Kembali Ke Atas
Beranda
Insight
Insight Baca Buku
Benarkah Umat Islam Kalah?
Muhammad Amin Muhammad Amin
Mei 09, 2021

Benarkah Umat Islam Kalah?

Baca buku hari ke-3

Progres : halaman 85 sampai 98

Nama : Muhammad Amin

Mulai : 7 Mei 2021

Target : minimal 5 halaman per hari

Judul : The Untold Islamic History

Tebal : viii + 252 halaman

Penulis : Edgar Hamas

Benarkah Umat Islam Kalah?

Satu pertanyaan yang menohok ketika membaca bab ini. Kamu tentu tahu perang Uhud. Perang yang banyak dikisahkan tentang kekalahan Rasulullah dan begitu banyak sahabat yang syahid di medan perang. Benarkah seperti itu?

Tulisan ini membuka lebar mata saya dan saya harap sidang pembaca semua, bahwa benar hal-hal di atas terjadi pada pasukan Islam pada perang Uhud. Namun, kita tidak kalah.

Ada beberapa hal yang tidak ketahui secara detail tentang perang Uhud. Ternyata saat itu, Abu Sufyan sebagai pimpinan perang mundur ke belakang dan tak berani mati di tengah kaum muslimin. Taktik Rasulullah untuk memanah musuh dari atas bukit berhasil pada awal pertempuran.

Karena ada seruan yang menyatakan bahwa Quraisy telah kalah karena Abu Sufyan mundur, beberapa orang menyarankan mengumpulkan harta rampasan perang. Nah, pemanah di atas bukit tergoda harta rampasan perang ini dan akhirnya turun. Tinggal Abdullah bin Jubair, pemimpin regu pemanah dan beberapa sahabat yang setia pada perintah Rasulullah.

Kesempatan ini digunakan Khalid, pemimpin pasukan berkuda Quraisy, yang sedari tadi tidak bergerak, mematung, memperhatikan apa yang terjadi di medan pertempuran. Ia arahkan pasukan kudanya ke arah kemah nabi yang hanya dijaga beberapa tentara. Kaum muslimin pontang panting. Berusaha melindungi Rasulullah karena Hamzah telah syahid. Rasulullah berhasil diselamatkan.

Ada beberapa poin penting yang menunjukkan bahwa muslim tidak kalah. Hal ini dijelaskan Dr. Thayyin An Najjar, seorang pakar sejarah Islam.

1. Ketika Abu Sufyan mundur dari medan perang, sesungguhnya kaum muslimin telah menang. Hanya saja Khalid bin Walid berhasil merangsek lewat belakang dan muslimin beroleh kerugian, bukan kekalahan. Kalah beda dengan rugi.

2. Target pasukan musyrikin ingin menghancurkan muslimin. Dalam kaidah perang dikatakan pemenang ketika mampu menghancurkan mental dan tanah air musuh. Nyatanya satu hari setelah pertempuran Uhud selesai, Rasulullah dan para sahabat kembali keluar dari Madinah, menyusul pasukan musyrikin, dan menyelesaikan perang. Muslimin tetap bangkit dan tidak kalah.

3. Tidak dikuasainya Madinah dan tidak ada pasukan muslimin yang tersandera. Adatnya, pemenang perang akan menyandera tentara musuh untuk dibunuh atau ditukar dengan imbalan uang. Kaum musyrikin langsung kembali ke Mekkah dan tidak menyandera satu pun pasukan muslimin. Abu Sufyan bahkan mengumpulkan 10 ribu pasukannya setelah pertempuran Uhud karena merasa belum benar-benar menang melawan pasukan muslimin.

Itulah tiga kenyataan Uhud yang barangkali baru kita ketahui. Pada akhir bab ini disebutkan betapa kokohnya pasukan muslimin meskipun digempur pasukan mana pun, tidak pernah pantang mundur. Satu pernyataan kaisar China yang mengejutkan Raja Persia yang meminta bantuannya tentang pasukan muslimin, “Kami tidak akan bisa memerangi kaum yang lebih mencintai kematian daripada kehidupan!”

Begitulah perjuangan pasukan muslimin. Senantiasa bersikukuh dan kokoh dalam bersikap. Semoga kita mampu menggali dan meneladani sikap ksatria para syuhada dan sahabat nabi.

#BacaBukuSetiapHari

#BBSH

#BBSHday3

#bacabukubymuhammadamin

Penulis blog

Muhammad Amin
Muhammad Amin
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung, penulis, pemerhati pendidikan dan bahasa, siniar, IT enthusiat

Terima kasih sudah berkunjung. :)