Kembali Ke Atas
Beranda
Islam
Renungan Kehidupan
Penyesalan Masa Tua Tak Mengembalikan Apa Pun
Unknown Unknown
November 30, 2016

Penyesalan Masa Tua Tak Mengembalikan Apa Pun


       Saya selalu merasa heran melihat banyak generasi muda yang dengan mudahnya menghabiskan masa mudanya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat apalagi hal-hal yang negatif. Sungguh banyak waktu kosong yang mereka miliki dan apabila mereka menggunakannya dengan efisien untuk hal-hal positif tentu mereka akan mendapatkan banyak hal baik. Saya teringat satu hadits nabi yang berbunyi 
من حسن الإسلام المرء تركه مالا يعنيه
Artinya Salah satu tanda kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. 
      Sesungguhnya ada beberapa efek negatif dari mengisi waktu kosong hanya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Pertama, orang tersebut telah menyia-nyiakan waktu yang berharga. Ia tidak menghargai waktu yang telah diberikan Allah kepadanya. Padahal, ia tidak mengetahui ajal akan datang menjemput. Kedua adalah orang tersebut bisa saja terjerumus ke hal-hal negatif atau bahkan kejahatan. Sudah barang tentu orang yang tidak disibukkan dengan kebaikan, maka kejahatan akan dengan mudah merasuk dalam dirinya. Tiba-tiba saa ia malas sholat tepat waktu, malas mengerjakan tugas, suka nongkrong gak jelas di pinggir jalan bersama kawan-kawannya. Sesungguhnya kalau misalnya tujuan mereka melakukan rekreasi sekali-kali hanya untuk refreshing sih itu masih bisa dibenarkan. Tetapi, coba perhatikan sekelilin kita. Mereka rata-rata hampir tiap minggu selalu menghabiskan waktu keluar kota, jalan-jalan yang kadang tidak ada manfaatnya dan terkesan berlebih-lebihan. Padahal, kita pasti tahu bahwa segala hal yang berlebihan adalah tidak baik. Baik bagi badan kita, kesehatan, bahkan menurut agama kita sendiri hal tersebut juga kurang baik. 
      Saya sendiri berusaha untuk keras terhadap diri saya sendiri. Kalau kata pakar-pakar ahli kebahagiaan sih menunda kebahagiaan. Maksudnya, sekarang kita rela untuk tidak menikmati kebahagiaan tersebut secara berlebihan dan mendahulukan bersusah payah. Bukankah dalam pepatah berkali-kali disebutkan untuk bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Hal itu berarti tidak ada suatu kesenangan pun yang haqiqi atau yang sebenarnya bila tidak diraih melalui usaha keras. Bila kebahagiaan tersebut diraih hanya sekejap tanpa usaha, bisa jadi kebahagiaan tersebut dijamin tidak awet, hanya sesaat dan lekas dilupakan dan berganti dengan kesengsaraan tak berkesudahan. Maka, cobalah keras untuk masa muda kita, toh di masa depan kita akan memetik hasilnya. Karena kalau masa muda saja sudah kita gunakan untuk berfoya-foya, senang kesana kemari dengan tujuan yang kurang manfaat, nanti penyesalan di hari tua sangat tidak berguna karena kita tak dapat mengulang semua yang telah lewat. Lalu, meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat sesungguhnya sudah merupakan satu tanda seseorang menuju tazkiyatun nafs dalam tasawuf. Seseorang yang telah mampu meninggalkan hal yang kurang bermanfaat tentunya ia mulai mampu memanagemen dirinya dengan baik, memilah mana yang baik dan buruk untuk dirinya, untuk kemudian menemukan jalan untuk senantiasa dekat dengan Sang Pencipta. Akhirnya, saya tegaskan kembali 

JANGAN SIA-SIAKAN WAKTU MUDAMU, KARENA PENYESALAN MASA TUA TAK  AKAN PERNAH MAMPU MENGULANG YANG TELAH TERLEWATI 

Penulis blog

Terima kasih sudah berkunjung. :)