Kali ini aku kembali pulang. Terhitung dari pertama kali mengenalmu, ini adalah kepulangan keduaku. Keluargamu berencana bersilaturrahim ke rumah. Aku begitu senang mengetahui rencana itu. Sebab memang begitu pula inginku. Terima kasih untuk kesediaan keluargamu untuk singgah di gubukku.
.
Bila diperhatikan, tiap dua minggu kita bertemu. Pertengahan bulan lalu, aku bertatap muka denganmu, dilanjutkan dua keluarga besar juga berjumpa. Dua minggu kemudian, selepas seminar proposal, kita kembali berjumpa di kota yang sama-sama kita habiskan semasa kuliah jenjang sarjana. Hari ini, dua minggu telah berlalu. Kita akan kembali dipertemukan untuk menjalin ikatan dan merekatkan ukhuwah berbalut cinta kasih.
.
Bagiku, dua kepulangan terakhir begitu berharga. Meski sebentar, aku merasakan getaran rasa begitu hebat. Meski sejenak, tetapi benar-benar bermakna untuk masa depanku. Masa depanmu juga tentunya. Pertemuan atas restu-Nya melambangkan bahwa kasih-Nya tiada berbatas bagi hamba yang terus menengadahkan pinta sepanjang waktu. Terima kasih telah bersedia mengenalku, aku pun bersyukur tiada terkira telah mampu mengenalmu sejauh ini.
.
Adinda, esok dua keluarga besar akan bertemu kembali. Itu tanda bahwa hari penyatuan dua hati sudah semakin dekat. Kupersiapkan berupa-rupa bekal untuk rumah tangga kita nanti. Bekal ilmu, bekal taqwa, bekal finansial, bekal mental dan bekal-bekal lainnya. Kuharap kau pun melakukan hal yang sama.
.
Pada kepulangan kedua
Pada perjumpaan yang senantiasa didamba
Ada harapan yang terus direnda
Ada mimpi yang terus dirajut dengan mesra
.
Kembali kuucap terima kasih
Pada Adinda yang akan menjadi kekasih
Membersamai langkah menyemai cinta dengan gigih
Semoga rasa dalam hati senantiasa jernih
.
Bumi Mliwis, 16 Mei 2018