Khutbah
jum’at kali ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Fauzi. Beliau berkhutbah mengenai
beberapa kriteria dalam memilih pemimpin sesuai perspektif Islam. Ada beberapa
kriteria dari seorang pemimpin yang bisa dijadikan tolak ukur kita ketika akan
memilih pemimpin. Berikut ulasannya:
1. Shidiq (jujur)
Salah satu
sifat pemimpin yang seharusnya dipilih oleh muslim adalah seorang yang jujur.
Dengan kejujurannya, maka seorang pemimpin tidak akan mungkin membohongi
rakyatnya atau pun bawahannya. Ia akan rela mempertahankan kejujurannya dalam
membangun wilayahnya dan juga dalam hal kesehariannya dalam memimpin. Betapa
bahagianya kita bila melihat pemimpin kita mampu mengaplikasikan sikap jujur
ini dalam kepemimpinannya, maka pemimpin tersebut akan senantiasa dinanti dan
dielu-elukan oleh masyarakat yang dipimpinnya.
2. Amanah (dapat dipercaya)
Sifat
kedua yang dianjurkan Rasulullah ketika kita akan memiih seorang pemimpin
adalah amanah. Dengan sifat ini, maka seorang pemimpin tidak mungkin mengkhianati
rakyatnya. Ia tak tega menghabiskan uang rakyat demi kesejahteraan dirinya,
keluarganya atau pun kelompoknya. Ia akan berusaha menjalankan roda
pemerintahan dengan penuh tanggung jawab karena ia tahu segala yang ia lakukan
sekarang ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
3. Tabligh (komunikatif)
Sebagai
calon pemimpin, tentunya calon tersebut harus komunikatif dalam hal
menyampaikan gagasan-gagasan kepada yang dipimpinnya. Ia harus pandai
mendengarkan keluhan dan aspirasi masyarakat lalu berusaha mewujudkannya dengan
melihat berbagai aturan dan perundang-undangan yang telah diatur. Dengan
begitu, ia akan dengan mudah mendapatkan simpati masyarakat. Ia juga harus
turun ke masyarakat guna mengetahui sejauh mana kepemimpinannya menyentuh ranah
masyarakat. Apakah sudah optimal? Apakah sudah merata kebijakan yang dibuatnya?
Dst. Dengan sifat ini tentu masyarakat akan dengan mudah serta senang hati
mengungkapkan unek-unek nya kepada pemimpin.
4. Fathinah (cerdas)
Selain tiga
sifat di atas, seorang pemimpin juga harus cerdas. Ia harus menguasai berbagai
ilmu yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya sebagai pejabat. Ia harus
memiliki keilmuan yang matang mengenai pemerintahan, politik, pengambilan
keputusan dsb. Ia adalah sosok yang luas ilmunya, pengetahuannya seluas
cakrawala dan juga sedalam lautan. Dengan kecerdasannya, ia dapat mengambil
keputusan dengan baik dengan mempertimbangkan baik dan buruknya.
5. Demokratis
Sifat
selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah demokratis. Artinya
seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu haruslah melalui persetujuan bersama
musyawarah dan mufakat. Ia tidak memutuskan sepihak tanpa mempertimbangkan
pihak-pihak lain yang menjadi wakil rakyat. Hal ini ditunjukkan oleh Abu Bakar
yang tidak mau mengambil keputusan dalam pemerintahannya kecuali melalui
musyawarah mufakat. Dengan sifat ini, maka keputusan yang dihasilkan diharapkan
dapat diterima banyak kalangan dan tentunya baik buruknya dapat ditanggung
bersama. Bukan keputusan yang menguntungkan satu pihak dan menrugikan pihak
lainnya.
6. Qudwah (suri tauladan)
Sebagai
sifat keenam yang harus dimiliki pemimpin adalah qudwah atau keteladanan.
Sebagai seorang pemimpin ia tampil di depan yang dipimpinnya sebagai pemberi
contoh. Ia mau memulainya dari dirinya sendiri sebelum meminta para bawahannya
untuk bersikap misalkan disiplin. Ketika ia memerintahkan bawahannya untuk
datang pukul 7 pagi misalnya, maka pemimpin akan dating 15 menit sebelum pukul
7 itu dst. Dengan keteladanan sesungguhnya yang dipimpinnya lama-kelamaan akan
sungkan dan tentunya mengikuti apa yang akan diperintahkan oleh pemimpinnya
karena ia tahu bahwa pemimpinnya memberikan teladan terlebih dahulu, tidak
sekadar menyuruh sedangkan ia sendiri tidak melaksanakannya pada dirinya.
Sungguh, keteladanan berbicara lebih lantang dari sekadar kata-kata tanpa aksi
nyata.
7. Pelopor
Sebagai
seorang pemimpin, ia harus menjadi pelopor. Artinya adalah ia menjadi yang
pertama dalam memberi contoh. Ia harus berada di garda terdepan dalam hal
menerapkan keputusan yang menjadi kesepakatan bersama. Ia tidak segan untuk
senantiasa menjadi yang pertama dalam hal keteladanan. Ia tak malu untuk
memulai segala hal yang baik. Dengan kepeloporan ini, diharapkan yang
dipimpinnya akan merasa tergerak untuk kemudian bersama-sama mewujudkan
cita-cita bersama. Maka, benarlah sosok yang memiliki ketujuh sifat di atas
adalah ciri-ciri pemimpin dambaan umat. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan
untuk memilih pemimpin dengan kriteria-kriteria di atas sehingga terlahir
pemimpin yang benar-benar adil terhadap siapa pun, mau berkorban untuk rakyat
dalam hal menyejahterakannya dan tidak hanya menyejahterakan “perutnya”
sendiri.
Semoga senantiasa mengisnpirasi
Jum’at, 13 Jan 2017