Berapa banyak orang yang menekuni pekerjaan
yang tidak sesuai dengan kemauannya? Berapa banyak lagi dari mereka yang
akhirnya terjebak di dalamnya dan tidak mau cepat-cepat belajar dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru?
Mungkin itu yang dirasakan beberapa kawan
di pascasarjana. Kasusnya mereka masuk kuliah S2 yang lintas jurusan.
Seharusnya ketika tahu memang mau mengambil lintas jurusan maka sudah harus
menguasai paling tidak hal-hal mendasar mengenai yang akan dipilihnya. Tetapi
beberapa dari mereka sepertinya belum seberapa siap untuk benar-benar masuk dan
menekuni jurusan yang benar-benar baru.
Saya sepakat dengan Prof. Nangkula Utaberta,
seorang profesor muda bidang arsitektur Islam di Malaysia bahwa untuk lulus
kuliah lebih cepat diperlukan start yang lebih awal. Nah, salah satunya adalah
dengan mempelajari apa-apa yang akan dipelajari nantinya ketika kuliah sudah
berlangsung. Minimal hal-hal mendasar sehingga tidak menyulitkan dalam proses
kuliah.
Jangan salahkan siapa pun ketika kamu
mengalami kesulitan dan terus saja mengeluh sepanjang kuliah berlangsung,
salahkan saja diri sendiri, kenapa tidak dari dahulu mempersiapkan dengan
matang. Kamu asal pilih ya? Sudah S2 masih tidak serius? Masih kamu anggap
seperti jenjang sarjana? Hey, kemana aja bro. Memilih jurusan yang berbeda di
jenjang magister tentunya menimbulkan konsekuensi yang harus diambil dan dijalani.
Sudah memikirkan sampai kesana? Pascasarjana bagi saya menjadi pilihan bagi
mereka yang benar-benar ingin serius mendalami sebuah keilmuan, tidak ada unsur
main-main. Kalau mau main-main mending cari kerja saja, gak usah susah-susah
kuliah S2, atau cari saja jurusan yang linier dengan jenjang sarjana.
Setidaknya lebih memudahkan dirimu untuk mengikuti proses perkuliahan dan saya
yakin bisa lulus tepat waktu atau lebih cepat.
Saya cukup heran dengan mereka yang meratapi
nasib kesana-kemari setelah masuk pascasarjana. Kenapa bingungnya sekarang?
Seharusnya sejak dari sebelum masuk dong. Kalau sudah kadung masuk ya sudah
dalami saja. Ibarat tercebur ke dalam air, ya sekalian basah kuyup. Tulisan ini
menjadi refleksi diri sendiri yang melihat teman-teman seperjuangan yang merasa
kesulitan ketika mengikuti proses perkuliahan. Memang saya sendiri tidak bisa
banyak membantu, tetapi saya rasa kesadaran diri mereka sebagai konsekuensi
pilihan sendiri segera muncul ke permukaan sehingga mereka tidak sungkan untuk
bertanya, belajar lebih giat dan lebih cepat agar tidak tertinggal dengan yang
lainnya. Semangat.
Salam inspiratif
M. Amin | 10 April 2017