Kembali Ke Atas
Beranda
Ramadhan
Renungan Kehidupan
Sekelumit Serba-Serbi Puasa Ramadan di Masa Kecil
Muhammad Amin Muhammad Amin
Mei 21, 2018

Sekelumit Serba-Serbi Puasa Ramadan di Masa Kecil

Mengingat puasa ketika masih anak-anak dahulu bukan satu hal yang mudah. Me-recall memori masa lalu untuk hal ini cukup menguras tenaga. Tapi izinkan diri menuliskan beberapa yang diingat dalam otak.
Momen pertama dari masa kecil yang saya ingat adalah tentang mengisi buku Ramadan yang dibagikan oleh sekolah. Setiap murid wajib mengisinya. Di sana ada ceklis salat jamaah lima waktu, membaca Quran, rangkuman ceramah jumat dan tarawih plus tanda tangan penceramahnya, bahkan sampai tanda tangan kepada siapa saja yang dikunjungi ketika lebaran tiba.

Momen kedua adalah bermain kembang api selepas tarawih dan menjelang Idulfitri. Bagi saya, bermain kembang api sudah cukup menyenangkan kala itu. Padahal, bagi teman lainnya, mereka rela sampai membeli mercon dan menyalakannya di antara sujud salat tarawih, berkali-kali, dan hampir setiap hari. Beruntung saya tak pernah ikut-ikutan. Hal ini jelas mengganggu jamaah tarawih di masjid dan musala.

Momen ketiga adalah pondok Ramadan. Seluruh siswa diminta hadir di sekolah mulai Sabtu sampai Ahad untuk mengikuti berbagai kegiatan kegamaan. Diajak bermunajat dan memperbanyak ibadah, mempererat persaudaraan antar sesama teman.

Momen keempat adalah puasa setengah hari. Karena masih anak-anak, sebagai ajang latihan berpuasa, saya pernah melakukan puasa setengah hari selama hampir tiga puluh hari. Beruntung untuk tahun-tahun selanjutnya saya bisa berpuasa penuh sebagaimana seharusnya.

Momen kelima adalah menerima angpau. Hari yang ditunggu adalah hari raya. Ketika semua anak kecil berlomba mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari uluran tangan saudara atau tetangga. Tabungan dari angpau selama lebaran bisa dibelikan sepeda atau mainan. Begitu sederhananya bahagia kala itu. Namun, seiring berjalannya waktu ada pergantian posisi. Dahulu meminta, sekarang jadi malu sendiri. Bahkan, sekarang sudah lebih banyak dimintai uang oleh saudara yang umurnya jauh lebih muda. Hal ini tentu wajar sekali, terlebih ketika kita sudah bisa bekerja, mengumpulkan uang dari jerih payah kita sendiri.

Begitulah kisah-kisah yang kuingat dari Ramadan masa kecil. Momen-momen semacam itu begitu seru untuk diingat. Tetapi, kurang asyik bila dilakukan kembali untuk saat ini. Semoga kenangan-kenangan semacam itu menjadi memori indah dalam diri dan menjadi pembelajaran berharga untuk saat ini.

#RamadhanBercerita #RamadhanBerceritaday4 #puasamasakecil

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)