Kemarin lusa adalah hari terkahir
pengumpulan tugas matakuliah LM. Sang pemuda telah menjilidnya dengan rapi sejak
pagi tadi. Tetapi masalah baru hadir, dosen pengampu matakuliah LM sulit
dihubungi. Entah lewat whatsapp, sms, maupun telepon.
.
Sang pemuda mulai cemas, namun juga santai.
Ia putuskan untuk kembali ke ma’had untuk melanjutkan aktivitas lainnya. Menit
berganti dan tak terasa tibalah waktu berbuka puasa. Usai melaksanakan shalat
tarawih, sang pemuda membuka pesan whatsapp yang dikirimnya dua kali kepada
dosen pengampu mata kuliah LM. Beruntung ia mendapat jawaban yang
menggembirakan. Sang pemuda dapat mengumpulkan semua tugas esok hari di kantor
sang dosen.
.
Hari berikutnya, dikumpulkanlah tugas akhir
mata kuliah LM di meja kantor dosen yang dimaksud. Setelah itu, sang pemuda
langsung saja pulang sebab tugas lain sudah melambai-lambai untuk dikerjakan.
Satu hal yang ingin digarisbawahi oleh pemuda adalah bahwa menjadi apa pun itu,
kita harus menjadi orang yang komitmen. Artinya misalnya ketika sudah berjanji
untuk membalas pesan dari siapa pun, maka kita harus melakukannya. Tidak hanya
benar dalam perkataan, namun disertai tindakan nyata. Pemuda sedikit kesal
dengan dosen pengampu mata kuliah LM tersebut, namun dalam hati ia dapat
memaklumi, mungkin saja sang dosen sedang sibuk dengan urusan lain. Maka, coba
gunakan kacamata objek yang kita ajak bicara untuk lebih memahami lawan bicara,
daripada mengedepankan ego yang bisa jadi malah menyengsarakan diri sendiri.
Cobalah memahami orang lain terlebih dahulu sebelum kau meminta belas kasihan
orang lain untuk memahamimu.
.
@muhamin25 | 30 Mei 2017