadz dan ustadzah pengasuh tiap atap. Satu per satu para siswa meninggalkan sekolah yang sebenarnya harus kita anggap sebagai lahan mencari ilmu dengan penuh keikhlasan, tetapi pada kenyataannya pola pikir mereka masih jauh dari yang kita harapkan. Mereka masih menganggap sekolah apalagi ma’had sebagai sebuah penjara bagi mereka. Sehingga mereka akan merasa senang sekali ketika bel berdering dan apalagi liburan menjelang seperti yang terjadi pada hari ini.
       Sekolah tampak lengang seiring matahari yang akan kembali ke peraduannya. Hanya beberapa siswa saja yang tetap tinggal di Ma’had Al-Qalam karena beberapa alasan seperti rumah mereka berada di luar Jawa sehingga mereka merasa lebih baik menghabiskan waktu di ma’had saja daripada pulang ke rumah mereka masing-masing karena liburan kali ini juga tidak begitu panjang menurut mereka. Mereka – yang tidak pulang – hanya akan pulang ketika liburan Idul Fitri datang.
       Tak terasa liburan dua minggu sudah berada di penghujungnya. Sekolah dan ma’had sudah mulai tampak lagi keramaiannya seperti ketika ujian yang mereka laksanakan dua minggu lalu. Satu per satu para siswa berdatangan dari daerah masing-masing. Mereka membawa oleh-oleh khas daerah masing-masing untuk mereka santap bersama teman sekamar atau teman sekelasnya ketika kegiatan belajar mengajar aktif kembali Senin besok.      
####
       Kegiatan belajar mengajar kembali aktif pada hari Senin. Mereka memulai hari baru, kelas baru, dan teman baru dengan penuh semangat. Sekarang mereka yang dulu kelas XI sudah menyandang emblem bertuliskan XII, tingkat tertinggi di sekolah ini yang berarti tidak lama lagi mereka akan menghadapi serangkaian ujian dan tentunya akan segera menyelesaikan pendidikan di tingkat menengah ini. Sejak semester I kelas XII, para siswa sudah diberi intensif ujian nasional yang pelaksanaannya masih sekitar sepuluh bulan lagi. Sekolah ini menginginkan para siswanya ketika ujian nasional telah berada di depan mata, mereka sudah siap menghadapinya. Oleh karena itu, sekolah mencanangkan program intensif ujian nasional sejak semester I.
       Pada suatu kesempatan seluruh siswa kelas XII dikumpulkan oleh ketua angkatan 2012, saudara Willy di aula guna membahas masalah album kenangan. Hasil keputusan rapat tersebut pada intinya adalah semua kelas diharapkan memilih tempat untuk berfoto di sekitar Malang saja. Kelas keagamaan memutuskan untuk memilih Balekambang sebagai tempat foto mereka. Mereka berencana menyewa mobil dan menginap di rumah Hambali bagi yang putra dan di rumah Resi bagi yang putri. Mereka berangkat pada Sabtu siang setelah melaksanakan sholat Dzuhur. Sebenarnya mereka sudah meminta izin kepada Ustadz Qodri satu minggu sebelumnya agar mereka diizinkan untuk foto album kenangan di Balekambang. Ustadz Qodri berpesan agar sebaiknya mereka didampingi oleh wali kelas atau ustadz atau ustadzah yang bertanggungjawab terhadap mereka kalau terjadi apa-apa selama berada di Balekambang dan supaya siswi jurusan keagamaan meminta izin kepada orang tua mereka terlebih dahulu sebelum berangkat ke Balekambang. Kesalahan para siswa jurusan kegamaan adalah mereka mengacuhkan dan tidak menghiraukan saran dan pesan dari Ustadz Qodri tersebut, sehingga ketika mereka hendak berangkat ke Balekambang terjadi sedikit ganjalan dan hambatan. Tetapi Alhamdulillah, hambatan itu dapat terselesaikan walau akhirnya mereka berngkat ke Balekambang dengan tanpa didampingi oleh guru satu pun. Setibanya di kediaman Resi, mereka menyantap makanan yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Setelah itu mereka melaksanakan sholat maghrib dan isya’ berjama’ah di musholla. Lalu, siswa putra kembali ke rumah Hambali. Mereka bercengkrama kesana kemari sampai akhirnya terlelap ke pulau kapuk.
       Keesokan harinya, mereka berangkat ke Balekambang sekitar pukul 08.00 setelah menyantap sarapan di rumah Hambali. Mereka sampai di Belakambang sekitar pukul 10.30. Fotografer dan ketua angkatan tampaknya sudah lama menunggu di sana. Langsung saja mereka berpose foto di Balekambang mulai foto kelas, foto per kelompok, maupun foto personal atau pribadi. Setelah dirasa cukup, mereka langsung meluncur ke sekolah karena mereka memang hanya dizinkan sampai Ahad maghrib. Tetapi, tanpa diduga sebelumnya, mereka sapai di sekolah ba’da Isya. Mereka khawatir akan kena semprot lagi oleh Ustadz Qodri sebagaimana yang mereka alami satu tahun silam. Ternyata hal yang mereka takutkan itu terjadi. Setelah semua siswa-siswi keagamaan melaksanakan sholat Isya di kamar masing-masing. Thohari dan Hambali yang bermaksud memberikan oleh-oleh kepada Ustadz Qodri. Setelah menerima oleh-oleh dari mereka berdua, Ustadz Qodri berkata,
       “Saya minta kalian semua berkumpul di kelas malam ini juga, ada hal penting yang ingin saya sampaikan. Panggil saya kalau semua anggota kelas sudah berkumpul.”
       Thohari dan Hambali pun kembali ke kamar dan mengabarkan hal ini kepada teman satu kelasnya. Akhirnya mereka berkumpul di kelas dan Hambali pun memanggil Ustadz Qodri setelah semua anggota kelas datang. Ustadz Qodri berjalan sambil membawa buku catatan dan bolpoin di tangan kanannya. Setelah memasuki kelas, Beliau duduk di kursi dan membuka forum dengan salam
       “Assalamu’alaikum Wr. Wb.” Ustadz Qodri mengucap salam.
       “Wa’alaikumussalam Wr. Wb.” Jawab siswa-siswi keagamaan serentak.
       “Maksud saya mengumpulkan kalian di sini tidak lain dan tidak bukan adalah mengenai izin kalian kemarin untuk foto album kenangan di Balekambang” kata Ustadz Qodri penuh semangat. Para siswa menanggapinya dengan wajah cemberut dan raut muka gelisah tak menentu. Mereka berpikir sudah tentu mereka akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih berat karena ini pelanggaran mereka kali kedua.
       “Kalian meminta izin kepada saya mulai Sabtu siang dan kalian berjanji akan sudah berada di ma’had kembali Ahad maghrib. Tetapi apa kenyataannya, kalian datang setelah sholat Isya dilaksanakan. Hal lainnya adalah kalian tidak memperhatikan saran dan anjuran saya suapaya kalian menunjuk satu guru yang bertugas mendampingi kalian selama di Balekambang. Itu semua kesalahan kalian. Kalian sadar atau tidak ?!” Kata Ustadz Qodri sedikit membentak. Tampaknya Ustadz Qodri memang sudah mulai naik pitam melihat kelakuan kami yang dari hari ke hari semakin tidak karuan saja.
       “Asal kalian tahu, marah saya kali ini adalah marah saya yang paling puncak selama saya berada di sini. Saya tidak pernah sebelumnya semarah ini, apalagi kepada kelas lain. Tetapi mengapa saya harus marah kepada anak didik saya yang notabene adalah anak jurusan keagamaan?! Seharusnya kalian tahu dan mampu memeberikan contoh bagi siswa yang lain bagaimana sebaiknya bertindak, berperilaku sesuai syari’at Islam. Tetapi apa yang kalian lakukan? Untuk kedua kalinya kalian membuat kesalahan dan itu tidak dapat saya biarkan begitu saja.” Lanjut Ustadz Qodri masih dengan ekspresi marah.
       “Sebagai ganjaran dan hukumannya, saya minta kalian meminta maaf kepada ustadz-ustadz senior yang ada di ma’had ini dan mengakui kesalahan kalian di hadapan beliau semua serta silahkan dicamkan apa yang mereka pesankan kepada kalian semua, Paham? Dan satu lagi hukuman. Kalian dilarang pulang sampai hari ujian nasional menjelang.” Kata Ustadz Qodri seraya bertanya kepada para siswa.
       “Ya ustadz, kami akan melaksanakan hukuman ini dan menjadikan semua ini sebagai pelajaran berharga yang tak ternilai harganya dan kami berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sebelumnya kami minta maaf karena sudah menyusahkan ustadz dan sering membuat ustadz marah.” Kata Hambali mewakili teman-temannya yang tampaknya gundah gulana, gelisah, dan takut dengan perkataan Ustadz Qodri.
       “Ya sudah, saya kira cukup sampai disini saja. Silahkan kalian belajar untuk persiapan intensif UN esok hari. Terimakasih atas perhatiannya, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.” Kata Ustadz Qodri mengakhiri forum Ahad malam itu.
       “Wa’alaikumussalam Wr. Wb.” Jawab para siswa kompak.
####
       Hari berikutnya, para siswa keagamaan datang berbondong-bondong untuk bertamu kepada ustadz-ustadz senior yang ada di Ma’had Al-Qalam. Mulai dari Ustadz Sukardi, Ustadz Taufiq dan Ustadz Mukhlis. Semua ustadz berpesan supaya mereka tidak mengulangi apa yang telah mereka lakukan kemarin. mereka mendengarkan petuah-petuah para ustadz tersebut dengan penuh ta’dzim. Setelah semua ustadz senior telah selesai mereka kunjungi satu per satu ke kediamannya, mereka mengunjungi kembali kediaman Ustadz Qodri untuk melapor bahwa mereka telah meminta maaf dan mendengarkan nasihat-nasihat dari semua ustadz senior yang ada di ma’had tersebut. Ustadz Qodri menerima kedatangan mereka dengan wajah ceria, tak seperti hari-hari yang lalu. Kejadian itu membuat mereka sadar bahwa mereka harus selalu menjaga nama baik jurusan keagamaan dan mampu menjadi contoh bagi siswa yang lain.
####
       Hari demi hari terus berjalan dengan berbagai aktivitas dan kejadian baik itu menyenangkan maupun menyedihkan. Bulan pun silih berganti sampai tak terasa hari ujian nasional sudah begitu dekat. Tinggal menghitung mundur tujuh hari lagi atau satu minggu lagi ujian nasional -ujian penentuan- akan digelar dan dilaksanakan serempak di seluruh sekolah menengah atas di seluruh pelosok negeri.
       Hari ujian nasinal pun datang, para siswa kelas XII nenyambut ujian nasional dengan riang gembira. Mereka telah menanti-nanti hari ini sejak semester I dulu dan sekarang hari yang mereka nantikan telah tiba. Pagi itu, mereka memasuki ruang ujian nasional dengan penuh percayaan diri. Mereka yakin akan meraih kesuksesan pada ujian yang sangat menentukan mereka akan lulus atau tidak dari sekolah menengah atas ini. Ujian nasional berlangsung selama empat hari mulai Senin sampai Kamis.
      Kamis datang, hari terakhir pelaksanaan ujian nasional akhirnya datang juga. Mereka mengerjakan ujian hari terakhir ini dengan penuh semangat membara di dada-dada mereka. Di pikiran mereka sudah tergambar jelas berbagai universitas dan jurusan yang mereka inginkan ketika mereka telah lulus dari sekolah menengah atas ini. Setelah ujian hari terakhir ini selesai, mereka dikumpulkan oleh Ketua Bidang Kesiswaan, Pak Merdi di aula. Pak Merdi memberitahukan beberapa hal penting terkait ujian nasional yang baru saja selesai dilaksanakan dan berbagai hal lain yang tentu sama pentingnya dengan ujian nasional itu sendiri. 30 menit telah berlalu dengan begitu cepatnya. Seusai para siswa dikumpulkan di aula, mereka pulang ke kediaman masing-masing dengan wajah penuh dengan rona keceriaan setelah sekian lama mereka menantikan masa-masa seperti yang mereka alami saat ini. Mereka bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan mereka kemudahan dalam menjalani ujian nasional ini.
       Dua bulan sudah para siswa kelas XII menunggu pengumuman hasil ujian nasional. Hari ini adalah hari dimana akan diumumkan hasil ujian nasional yang telah mereka laksanakan dua bulan lalu. Mereka berdatangan menuju sekolah untuk segera melihat pengumuman hasil ujian nasional mereka. Sesampainya mereka di sekolah, mereka diajak untuk melaksanakan Sholat Dhuha berjama’ah oleh bagian keagamaan dan kesiswaan di masjid Al-Falah. Setelah Sholat Dhuha berjama’ah selesai ditunaikan. Berdirilah Pak Jasa selaku Ketua Bagian Kurikulum menyampaikan sambutan dan beberapa arahan yang didengarkan dan diperhatikan dengan antusias oleh para siswa kelas XII yang memenuhi seisi masjid Al-Falah. Pak Jasa menyampaikan bahwa hasil ujian nasional kali ini Alhamdulillah sudah cukup baik. Beliau berkata bahwa semua siswa kelas XII yang didaftarkan ujian nasional tahun ini tidak ada yang tertinggal satu pun dan tidak ada yang mengulang kecuali seorang siswa saja yang memang beberapa bulan sebelum ujian nasional dilaksanakan sampai ujian nasional menjelang masih tergeletak sakit di rumah sakit sehingga mau tidak mau harus mengulang kembali tahun depan atau memilih alternatif kejar paket C. Mereka melakukan sujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan semua kenikmatan ini kepada mereka. Mereka berulang kali mengucap Alhamdulillah sebagai bukti syukur mereka atas semua jerih payah mereka selama ini. Acara di masjid telah usai. Kini, mereka berkumpul dengan wali kelas mereka masing-masing untuk mendapatkan selebaran yang berisi surat keterangan mereka lulus dan situs yang harus mereka buka untuk mengetahui berapa nilai ujian nasional mereka. Beberapa wali kelas tampak mengucapkan selamat atas keberhasilan anak didiknya dan memberikan sedikit arahan kepada mereka. Segera setelah mereka mendapatkan selebaran itu, mereka berhamburan keluar masjid untuk segera membuka situs yang tertulis di selebaran tersebut dan melihat berapakah nilai ujian nasional mereka. Mereka bersorak riang ketika mengetahui nilai mereka terhitung bagus di antara teman-teman lainnya. Sebagian tampak murung dengan hasil yang mereka raih. Tetapi itu semua kembali kepada usaha dan jerih payah mereka dalam mempersiapkan ujian nasional itu sendiri. Bagi mereka yang merasa telah mengerahkan segala usaha untuk mendapatkan nilai maksimal, mereka mendapat balasan setimpal dengan apa yang mereka usahakan. Begitu pula bagi mereka yang malas-malasan dalam belajar, mereka pun mendapatkan hasil sesuai seberapa besar usaha yang mereka lakukan. Tetapi pada intinya mereka semua siswa kelas XII merasa senang sekali karena mereka telah berhasil melewati satu tahap menuju masa depan nan cerah. Kini, mereka tinggal selangkah lagi menuju universitas yang mereka dambakan.
####
       Hari pun berganti seiring program intensif SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) berjalan sebagaimana mestinya. Beruntung sekali bagi mereka yang telah lulus ujian seleksi di beberapa universitas melalui jalur undangan. Tetapi bagi siswa yang lain, mereka masih harus berusaha mati-matian mengalahkan pesaing-pesaing yang datang dari seluruh penjuru negeri pada perang SNMPTN nanti. Mereka tidak melewatkan fasilitas intensif SNMPTN yang telah diberikan sekolah kepada mereka dengan sia-sia. Mereka memanfaatkan fasilitas ini dengan baik dengan harapan besar mereka dapat diterima di universitas dan jurusan yang mereka inginkan. Walau terkadang sebagian siswa menganggap program intensif ini sebagai sesuatu yang tidak perlu diadakan dan membuang waktu saja.
       Hari pelaksanaan SNMPTN pun menjelang. Mereka berangkat pagi-pagi sekali supaya tidak terlambat untuk mengikuti SNMPTN yang sangat menentukan masa depan mereka nantinya. SNMPTN pun berjalan dengan sangat cepat sekali sampai-sampai tidak terasa sudah memasuki hari ketiga, hari terakhir perang SNMPTN ini dilaksanakan.
####
       Hari ini adalah hari akan diumumkannya hasil SNMPTN yang telah dilaksanakan tempo hari. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar siswa kelas XII. Sebagian mereka merasa senang setelah melihat namanya terpampang di koran atau tertera di situs SNMPTN di internet. Sebagian lainnya merasa sedih karen harapan mereka pupus di tengah jalan dan harus mengakui kekalahan mereka dengan pesaing mereka yang datang dari seluruh pelosok negeri ini.
####
       Hari yang ditunggu pun tiba. Hari dimana wajah-wajah tersenyum bahagia karena pada hari ini akan dilaksanakan acara puncak paripurna dari perjalanan panjang mereka selama tiga masa mengenyam dan menimba ilmu di sekolah ini. Momen yang ditunggu ini adalah wisuda akhir tahun angkatan 20 MAN 3 Malang dan gelar prestasi akademik dan non-akademik. siswa laki-laki terlihat tampan dan berwibawa dengan mengenakan kemeja dengan warna beragam sesuai kesepakatan kelas mereka, berjas, memakai celana hitam dan sepatu pantofel. Sedangkan di lain pihak, siswi perempuan tampil dengan memakai kebaya yang warnanya disesuaikan dengan warna kemeja siswa laki-laki. Hari itu adalah hari yang akan mereka kenang selalu sampai nanti dan tentu tak akan terlupakan begitu saja seiring berjalannya waktu.

       Setelah wisuda usai, mereka menyempatkan diri untuk sekedar foto bersama orang tua, teman-teman, adik kelas, guru, dll. Wisuda berakhir sekitar pukul 13.00. Mereka –para siswa kelas XII-  lalu minta izin pamit pulang untuk selama-lamanya kepada para guru yang telah mengantarkan mereka sampai menjadi seperti sekarang ini. Akhirnya mereka semua berpisah satu sama lain dan kembali ke daerah masing-masing. Masa ini adalah masa paling indah yang kenangannya akan tetap ada dalam setiap benak siswa dan siswi kelas XII angkatan 20 MAN 3 Malang. Suatu saat nanti, mereka ingin berkumpul kembali walau hanya sebentar saja untuk melapas rindu dan kangen satu sama lain.  

Penulis blog

  1. Jack Kahuna Ra-Guna
    Jack Kahuna Ra-Guna
    Minggu, 24 Mei 2020 pukul 21.21.00 WIB
    Sangat mengesankan, Terimakasih Ustadz🙏🙏
  2. Unknown
    Unknown
    Sabtu, 30 Mei 2020 pukul 10.12.00 WIB
    Sangat berkesan dan penuh dengan pesan. Saya tunggu kisah-kisah berikutnya, ustadz...
Terima kasih sudah berkunjung. :)