Kembali Ke Atas
Beranda
Renungan Kehidupan
Perjalanan Terjauh Adalah ke Masjid
Muhammad Amin Muhammad Amin
Mei 03, 2017

Perjalanan Terjauh Adalah ke Masjid


Mungkin ungkapan ini sudah seringa terdengar dan begitu familiar bagi kita. Ada banyak orang yang bisa mendaki gunung beribu mdpl, tetapi hanya melangkah lima puluh meter dari rumah menuju masjid kampong saja sehari semalam lima kali belum tentu bisa. Maka dari itu, tampaknya ada yang salah dengan pola pikir dan kebiasaan kita selama ini.

.
Saya memang orang yang kurang suka mendaki gunung. Bukan karena tidak berani, hanya saja apa ya harus ke gunung kalau hanya mau bertamasya, saya kira masih ada banyak lokasi lain yang lebih representatif sebagai alternatif. Saya tidak menyalahkan mereka yang setiap minggu mendaki puncak gunung. Itu baik. Tapi ingat bahwa masjid sebelah rumahmu juga perlu kau masuki lima kali dalam sehari. Tak pernahkah hal itu terbersit dalam hatimu?
.
Mari sejenak merenung. Kenapa kita begitu sulit untuk hadir di masjid lima kali dalam sehari. Mungkin yang menjadi alasan pertama adalah anggapan bahwa jama’ah itu Sunnah muakkad. Nah, kadang kita terjebak pada kata definisi sunnah yaitu bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak apa-apa. Kedua adalah masih kotornya hati kita karena terlampau banyak dan sering dosa-dosa yang kita lakukan. Dosa itu seumpama titik hitam kecil di tengah kain putih. Maka, jika terus saja dilakukan, maka titik hitam itu bisa jadi menutupi seluruh kain putih dan membuatnya semakin susah dikembalikan menjadi putih untuk kedua kalinya. Semoga kita tidak termasuk golongan ini. Ketiga adalah anggapan bahwa ibadah itu nanti saja ketika tua dan bau tanah. Memang ada yang menjamin kehidupanmu sampai hari esok? Satu detik dari detik ketika kau menuliskan kata ini saja belum tentu kau ketahui. Ajal selalu menjadi rahasianya yang bukan berarti sebagai hamba-Nya, kita tidak melakukan sesuatu yang berguna dan mampu mengantarkan ke syurga-Nya. Justru karena syarat meninggal dunia tidak harus tua, maka selagi masih muda, badan kuat untuk beribadah, maka seharusnya semua itu kita maksimalkan untuk beribadah kepada-Nya.
Mungkin itu sedikit alasan kenapa kita begitu sulit untuk melangkah menuju masjid-masjid di sekitar kita tatkala adzan telah berkumandang tanda masuk waktu sholat fardhu. Saya kira masih banyak alasan yang lain. Semoga kita senantiasa diberi konsistensi untuk terus dapat melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

@muhamin25 | 3 Mei 2017

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)