Muhammad Amin
Kau tahu kan sayang kalau aku harus memperjuangkan banyak hal dalam hidupku? Kuharap kau tahu bahwa di antaranya ada kita yang terus aku semogakan kepada Tuhan. Aku pontang-panting setiap hari demi melihat dirimu dan akhirnya kau yakin bahwa lelakimu benar-benar melakukan sesuatu yang berarti buatmu. Aku tak mau mengumbar kisah kita seperti kawan lain yang dengan mudah diajak makan di warung-warung megah. Aku mau mengabadikan kisah kita dalam draft tulisan yang entah kita baca sendiri suatu saat nanti atau dibaca banyak orang sebagai cerita yang mengandung banyak hikmah. Bukankah itu menyenangkan?
Kau harus lebih memahami bahwa lelakimu sedang berusaha menghalalkanmu. Lelakimu disini tidak berhenti berharap bahwa kau adalah satu-satunya dalam kehidupannya. Kuharap kau tidak cengeng dan terus merengek minta ini itu. Bersabarlah kasih, tinggal sebentar lagi. Maukah kau kuajak bersabar sedikit lagi. Menunda kebahagiaan saat ini kurasa menjadi satu pilihan yang baik karena kutahu bila kuturuti semuanya sekarang ini kau akan berpikir bahwa lelakimu adalah orang yang gampangan mengiyakan permintaan. Lelaki yang tidak tegas terhadap apa yang menjadi keputusannya dan mungkin bisa jadi suatu hari nanti mengkhianati janji yang telah sama-sama disepakati hari ini.
Dalam setiap hariku, aku terus memahamimu. Terus memahami karaktermu. Belajar dari setiap interaksi yang kita buat. Belajar memahami segala hal tentangmu dari apa yang kubicarakan dengan teman-temanmu. Aku berharap kau tahu itu meski aku tahu bahwa kamu sedikit kesulitan memahami peranku dalam kehidupanmu. Tapi aku sendiri sudah berjanji bahwa kau adalah prioritas utamaku. Kau bisa mengandalkanku sayang. Tak usah risau dan tak perlu galau.
Kelak kau akan tahu bahwa segala yang kulakukan hari ini, semua yang kau ketahui atasku sepanjang waktu adalah demi kita. Tidak hanya demi aku atau demi kamu. Meskipun aku sendiri belum tahu bagaimana kisah kita akan berakhir dan kemana kisah ini akan bermuara? Semoga saja selalu baik adanya.
M. Amin | 23 Jan 2017
