Jujur aku benci rasa ini. Rindu tak
berkesudahan pada seseorang yang aku sendiri tak pernah tahu siapa dia. Kerinduan
akan pertemuan dengannya membuat hati terasa pilu. Serasa teriris sembilu. Sudah
lama aku menunggu akan hadirnya impian menjadi nyata, tetapi harapanku hilang tatkala
realita tak lagi sejalan dengan selaras dengan harapan dalam dada.
Pernah jatuh cinta memang satu hal yang
wajar. Tetapi sikapku tak lagi biasa seperti dahulu. Semakin bertambah usia
seharusnya juga semakin dewasa dalam menyikapi berbagai masalah kehidupan, tak
terkecuali cinta. Namun, tampaknya diri ini seakan menjadi anak kecil yang tak
tahu menahu bila dihadapkan padanya. Berbagai pengetahuan yang didapat belum
cukup mampu menerjemahkan rasa cinta sebagaimana mestinya. Tetapi, kemauan
untuk belajar harus terus ada guna memperbaiki diri di masa-masa selanjutnya.
Duhai hati, bersabarlah sejenak. Ingat
bahwa kita belum saatnya bertemu. Rencana-Nya terlampau indah bila disandingkan
dengan impian hamba-Nya yang lemah. Ketetapan-Nya bisa mengguncangkan segala
ragu, keyakinan pada-Nya menentramkan jiwa. Tidakkah kau merasakannya?
Semoga kita tidak tergolong hamba-Nya yang
panjang angan tetapi minim usaha. Sebaliknya, harapan kita adalah masuk dalam
kelompok orang-orang yang terus merayu pada-Nya dengan tiada henti berusaha
memantaskan diri untuk menjemput impian yang telah menunggu di seberang sana.
Seberapa besar usahamu, maka sebesar itulah yang akan kau dapatkan.
M. Amin | 10 April 2017