Sebagai pengasuh di sebuah ma’had, seorang pemuda mengikuti rapat terkait penentuan siapa saja yang akan dimasukkan ke dalam daftar blacklist. Mereka akan diberikan surat pernyataan bahkan bila sampai tingkat parah, orang tuanya harus rela hadir menghadap Ketua Ma’had. Tetapi malam itu sang pemuda cukup galau. Bukan galau karena masih sendiri tetapi sebab tak punya data pasti tentang anak-anak asuhnya.
Sang pemuda memang baru diamanahi anak asuh sekitar 4 bulan lalu. Pemuda ini memang tipe orang yang tidak mudah mengenal wajah anak asuhnya. Selain itu, ia juga tak punya data valid terkait presensi jama’ah, ta’lim, catatan keamanan, dst. Nah, itulah yang membuatnya gala belum bisa menyetorkan nama malam itu. Akhirnya, ia pun jujur saja ketika ditanya di forum. Ia merasa lebih baik seperti itu daripada harus menyebut nama anak asuhnya tanpa rasa tanggung jawab. Meski pada akhirnya, anak asuhnya banyak diusulkan oleh ustadz yang lain, ia kini sadar bahwa mengenal wajah dan nama anak dengan