Semalam aku datang dari rantau.
Sesungguhnya baru dua minggu yang lalu aku pulang ke kampong halaman, tetapi
sebab SIM yang harus diperpanjang akhirnya aku harus pulang lagi. Sampai di
rumah aku terlibat percakapan cukup serius dengan ayah dan ibu.
.
Kau pasti bisa menebaknya. Apalagi kalau
bukan masalah pernikahan. Nikah tak pernah tidak mengasyikkan untuk
diperbincangkan. Momen sakralnya yang diharapkan hanya terjadi satu kali seumur
hidup membuatnya begitu istimewa. Satu tahapan kehidupan yang bisa
menyempurnakan setengah agama. Seperti biasa, lagi-lagi pertanyaan,
“Gimana, sudah punya incaran?” tanya ibuku.
Waduh, susah ini menjawabnya.
“Ya, kalau incaran sih sudah ada buk”
jawabku cepat.
“Lha iya, segera diikat tho, nanti kesalip
orang lain lagi”
“Ya, doanya saja bu. Semoga dimudahkan
untuk tahap yang lebih serius”
“Semoga ya le”
"Aamiin buk"
Lalu percakapan bergulir dengan cerita yang
tak pernah bosan kudengar. Kisah-kisah tentang perjumpaan ayah dan ibuku dahulu.
Sampai akhirnya memutuskan untuk membangun kehidupan rumah tangga bersama.
.
Mencintai memang menjadi fithrah setiap
manusia. Namun, bagaimana mewujudkan cinta itu, agama telah mengaturnya
sedemikian rupa dan begitu rapi. Ketentuan yang ada sesungguhnya untuk kebaikan
hamba-Nya dan tak ada satu pun yang ingin mencelakakan hamba-Nya. Salah satu
wujud ketentuan itu adalah menikah. Satu kata yang begitu dirindukan oleh siapa
saja yang belum menjalankannya. Ia adalah Sunnah nabi Muhammad SAW. Persiapan
menuju momen tersebut menjadi keharusan bagi mereka yang ingin menggapai
kehidupan rumah tangga bahagia dunia dan akhirat.
.
Aku hanya berharap semoga impian menikah
tahun depan mendapat restu dari ayah dan ibu. Aku tidak mau gegabah atau
tergesa-gesa. Akan aku selesaikan dahulu kuliah magister ini sambil terus
mendalami ilmu seputar pernikahan dan rumah tangga. Tak lupa aspek ekonomi,
kesehatan dsb juga terus aku pelajari dan perbaiki. Aku harus terus memancang
visi dan misi yang jelas ke depan. Bekerja untuk kebahagiaanku juga kebahagiaan
calon istriku kelak. Sebagai hamba kita hanya harus terus berusaha sekuat
tenaga sampai ketetapan-Nya yang indah hadir menjadi nyata di depan mata.
Semoga segala usaha ini senantiasa diridhoi oleh-Nya.
.
@muhamin25 | 29 April 2017