Kembali Ke Atas
Beranda
online
Seminar
RENEWABLE ENERGY; Urgency and Future Prospect for Indonesia Energy Needs
Muhammad Amin Muhammad Amin
Januari 13, 2017

RENEWABLE ENERGY; Urgency and Future Prospect for Indonesia Energy Needs


YOUCAN DISCUSS BATCH 2
SPEAKER; Mr. Adam Febriyanto Nugraha
        S2 – S3 University of Science and Technology Korea
Moderator and Notulen; Rofiatur Rofiah
                        S1 English Education Department Madura Uniersity
RENEWABLE ENERGY; Urgency and Future Prospect for Indonesia Energy Needs
            Selama sumber energinya dapat diperbaharui dalam jangka waktu yang relatif singkat untuk ukuran hidup manusia maka itulah renewable energy. Minyak bumi pun dapat diperbaharui meski prosesnya butuh waktu yang sangat lama.

Energy terbarukan sangat perlu dikembangkan  karena sumber energi terbesar saat ini seperti minyak bumi dan batu bara lama-lama akan habis dan biasanya dalam perkembangan energi terbarukan ini akan diiringi juga dengan energi yang ramah lingkungan. Jadi tidak akan sekedar cepat perputarannya tapi tidak ada efek negatifnya.
Macam-macam Renewable Energy
1.      Angin
2.      Air/tidal/laut
3.      Sinar matahari/panas matahari
4.      Panas bumi
5.      Hidrogen
6.      Biomas
7.      Nuklir (?)

Dan dari semua itu memiliki advantage and disadvantage masing-masing. Kalau ditinjau dari asal muasal sumbernya, yang hampir selalu ada adalah angin, air, matahari, panas bumi,dan  biomas. Kalau nuklir dari bahannya tidak terbarukan tapi energinya besar sekali dengan fuelnya sedikit jadi bersaing juga. Korea pun lebih dari 50% menggunakan nuklir untuk sumber listriknya. Terkait Indonesia sendiri sebagai berikut;

 
Gambar 1.

            Seperti yang terdapat pada gambar 1. Kita bisa melihat kapasitas negri ini baik dari segi panas bumi, dan bioenergi sudah mulai lebih matang di banding yang lain meskipun sudah banyak juga pembangkit listrik tenaga surya dan jenis energi terbarukan lainnya yang sedang diaplikasikan.

           Gambar 2.

            gambar 2.  Adalah peta sebaran panas bumi Indonesia yang memiliki potensi besar sehingga PR untuk mengembangkannya pun masih besar pula. Dengan kondisi Geografis dan Sosial yang beraneka ragam maka menurut Adam Febriyanto Nugraha tidak mungkin satu jenis energi terbarukan bisa menjawab permasalahan seluruh negri kita ini. Data-data yang baru terkumpul hingga 2014 dan 2015 bisa di cek di http://ebtke.esdm.go.id/category/11/buku.statistik.ebtke sedangkan terkait potensi Biomasa bisa klik http://aplikasi.ebtke.esdm.go.id/biomass/index.php/geochart/index maka akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini

 
gambar 3.

            Lagi-lagi potensi besar peluang pengembangannya pun masih besar dan masih banyak pula yang perlu di garap. Dari gambar tersebut kita bisa melihat pembagiannya dari perkebunan hingga sampah kota. Intinya dengan potensi energi yang besar itu (sampai saat ini kita baru intip termal dan biomass) apabila dikelola dengan baik, bisa menghadirkan nilai ekonomi yang besar. Maka apabila pemerintah bisa mengoptimalkannya, keuntungannya selain rakyat bisa mendapat energi murah, juga bisa menjadi pemasukan negara. Terkait pembangkit listrik tenaga surya yang sudah dibangun hingga 2014 juga sudah membaik.


 gambar 4.

            Pada gambar diatas Ada 426 titik dengan total kapasitas 14MW, nah untuk Indonesia butuh berapa MW ? ini masih PR bersama untuk kita. Lalu bagaimana dengan energi yang lain ? bukan berarti tidak ada sama sekali karena sekarang sudah zamannya kolaborasi. Institusi pendidikan, pemerintahan, dan swasta pengembang energi terbarukan sudah mulai bekerja sama untuk membangun energi ini di daerah-daerah.

 Gambar 5.
            Gambar diatas merupakan rangkuman potensi energi di Indonesia yang diambil dari 2nd Asia Renewable Energy Workshop.
Q1. Teuku Rachmattra - Surabaya - ketika mengambil master di Korea apa tetap mempelajari Renewable Energy seluruhnya atau hanya dibidang Material Polimer ?
A1. Seperti kuliah pada umumnya, mata kuliah kan ada major course, research course dll. Saya sempat pelajari umumnya, Cuma ya porsinya jauh lebih kecil dibanding bidang riset saya jadi memang untuk pembahasan kali ini saya tidak bisa terlalu mendalam karena bukan mainan tiap hari disitu, tapi mudah-mudahan bisa menyemangati kita untuk bedah lebih dalam.
Q2. Hudin – Tangerang – A. Buaran energi di Korea selatan sekarang bagaimana ? porsi energi baru terbarukan berapa ?
B. bagaimana kebijakan pemerintah korsel dalam hal energi baru terbarukan ?
A2.  A. Korea bertopang pada nuklir hingga saat ini seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, lebih dari 50% sisanya pun masih batu bara (yang diimpor dari China dan Indonesia) hebatnya mereka membuat ini sebersih mungkin  sambil mengembangkan ke Renewable Energy.
         B. kalau teman-teman nanti berkecipung  lebih jauh di dunia Solar Cell atau Fuel Cell misalnya, pasti paper-paper publikasi yang bagus-bagus ada nama orang Koreanya pada umumnya, entah sebagai student atau prof. Kalau tenaga ahlinya saja sudah sedemikian antusias, jangan ditanya  keseriusan pembangunannya. Mereka lebih fokus pada Solar Cell, Wind, dan Hydrogen. Serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi pemanas dan pendingin.
Q3.  Zahra – jember – Mr. Adam jika memang setiap energi memiliki kekurangan dan kelebihan apakah kita bisa menyatukan beberapa energi yang ada sehingga dapat menjadi sebuah sistem yang saling melengkapi kekurangan tersebut ?
A3. Tentu saja bisa di hybrid. Misal seperti ini ya
Solar Cell > menghasilkan listrik > listrik digunakan untuk convert air menjadi gas H2 dan O2 > H2 nya disimpan dan didistribusikan ke hydrogen station > diaplikaskan ke mobil dengan tenaga Fuel Cell. Atau sekema lain yang lebih sederhana, di kota A Solar Cell efektif, di kota B Wind turbin efektif, pendistribusian listriknya sharing.
Q4. Ananda Iqbal Ekaputra – UNSOED – menurut kacamata anda pentingnya ngembangin energi terbarukan untuk untuk dikembangin. Bagaimana kalau hal tersebut mengambil lahan warga ? mungkin contoh belum saya dapatkan tapikasus pertambangan saja sudah banyak mengambil lahan rakyat. Apa yang anda lakukan mengenai hal tersebut ? 
A4. Kasus pertambangan itu kan bisnis pemerintah mau tidak mau ya kita gilas.
AD. Oiya, FYI aja, Taxi di Korea sudah ada yang diuji coba menggunakan Fuel Cell lho, jadi tidak pakai bensin lagi, pakainya hydrogen dengan buangannya H2O.
Q.5 Della Yuriza – Palembang – dikorea anda sudah banyak melihat bagaimana mereka membangun negaranya dengan sumber daya seperti itu, selanjutnya bagaimana anda agar kita semua disini dapat membangun seperti apa yang dicapai oleh negara lain tersebut supaya kita bisa terapkan dalam struktur negara Indonesia ini ?
A.5 Kalau yang masi Mahasiswa, carilah pengalaman, kuasai teknologinya. Jika mampu berdiri sendiri dan langsung menerapkannya di daerah masing-masing itu HEBAT! Juka belum bisa, berkolaborasilah, jika belum bisa juga, kembali lagi untuk mencari Pengalaman sambil bergotong royong dari hal-hal yang kecil untuk membuat sesuatu yang besar.
Q.6 Citra pertiwi – Surabaya – yang saya tahu saat ini Indonesia hanya memproduksi panas bumi dengan cara konvensional, yaitu mengektrasi energi panas yang tersimpan di kerak bumi pada kedalaman 2-3 km dengan memanfaatkan fluida (air meteroik) yang bersikulasi dalam batuan reservoir sebagai media pembawa energi panas ke permukaan  tetapi sayangnya fluida panas pada sistem panas bumi di daerah vulkanik Indonesia  sering bersifat korosif sehingga membutuhkan material fasilitas produksi yang jauh lebih tahan korosi dibanding dengan ekstraksi minyak dan gas bumi. Yang saya tanyain, menurut Mas Adam sendiri bagaimana menciptakan material tahan korosi untuk untuk produksi fluida panas bumi ? dapatkah material itu tahan korosi tanpa  bergantung pada proteksi katodik dan pelapisan ?
A.6  ilmu korosi saya nampaknya sudah terkorosi nih tapi pasti bisa, hanya saja teman-teman saya dibidang piping dan korosi akan lebih paham ini. Saya belum bisa menyebutkan material secara spesifik.. ya mungkin bisa juga dengan solusi lain seperti inhibitor misalnya.
Q.7 Hani Ramadhani – Jakarta – Indonesia merupakan negara maritim, namun kenapa potensinya paling kecil dibandingkan dengan sumber energi terbarukan yang lain ? apa penyebab utamanya ?
AO.7 Alasan pertama, pemetaan energi laut masih kurang sekali jadi tidak bisa sembarangan mengklaim bahwa potensinya sekian besar tanpa data saintik. Kedua, jika dibanding dengan daerah subtropis, ditambah lagi dengan perairan yang cukup tertutup pulau –pulau tinggi gelombang laut di perairan Indonesia (khususnya paparan sunda). Namun dengan potensinya tetap ada dan justru relatif  lebih aman dibandingan daerah  subtropis potensi besar tapi terkendala badai. Jadi yang dibutuhkan adalah alat dengan power capture maksimal sehingga bisa memanfaatkan potensi yang ada.
Q8. Ilham Lubis – Pekan Baru – mas Adam bagaimana pendapat mas, tentang langkah jitu penerapan energi terbarukan ? karena akan banyak rintangan nantinya yang akan dihadapi saat pengembangannya.
A8. Langkah jitu penerapan .. yang  jelas dukungan pemerintah harus kuat dan pemerintah bisa menciptakan atmosfir yang memudahkan (birokrasi dll) bagi pengembangannya selain itu ya pencerdasan juga ke masyarakat dan yang paling penting, perbanyak ahli yang mau jadi teknoprenuer.
Q9. Yasmin – Jakarta - Kebijakan energi Indonesia sendiri, apakah menurut anda sudah mendukung pengembangan Renewable Energy ? dan menurut anda apakah hambatan terbesar bagi Indonesia untuk mengembangkan Renewable Energy ?
A9. Kalau dilihat dari anggarannya sih belum ya, kalau hambatan terbesarnya yaitu modal, tidak murah soalnya untuk pengembangan itu semua.
Q10. Yoga – Jakarta – apakah kakak familiar dengan data IEA (International Energy Agency) ? disana terdapat database penggunaan energi setiap negara dan ketika melihat data energi Indonesia, saya mengalami kebingungan perihal data konsumsi biofuel dan waste. Penggunaan biofuel and waste di Indonesia sangat besar (hampir sepertiga dari total konsumsi) namun terklarifikasi kedalam sector “other” apakah kakak memiliki informasi mengenai sector “other” yang dimaksud ?
A.10 Waduh.. saya kurang familiar dengan datanya IEA.

AO. Penggunaan tiap negara bisa dilihat di IEA.org 

 
    Gambar 6.
Disana tertulis total konsumsi 2014 sebesar 165,3 M ToE sementara penggunaan biofuel aja sudah 58 MToE dan anehnya 6 MtoE di sektor industri (wajar) I MtoE transport (wajar) 50 MtoE sektor “other” (dipertanyakan). Untuk Korea sector other tidak terlalu besar (masih wajar) tapi Indonesia meragukan.

Ket:
Q = Question
A= answering
AO= another option

Ig: @youcan.id


Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)