Usia kampus UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang memang bisa dikatakan masih terbilang muda. Belum genap 10 tahun, kampus
ini sudah dengan cepat melejit bak roket luar angkasa melakukan perbaikan,
pembaharuan, perencanaan disana-sini demi tercapainya kampus islam yang
mendunia. Beberapa saat lalu, kampus ini menyandang predikat WCU (World
Class University) bersanding dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menjadi kampus dengan level internasional tentunya menjadi sebuah kebanggan
sekaligus tantangan baru bagi kampus kita tercinta. Di satu sisi, kita patut
berbangga dengan segudang prestasi yang dimiliki civitas akademika, namun di
sisi lain, kita tak memungkiri adanya tantangan yang harus dihadapi dengan
senantiasa meningkatkan kualitas kampus maupun civitas akademikanya.
Berbicara masalah kualitas, mahasiswa kampus ini seyogyanya menjadi
contoh bagi kaum cerdas dunia dalam hal menimba berbagai ilmu, melakukan
penelitian-penelitian ilmiah dan tak lupa mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Untuk mencapai itu semua, tentu bukan satu hal yang mudah. Diperlukan kerjasama
dari semua pihak seperti dosen, staf dan karyawan kampus yang harus repot untuk
menunjang terbentuknya sebuah lingkungan yang layak dikatakan sebagai kiblat
ilmu pengetahuan. Mahasiswa dalam negeri ditantang untuk dapat bersaing dengan
mahasiswa lainnya, terutama dengan mahasiswa luar negeri yang bisa jadi pada
tahun mendatang akan berjubel masuk kampus islam berlebel internasional ini.
Dengan datangnya mahasiswa dari berbagai kalangan dan latar belakang, mahasiswa
mampu belajar berbagai hal, saling berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai
berbagai hal untuk meningkatkan kualitas mereka.
Di sisi lain, kemampuan bahasa arab dan bahasa inggris menjadi hal
penting yang mesti dikuasai oleh mahasiswa. Kedua bahasa ini menjadi hal yang
sudah seharusnya dikuasai oleh mahasiswa UIN Maliki Malang masa kini dan akan
datang demi lancarnya komunikasi dengan berbagai kalangan, khususnya mahasiswa
dan dosen luar negeri. Sudah tidak zamannya lagi mahasiswa malu untuk membaca
dan menelaah buku-buku berbahasa asing, karena dengan membaca buku-buku
berbahasa asing, tentunya cakrawala pemikiran kita menjadi luas dan mengglobal.
Di samping dua hal di atas, efek lain dari masuknya warga negara asing
ke kampus kita adalah munculnya berbagai budaya asing yang tentunya kita harus
pintar-pintar mengambil sisi positifnya. Di lain hal, sebagai warga negara
Indonesia yang baik, sudah saatnya kita memperkenalkan berbagai budaya yang ada
di dalam keanekaragaman suku dan bahasa kepada
warga negara asing. Kita sepatutnya berani untuk menjadikan kebudayaan bangsa
kita menjadi kebudayaan yang dikenal masyarakat dunia atau bahkan dicontoh dan
meninggalkan kesan dan apresiasi apik pada masyarakat internasional. Akhirnya,
mari kita selalu tingkatkan kualitas diri melalui berbagai hal positif,
menguasai bahasa asing dan juga mau mensyiarkan budaya bangsa yang hari-hari
ini semakin pudar saja menuju kampus Islam internasional mengungguli
universitas Islam yang ada di dunia ini. Mari satukan langkah dan tekad
menjadikan kampus kita kampus Islam nomor satu di dunia internasional.
MUHAMMAD AMIN
MUHAMMAD AMIN