Dahulu, kala Ramadan datang, saya mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Saya menjadwalkan kapan saya harus mengaji, kapan harus membaca buku, dan lain sebagainya. Lantas, Ramadan akan penuh dengan implementasi rencana-rencana tersebut. . Kini, setelah dewasa, perencanaan itu lebih banyak hanya perencanaan belaka. Perihal pelaksanaan lebih banyak menyesuaikan. Menyesuaikan dengan jatah waktu yang ada, mencuri-curi waktu senggang, menyesuaikan dengan tumpukan pekerjaan dan tanggung jawab yang kian hari tidak makin berkurang, tetapi semakin banyak saja. . Dahulu, kala Ramadan datang, bahagia itu cukup sederhana. Cukup meletakkan sebongkah es di tenggorokan atau dahi di siang yang terik atau bermain kembang api selepas tarawih. . Kini, setelah dewasa, bahagiaku pun cukup sederhana. Berkumpul dengan keluarga besar, makan sahur dan berbuka puasa bersama. Persis dengan apa yang biasa dilakukan ketika masih bersekolah dasar dahulu. . Pada akhirnya, bahagia atau tidak terletak pada bagaimana per
Mei 21, 2018
Ramadan Masa Kecil vs Dewasa
Dahulu, kala Ramadan datang, saya mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Saya menjadwalkan kapan saya harus mengaji, kapan harus membaca buku, dan lain sebagainya. Lantas, Ramadan akan penuh dengan implementasi rencana-rencana tersebut. . Kini, setelah dewasa, perencanaan itu lebih banyak hanya perencanaan belaka. Perihal pelaksanaan lebih banyak menyesuaikan. Menyesuaikan dengan jatah waktu yang ada, mencuri-curi waktu senggang, menyesuaikan dengan tumpukan pekerjaan dan tanggung jawab yang kian hari tidak makin berkurang, tetapi semakin banyak saja. . Dahulu, kala Ramadan datang, bahagia itu cukup sederhana. Cukup meletakkan sebongkah es di tenggorokan atau dahi di siang yang terik atau bermain kembang api selepas tarawih. . Kini, setelah dewasa, bahagiaku pun cukup sederhana. Berkumpul dengan keluarga besar, makan sahur dan berbuka puasa bersama. Persis dengan apa yang biasa dilakukan ketika masih bersekolah dasar dahulu. . Pada akhirnya, bahagia atau tidak terletak pada bagaimana per
Penulis blog
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat
Posting Komentar