Pagi ini, 26 Januari 2014.
Seperti biasanya, kalau aku sedang liburan di Bojonegoro, sudah tentu aku akan
menghadiri pengajian Ahad Pagi Masyarakat Madani. Pengajian ini dilaksanakan
rutin setiap ahad pagi oleh Muhammadiyah Bojonegoro yang bertempat di Masjid
At-Taqwa. Pengajian ini berlangsung dari pukul 06.00 pagi sampai pukul 07.00.
Minggu ini, minggu terakhir sebelum Selasa lusa aku kembali ke Malang untuk menuntut
ilmu lagi. Pagi ini penceramah adalah Ust. Khusnul Fathoni. Ceramah pagi ini
bertemakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Hari-hari ini, maulid Nabi di masyarakat
kita sudah dijadikan ajang kesyirikan. Kita perhatikan grebek maulid yang
diadakan di Solo dan sekitarnya dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Kita
tahu, grebek tidak diajarkan oleh Rasulullah sehingga seharusnya kita tidak
mengikutinya. Karena setiap yang bid’ah adalah tertolak. Hal ini tak lepas dari
peran aktif elit politik yang juga tidak mau meluruskan dan dengan mudah
memberikan izin bahkan mensupport dengan dana yang cukup menggiurkan.
Ada satu statement yang perlu kita
luruskan. Yang kita ketahui, 12 Rabiul Awal tahun gajah adalah kelahiran NABI
Muhammad. Padahal, sesungguhnya yang benar adalah pada hari itu telah lahir
Muhammad. Karena pada saat lahir, Muhammad belum menjadi Nabi. Beliau baru
diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun dengan menerima wahyu pertama di Gua
Hira, dan hal itu bertepatan dengan 17 Ramadhan. Istilah maulid sebenarnya
berarti tempat kelahiran karena maulid adalah isim makan (kata tempat). Istilah
yang benar untuk Maulid Nabi adalah Maulid Nabawy sebagaimana dicetuskan oleh Muhammad
Ja’far Al Barzanji An Nabawy. Sepatutnya, dalam momen Maulid Nabawy kita tidak
sebatas hanya seremonial belaka. Bila seperti itu, maka momen Maulid Nabawy
akan tetap saja dan tidak membawa pengaruh positif dan dampak yang baik serta
tidak ada sesuatu yang didapatkan dari momen berharga dan bersejarah tersebut. Dari
katanya saja, PERINGATAN. Kita sudah dapat menangkap makna yang begitu jelas
dari kata ini, yaitu hal ini dimaksudkan memunculkan memori atau sebagai pengingat
bagi orang-orang tentang peningkatan iman.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia
membawa 3 misi besar, yaitu
1. Misi kalimatul wahdah.
Istilah ini dipopulerkan oleh Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah. Misi ini menjadi misi
sentral dan misi seragam yang yang dibawa oleh semua rasul (termasuk rasul
sebelum Muhammad). Istilah ini sering diartikan dengan kalimat Laa Ilaaha
Illallah. Kalimat ini merupakan mitsaaqan
gholiidzo. Mitsaaqan Gholiidzo disini ada beberapa aspek, salah satunya
adalah perjanjian antara Allah dan RasulNya. Sehingga sebagai implikasinya,
kita sendiri sebagai umat Islam jangan sampai merusak iman kita sendiri. Mitsaaqan
gholiidzo Mitsaaqan gholiidzo yang kedua adalah perjanjian antara Allah
dengan Bani Bani Israil di Bukit Tur Sina. Dan yang ketiga adalah perjanjian
pernikahan. Ketika kita ingin memuji manusia. Dahuluilah dengan memuji Allah
terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keimanan dalam dada kita
agar tetap kokoh dan kuat. Masyarakat sekarang ini sedang dibanjiri dengan
kemusyrikan yang dibingkai dengan indah dalam perayaan PHBI. Bencana tak
henti-hentinya yang menimpa bangsa ini salah satu penyebabnya adalah karena
negeri ini sudah penuh dengan berbagai praktek kemusyrikan, termasuk yang
paling kecil adalah percaya dengan ramalan bintang. Hal lainnya yang masih ada
hubungannya dengan hal ini adalah melestarikan mistik seperti suara burung, kupu-kupu,
tafsir mimpi lewat primbon. Kita harus menjauhi hal-hal sedemikian agar kita
tidak dengan mudah masuk dalam kesyirikan.
2. Ajaran kemanusiaan. Ajaran ini
yang pertama kali dikenalkan oleh Rasulullah SAW adalah mengentas nilai-nilai
kejahiliyahan. Contoh budaya jahiliyah adalah budaya membunuh anak perempuan.
Karena Nabi tahu bahwa perempuan harus terus hidup demi kelanjutan keturunan.
Kiranya kita perlu membaca bukunilai-nilai wanita karangan Kholil. Yang kita
tahu kalau kita mendengar jahiliyah adalah masyarakat Arab dan timur tengah,
tempat dimana Nabi Muhammad dilahirkan, padahal sesungguhnya, kejahiliyahan
terjadi di seluruh dunia. Hal ini disebabkan vakumnya atau tiadanya nabi selama
7 abad. Ajaran kemanusiaan lainnya yang diajarkan Rasulullah adalah mengentas
praktek perbudakan di dunia. Kita perhatikan di Inggris kala itu adalah salah
satu negara biadab. Dengan enaknya, Inggris menjajah 36 negara Islam, belum
lagi negara non-muslim. Belanda pun sama. Islam datang untuk menghentikan itu
semua. Islam datang sebagai rahmatan lil ‘aalamin (rahmat bagi seluruh
alam). Rasul mengangkat harkat martabat wanita
seperti beberapa sabdanya, “Syurga berada di bawah telapak kaki ibu”, “Seorang
sahabat bertanya, “Siapakah yang harus aku muliakan Ya Rasul?” Rasul bersabda, “Ibumu,
Ibumu, Ibumu lalu Ayahmu”, “Siapa yang sukses mendidik anak perempuannya, maka
orang tuanya akan masuk syurga”. Beliau juga mengajarkan salam. Salam disini
tidak sebatas do’a, tetapi lebih dari itu, esensi salam harus disertai dengan
tindakan tidak membahayakan orang lain. Tentu kita ingat hadits Rasul yang
berbunyi, “Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan lidahnya tidak
membahayakn orang lain”. Unsur lainnya adalah memberi makan orang yang sedang
dilanda kelaparan, “Tidak dikatakan beriman seseorang, apabila pada malam hari ia
tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya tidak dapat tidur sebab
kelaparan dan ia mengetahui hal itu”. Tak apalah, kita punya yang namanya
kulkas di rumah kita. Tetapi, terkadang kita salah dalam hal pemakaiannya.
Kulkas seharusnya digunakan untuk menyimpan bahan mentah agar tidak membusuk
dalam beberapa hari, bukan digunakan untuk menimbun makanan yang tidak kita
makan dalam satu hari misalnya. Alangkah lebih baik, jika kita mau
menyumbangkan makanan berlebih kepada tetangga atau orang lain yang lebih
membutuhkan makanan tersebut, daripada mubadzir. “Sesungguhnya mubadzir adalah
menjadikan kita teman syetan yang durhaka, dan syetan adalah kafir terhadap
Tuhannya.” Dengan memberikan makanan berlebih kepada yang lebih membutuhkan,
sesungguhnya kita sedang menyiapkan kulkas akhirat yang pahalanya akan kita
petik di kemudian hari.
Kita perhatikan sabda Nabi yang lain “Barangsiapa
yang bangun subuh dan tidak ada niat untuk merugikan orang, maka dosanya
diampuni. Dan apabila seseorang bangun subuh berniat untuk menolong orang lain
yang membutuhkan maka ia seperti mendapatkan pahala haji”.
3. Misi ketiga adalah
menyempurnakan akhlaq. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq”.
Karena maksud Rasul datang adalah menyempurnakan akhlaq yang dibawa oleh Rasul
sebelumnya. Akhlaq dalam agama Islam menyempurnakan ajaran Islam (syari’ah, mu’amalah,
ibadah, dan aqidah). “Iman itu berakhlaq baik”. “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan RasulNya, hendaknya ia berkata baik atau diam”. Dalam ibadah,
sholat dikatakan sah apabila syarat dan rukunnya terpenuhi. Sholat dikatakan sempurna
bila disertai dengan akhlaq mulia dan sholat diterima bila nilai-nilai sholat
diaplikasikan dalam kehidupan. Di dalam sholat, kita mengenal istilah tuma’ninah.
Tuma’ninah disini masuk dalam unsur akhlaq. Dalam syari’ah, ketika kita
menyembelih binatang kurban, kita diharuskan untuk menggunakan pisau yang tajam
agar tidak menyiksa binatang yang disembelih. Nah, penggunaan pisau tajam ini
masuk dalam ranah akhlaq.