Nada pesan whatsapp grup MPBA D tiba-tiba
berbunyi. Sontak aku membukanya. Ternyata ada pemberitahuan bahwa siang ini ada
perkuliahan terakhir mata kuliah PSI (Pendekatan Studi Islam) oleh ustadz
Faisol. Maklum sebab Senin yang lalu berliau berhalangan hadir. Saya pun
mempersiapkan presentasi ulang meski pada akhirnya saya bersyukur karena tidak
perlu mengulanginya lagi.
.
Usai sholat dzuhur berjama’ah saya makan
siang. Sembari persiapan kuliah, saya menuliskan cerita hari-hari lalu. Beberapa
menit sebelum perkuliahan, turunlah rinai hujan. Meski tidak deras namun cukup
membuat hati was-was. Alhamdulillah menjelang pukul 13.20 hujan sedikit reda
dan kuputuskan untuk segera sampai kampus 1. Sesampai di kampus 1 saya bertemu
beberapa adik kelas dan juga staf Humaniora. Kata beliau, “teman-temanmu
lulusan BSA banyak yang ambil kuliah di jogja, tapi mereka mengambil studi
Islam. Kamu sibuk apa?”
Kujawab, “Ya kuliah pasca jurusan
Pendidikan Bahasa Arab”
“Kenapa nggak nunggu dibuka BSA baru kuliah
lagi? Biar wacana keilmuannya lebih luas. Tidak mentok di satu jurusan.”
“Hehe, ya mas. Sudah terlanjur.”
“Kalau ambil peminatan lain, sesungguhnya
kita memperluas bidang keilmuan yang kita miliki. Ya sudah moga sukses.”
“Terimakasih mas”
.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, ternyata
kelas lain telah masuk ruang kuliah. Kami pun menyusul memasuki kelas yang
telah ditentukan. Presentasi siang ini oleh anggota kelas B tentang Mendamaikan
Filsafat dan Agama Ibnu Rusyd, sama dengan pembahasanku Senin lalu. Saya pun
mendengarkan pemaparan dengan baik. Kubuka kembali catatan-catatan dan makalah
tentang tema yang sama. Pertanyaan pun dilontarkan salah seorang teman terkait
eksistensi Tuhan dan sedikit menghadirkan ketegangan di antara para peserta
kuliah. AKhirnya perdebatan dilerai dan ditengahi oleh dosen, Ustadz Faisol.
.
Pada intinya filsafat dan syariah itu
saling berkompromi dalam hal aksiologi yaitu mencapai perilaku yang mulia.
Aspek teologi masuk dalam ranah keimanan dan tidak perlu diperdebatkan.
Filsafat itu menguatkan syariah. Kita diminta untuk memikirkan ciptaan Allah,
bukan pada dzat Allah. Maka perkuatlah pondasi tauhid supaya bagaimana pun cara
yang ditempuh dapat menguatkan pondasi tersebut. Ilmu itu hanya tunggangan
untuk nanti bertemu dengan Allah. Maka yang paling penting bagaimana kita mampu
mengambil hikmah dan I’tibar dari berbagai peristiwa yang terjadi di atas alam
semesta ini. Perkuliahan ditutup dengan foto bersama.
.
Sepulang dari kuliah terakhir PSI, hujan
cukup deras kembali mewarnai perjalanan pulang. Beberapa saat kemudian, hujan
reda dan kuputuskan untuk pergi ke Pasar Besar untuk membenarkan jam tangan
yang beberapa waktu lalu rusak. 15 menit kemudian saya sudah sampai di dekat
pasar besar dan mempercayakan seorang ahli arloji untuk menangani masalahnya.
Setengah jam kemudian selesailah pekerjaan memperbaiki jam tangan dan saya pun
beranjak pergi mengingat hari sudah semakin gelap. Rencananya akum au membeli peci
di Bayakub, tetapi saying seribu saying, Bayakub baru saja tutup. Akhirnya aku
pulang ke ma’had.
.
Malam harinya dilaksanakan sholat maghrib,
isya’ dan tarawih. Beberapa pengumuman disampaikan oleh panitia PARTI (Ramadhan
dan Idul Fithri) juga oleh takmir Masjid Al-Falah. Usai tarawih kusempatkan
membaca Al-Qur’an beberapa halaman, menyicil beberapa tugas UAS dan berlayar ke
pulau kapuk. Itulah sedikit cerita di akhir bulan Sya’ban yang begitu syahdu.
Syahdu sebab diiringi hujan hampir seharian penuh meski tidak deras.
Rasa-rasanya hujan tersebut begitu bergembira menyapa bulan suci Ramadhan. Ia
ingin juga berpartisipasi dalam menyegarkan bumi yang gersang beberapa minggu
terakhir. Pada akhirnya, semoga ibadah selama bulan Ramadhan 1438 H ini
senantiasa mendapatkan pahala dari Allah SWT dan dosa kita diampuni oleh-Nya.
.
@muhamin25 | 26 Mei 2017